Tau arti kehilangan? Tentu saja menyakitkan, tapi ini tidak hanya menyakitkan. Tapi sungguh menyakitkan, rasanya ada sesuatu yang mengisi batu-batu berat ke dalam dasar hati yang empuk. Bahkan tidak lagi terasa perih seperti luka yang tersiram asam cuka. Lebih sakit dari semua itu.
Ini bukan kehilangan secara nyata, untuk selama-lamanya saya yakin, namun dia tidak berada jauh, justru dekat sekali dengan saya.
Kehilangan yang seperti ini jauh lebih menyakitkan.
Dia ada, berbicara pada saya, namun semuanya dengan keadaan yang berbeda. Dia seperti orang asing yang baru 1 menit lalu berkenalan, atau seperti kawan biasa yang tidak terlalu dekat dan jarang mengobrol, padahal dia pun dulu mengatakan bahwa kami adalah sahabat! Dan kenyataannya, hubungan yang kata orang paling berharga itu pun telah berubah.
Saya salah. Saya tau. Tapi apakah sahabat akan pergi di saat tau kesalahan sahabatnya? Apakah dia juga merasa yang paling benar dengan melanggar semua janji yang dia buat pada saya, dan bahkan beberapa kali tidak berkata jujur?
Saya berusaha merelakan karena saya tau saya bukanlah orang baik yang bisa memberikan sahabat saya kesenangan yang dia mau dan sama dengannya. Saya tau dia telah menemukan dimana sumber kesenangannya itu. Di diri orang lain. Bukan saya.
Dan pasti, berapa kali pun saya minta maaf, tidak akan mungkin bisa mengubah keadaan yang sudah tejadi, kertas berisi kenangan memori kami itu sudah terbakar hangus dan tidak akan mungkin bisa kembali seperti sedia kala. Semuanya hilang, bahkan abunya pun ikut terhembus bersama angin waktu yang tak bisa membawa kembali semua memoar itu. Dan bagi saya, dia sudah pergi.
Tapi saya tau, dia adalah sosok yang mampu membentuk siapa saya, yang sekedar tanah liat yang bau dan kotor hingga terbentuk sebagai sebuah vas bunga yang cantik dan bermanfaat bagi orang lain. Saya paham. Bahwa dia akan selalu menjadi sahabat di hati saya, meskipun dia pergi dengan kesenangannya sendiri.
Dia pergi.
Dan saya melepasnya.
Tapi, terima kasih untuk pernah berada di samping saya, untuk pernah mencipta saya, untuk pernah berbuat baik dan yang paling penting, untuk pernah bersedia menjadi sahabat dari si vas rapuh ini.