Wednesday, August 18, 2010

RUMPI

Sore-sore, sambil minum teh dan makan sepiring kue, akan lebih afdol dan mengasyikkan bila dilakukan bersama teman-teman satu genk dan sambil merumpi. Biasanya cewek-cewek nggak pernah ketinggalan momen seru seperti ini, atau sebisa mungkin nggak melewatkannya karena akan banyak "informasi" yang bisa didapat dari sana. Dan karena begitu banyaknya "informasi" yang bisa diperoleh dari hasil merumpi itu, makanya kita perlu melakukan filterisasi terhadap apa yang menjadi topik dalam perbincangan tersebut.

Sayangnya kebanyakan orang (terutama tetangga dekat rumah saya) menggunakan kesempatan kumpul-kumpul itu sebagai wadah untuk saling bertukar info tentang kejelekkan atau sesuatu hal dari orang lain yang tampak negatif namun belum 100% terbukti kebenarannya aka GOSIP! Ya, mereka suka sekali bergosip ria. Yang namanya siang hari, bisa mereka gunakan untuk saling berkunjung ke rumah-rumah hanya untuk berceloteh tentang hal yang mereka sendiri tidak pernah tahu yang sesungguhnya. Setelah puas, barulah mereka kembali ke rumah masing-masing untuk meneruskan pekerjaan rumah tangganya.

Sebenarnya untuk apa, sih, mereka ngomongin hal-hal buruk tentang orang? Kenapa, sih, mereka kepo sekali dengan urusan orang lain?

Daripada mengurusi masalah orang lain yang Anda belum tentu paham benar, alangkah baiknya jika Anda mulai membenahi diri sendiri. Lihatlah, apakah Anda sudah menjadi orang yang paling benar? Buat saya membicarakan orang lain bukanlah suatu masalah besar, dengan catatan ada batasan-batasan tersendiri pada pendapat secara subjektif supaya tidak menjurus ke arah yang negatif. Toh, siapa sih yang nggak mau dibicarakan mengenai kesuksesan karirnya? Atau mungkin dibicarakan oleh banyak orang karena kebaikan hatinya?

Yang jelas, di bulan puasa ini, yuk saling mengingatkan sesama untuk membatasi membicarakan kejelekkan orang. Hidup manusia dan mata uang adalah sama, dua sisi. Ada baik dan buruk. Jadi, sebelum Anda dibicarakan, lebih baik jangan membicarakan orang lain.


= tulisan ini dibuat untuk Anda semua dan juga saya =

Friday, August 13, 2010

Royal Pirates

Hiyaaaaa~ xD kembali lagi dengan saya, Clara yang suka berheboh ria dengan fan girling yang tak penting nan heboh. Kali ini target saya adalah para dongsaeng (adik) dari sebuah band yang masih indie di Korea sana (setau saya, sih :P) bernama Royal Pirates! Berdiri di atas 3 personil saja, Kim Moon Chul, Kim Soo Yoon, dan James Lee, mereka telah mengeluarkan beberapa single serta beberapa lagu hits (seperti Sorry Sorry - Suju, Tell Me Your Wish - SNSD, Nobody - Wonder Girls, dan masih banyak lagi) yang sudah mereka aransemen ulang. Rata-rata mereka lahir di tahun 1989 dan 1988. Dan, menurut sumber-sumber yang ada, nih, katanya sih salah satu personil mereka ada yang meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Almarhum Richard adalah kakak dari Kim Moon Chul yang mengisi posisi sebagai bassist dalam band tersebut. Band ini beraliran rock, jadi bagi pecinta musik yang cukup keras ini, agaknya wajib melirik karya-karya dari Royal Pirates.

Pertama kali saya mengenal band ini karena teman saya. Dia yang memberitahu saya kalau ada sebuah band yang selalu mengaransemen ulang setiap ada lagu yang meledak di Korea sana. Ya, salah satunya Nobody itu. Nah, karyanya bisa langsung di klik play saja di video bawah ini.



Sementara itu, salah satu single yang sudah dibuat MV-nya berjudul Dissapear. Dan inilah MV mereka yang menurut saya kerennnnn~ banget >____< kyaaaaa



Tell me that this is my mistake and you're not
Telling me that this is the end, no I hope not
And you are burning me inside
Things that I've never meant to say I told you
Things that you wanted me to say, I never did
And this is burning me inside

I'll try to leave this behind
I'll try to leave you afar

Would you disappear
To where you've never been before
I just can't let you be here no more
And I'm not stopping you here
So just disappear

Taken me down and let me drown
I should've taken you down with me
And all the things we share
Lets just burn it all in sight

I'll try to leave this behind
I'll try to leave you afar

Would you disappear
To where you've never been before
I just can't let you be here no more
And I'm not stopping you here
So just disappear

Would you disappear
To where you've never been before
I just can't let you be here no more
And I'm not stopping you here

Would you disappear
To where you've never been before
I just can't let you be here no more
And I'm not stopping you here
So just disappear


ROYAL PIRATES


gambar diambil dari sini


Berikut adalah (dari kiri ke kanan) Kim Soo Yoon, Kim Moon Chul, dan James Lee. Ayo, dipilih-dipilih mau yang mana. Kalau saya mau si Moon Chul dan James saja :P *kalap mode on*

Dan ini ada myspace mereka bagi yang berminat "kenalan" lebih jauh dengan band ini : http://www.myspace.com/royalpirates

Thursday, August 12, 2010

Santapan


Hari Sabtu, 7 Agustus 2010
Bersama Berlian datang ke Teras Kota, BSD dan mencicipi makanan nikmat ini :)
=satu set onigiri, satu set tuna maki dan satu set california maki=



PS: Maaf, hanya postingan tak penting xD


Sunday, August 1, 2010

Tempat Yang Seharusnya

Halooo, berjumpa lagi dengan saya, Clara. Hakakaka~ setelah sekian lama tidak memposting, akhirnya saya kembali berhadapan dengan lembaran kosong di new post. Dan, kali ini saya hanya ingin memuntahkan uneg-uneg yang kerap kali menghantui saya belakangan, baik yang masuk ke dalam topik pembicaraan diantara beberapa kawan, maupun yang hanya melalui media.
Apakah itu?

Semua diawali ketika perbincangan dengan teman kantor disela-sela menunggu materi kerjaan. Sambil menikmati secangkir kopi dan semilir angin subuh, komunikasi kami mulai masuk ke topik mengenai kecelakaan dan yang paling dekat hubungannya dengan hal itu, Rumah Sakit.

Sebenarnya, apa sih fungsi Rumah Sakit? Bukankah seharusnya tempat itu menjadi sebuah mediasi penyembuhan bagi orang-orang tak berdaya yang membutuhkan penanganan? Kenyataannya (di Jakarta khususnya) berkata lain. Saya tak melihat fungsi sebenarnya dari tempat yang katanya berdiri di atas visi untuk menyelamatkan nyawa manusia itu. Sudah terbukti bahwa kebanyakan Rumah Sakit yang ada hanya dibangun dalam rangka menambah jumlah bangunan di Jakarta sekaligus menjadi lubang untuk mengeruk materi sebanyak mungkin. Dan, menurut saya, Rumah Sakit tak kalah seperti pemerintah dalam menyiksa rakyat yang tidak memiliki kelebihan dalam hal materi.

Apa saya hanya asal mengeluarkan pendapat secara subjektif?
Tidak. Penuturan orang yang kecewa dengan pelayanan sebuah Rumah Sakit sudah banyak saya dengar. Dan, kalau terus begitu, lebih baik gusur saja Rumah Sakit-Rumah Sakit yang mengkambinghitamkan nilai sosial hanya untuk menutupi keinginan mendapat uang lebih banyak.

Teman saya pernah punya pengalaman. Dia dan beberapa kawannya sedang mengendarai mobil menuju sebuah tempat (saya lupa tujuannya). Disebabkan oleh kelalaian atau apa, tiba-tiba mobil oleng dan terjadilah kecelakaan itu. Salah satu kawannya mendapat luka paling parah dan segera dilarikan ke Rumah Sakit. Dengan kepanikan luar biasa, mereka pun membawa korban ke UGD yang katanya adalah Unit Gawat Darurat--dimana pertolongan pertama SEHARUSNYA diberikan kepada pesakit. Tapi yang ada, teman mereka yang bahkan banyak mengeluarkan darah di bagian kepalanya, tidak digubris sama sekali. Dokter jaga dan perawat hanya mondar-mandir, (sok) sibuk mengurus yang lain. Entah apa. Salah satu perawat hanya bilang, "Harus mengurus BIAYA administrasinya dulu."

Ya Tuhan..., orang yang sedang terkapar dengan darah terus mengucur dan sedang bertaruh akan nyawanya, hanya didiamkan begitu saja seolah-olah orang itu cuma terserang demam! Inikah fungsi Rumah Sakit yang katanya ada untuk menyelamatkan nyawa manusia??

Tak ada pilihan lain. Meski tak punya uang cukup, tapi karena rasa sayang pada temannya, mereka pun mengumpulkan sejumlah uang yang ada di kantong mereka. Setidaknya sebagai jaminan bahwa akan ADA YANG MEMBAYAR SI KORBAN nantinya. Setelah DP (duhhh, dikira beli mobil apa??) pun baru si korban mendapat penanganan.

Lain halnya dengan penuturan teman saya mengenai almarhum ayahnya yang mengalami kecelakaan cukup parah di daerah Bintaro. Cukup parah. Mungkin sudah ada diantara hidup dan mati. Tapi, pihak Rumah Sakit tempatnya dibawa hanya menyuruh korban untuk stay di ruang rawat biasa. Sampai teman saya harus tarik otot, "Pasien ini lukanya parah, dok!" Barulah korban mendapat pertolongan di ICU. Itu punnnnn, hanya bermodal infus dan selang-selang yang entah untuk apa. Tak ada operasi. Tak ada penanganan lebih lanjut. Hingga akhirnya nyawanya tak lagi bisa ditolong.

Belum lagi sekarang ada kerabat orangtua saya yang masuk Rumah Sakit karena penyakit demam berdarah. Dia bukan orang yang berkecukupan. Hanya seorang hansip di perumahan. Bisa dikira-kira bagaimana kondisi keuangannya. Dan dia harus membayar uang Rumah Sakit sebesar 1 juta PER HARI. Demam berdarah, paling tidak membutuhkan waktu hingga 1 minggu. Darimana dia bisa mendapat uang 7 juta hanya untuk pengobatan, sementara setiap harinya harus pontang-panting mencari uang untuk menyekolahkan anaknya??

Saya benar-benar prihatin dengan kondisi Rumah Sakit saat ini. Miris benar dengan keberadaan mereka. Untuk apa? Hanya untuk menyelamatkan nyawa orang-orang berduit sajakah? Yah, jaman sekarang memang, istilahnya nyawa bisa diperjualbelikan dengan uang. Dan itu sangat ironis sekali.

Saya tak ingin menyinggung pihak mana pun.
Bagi saya, fungsi Rumah Sakit dan kawan-kawannya sudah mulai bergeser. Saya benci melihat kenyataan itu. Tapi bisa apa? Saya juga bukan dokter, tak bisa menyembuhkan orang sakit. Saya juga bukan Tuhan, yang sekali sentuh, apa pun perkataan-Nya bisa terjadi. Saya hanya berharap kondisi Rumah Sakit bisa diperbaiki. Sesuaikan dengan visi dan misi seharusnya. Tak hanya menambah jumlah bangunan Rumah Sakit, seperti yang sekarang sedang dikerjakan di dekat rumah saya. Ada dua Rumah Sakit yang sedang dalam proses pembangunan. Lantas untuk apa? Semoga jawabannya bukan untuk materi.

Mengingat soal Rumah Sakit dan kawan-kawannya, saya lantas teringat dengan drama Jepang berjudul Code Blue. Tak hanya dokter, bahkan perawat, semuanya menjalankan tugas memang khusus untuk nilai kemanusiaan. Dan mereka sangat menjujung tinggi hal itu. Adakah hal yang seperti itu di Indonesia? Saya harap akan ada yang mengangguk. Paling tidak satu diantara ribuan.