by : Clara
Belakangan lagi nggak kekontrol. Pengin melakukan sesuatu yang benar, ujung-ujungnya malah salah. Kayaknya otak kanan dan kiri lagi bertukar tempat dan fungsi, mungkin. Entahlah. Tapi ada satu yang masih bisa dibenarkan. Laporan acara Kompas Gramedia Fair yang baru saja berakhir di hari Minggu kemarin, 28 Februari 2010.
Setiap tahunnya, istora senayan atau JCC pasti kebanjiran pengunjung karena diadakannya acara "fair-fair" macam Book Fair, Furniture Fair, Baby Fair atau Komputer Fair (maaf kalo agak maksa). Saya pribadi lebih sering menghadiri acara Book Fair ketimbang acara yang lain. Terutama Furniture Fair yang sama sekali belum pernah ikutan. Maklum, nggak ada niatan mengganti furniture lama yang masih betah memenuhi ruang rumah orangtua saya.
Di bulan kedua, tahun 2010 ini, Book Fair kembali muncul. Tapi, sepertinya berbeda dengan Book Fair lainnya. Kali ini lebih fokus pada Kompas yang merupakan anak dari Gramedia sendiri. Dengan menggandeng anak-anak Gramedia yang lain, acara ini tidak hanya fokus pada pameran buku yang tentunya juga menawarkan diskon. Salah duanya adalah acara lomba paduan suara tingkat TK dan SD serta acara walk in interview yang bertujuan untuk memberi separuh tiket emas untuk para pengangguran yang mau bekerja di Gramedia. Namun, ada juga beberapa acara seperti workshop wirausaha, workshop kecantikan, serta dongeng untuk anak-anak.
Acara ini diadakan selama sepekan. Tapi, saya hanya datang dua kali.
Pertama di hari Jumat. Hari yang kebetulan bertepatan dengan Maulid Nabi Muhamad itu, ternyata cukup ramai dipadati orang. Terutama para pelamar yang mau interview dengan perusahaan besar tersebut. Salah satu yang ikut memadati antrian itu adalah saya. Acara interview itu sendiri katanya dibuka pukul 9 pagi hingga pukul 2 siang, tapi ternyata belum jam 9 saja peminatnya sudah membludak seperti mau antri mengambil sembako. Mungkin, kira-kira sudah ada 60-an orang DI JAM 9! Nggak tau deh yang dapet nomor 1 itu dateng jam berapa.
Lain interview lain dengan acara shopping buku. Peminatnya nggak sebanyak yang mau interview. Tapi saya senang. Dengan begitu, saya bisa lebih leluasa untuk bisa melirik-lirik buku yang mau saya beli. Dapatlah tiga buku, berjudul : Kitchen, Lost Symbols dan Chicken Soup for the Soul. Lumayan banget, Lost Symbol yang di toko-toko harganya mencapai 110.ooo rupiah, di acara Book Fair itu hanya cukup membayar 88.ooo rupiah saja! Tapi, saya belum sempet baca. Masih harus menunggu waktu untuk membacanya soalnya masih ada beberapa buku yang belum saya baca.
Selesai hunting buku (mau beli buku advertising tapi nggak nemu T___T), saya kemudian naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruang aula. Di sana, tempat lomba paduan suara anak-anak SD diadakan. Kenapa saya ikut nonton? Soalnya mantan SD saya-- SDK Mater Dei, ikut lomba juga. Hihihi. Tambah lagi, tetangga saya yang masih SD juga ikut dan menjadi dirigen dalam paduan suara itu. Mereka harus membawakan lagu wajib yang KHUSUS untuk anak-anak berjudul Musim Panen dan Nyiur Melambai (yang ini nggak yakin) dan bukan lagu seperti Isabella atau Satu Jam Saja (kok lagunya ST12 semua yak? Hihihi, saya nggak tau judul lagu Kangen Band, sih). Kedua lagu itu dibawakan dengan sangat baik, bukan hanya oleh anak-anak dari SDK Mater Dei, tapi juga oleh semua SD yang ikut. Lucuuuu~ sekali bisa denger suara anak-anak yang lembut dan bening. Untung saya nggak pernah ikut paduan suara, kalau sampai ikut, saya kasihan sama jurinya denger suara saya yang cempreng.
Tidak lama setelah acara lomba selesai, juri pun mengumumkan siapa saja yang pantas masuk ke dalam babak final di hari Minggunya. Dan...ternyata SDK Mater Dei masuk! Keren~
Kedua, hari Minggu. Saya kembali datang ke istora senayan guna menonton babak final SDK Mater Dei lagi. Walau sebenernya, sih, nggak datang juga nggak apa, tapi Mama saya mau nonton babak penentuan itu. Saya juga nggak keberatan buat datang lagi, selain pengen liat mereka di final, saya juga mau ketemu sama salah satu anggota paduan suara SDK Mater Dei. Hihihi, anaknya cakep, ditambah lagi senyumnya juga manis. Saya demen sama dia (phedopillia mode on).
Sambil menunggu SDK Mater Dei tampil, saya dan keluarga lagi-lagi hunting buku lalu makan siang. Dari hunting kali itu saya kembali membeli sebuah buku yang keliatannya menarik, berjudul : Jurnalisme Sastrawi.
Lalu, SDK Mater Dei pun tampil. Saya ikut menonton ke dalam aula yang sama dengan kemarin hari Jumat. Suara anak-anaknya semakin bagus saja, dan si-anak-SD-yang-saya-suka itu juga semakin manis saja senyumnya. Hihihi. Sayang, sebelum pengumuman diberitakan, saya dan keluarga harus segera pulang karena sorenya ada tugas di gereja. Tapi, dari salah satu rekan gereja pula, Mama saya tau kalau SDK Mater Dei ternyata harus gugur di babak final itu. Mereka nggak lolos sebagai juara, meski si tetangga saya yang jadi dirigen itu (namanya Ranu) berhasil menyabet juara pertama sebagai dirigen terbaik. Hihihi, keren~ selamat ya, dek!
Sepertinya acara Kompas Gramedia yang seperti ini (terutama lomba paduan suara anak-anaknya) harus sering diadakan. Tapi, terutama acara diskon bukunya, dong, hehehehe.