Halooo, berjumpa lagi dengan saya, Clara. Hakakaka~ setelah sekian lama tidak memposting, akhirnya saya kembali berhadapan dengan lembaran kosong di new post. Dan, kali ini saya hanya ingin memuntahkan uneg-uneg yang kerap kali menghantui saya belakangan, baik yang masuk ke dalam topik pembicaraan diantara beberapa kawan, maupun yang hanya melalui media.
Apakah itu?
Semua diawali ketika perbincangan dengan teman kantor disela-sela menunggu materi kerjaan. Sambil menikmati secangkir kopi dan semilir angin subuh, komunikasi kami mulai masuk ke topik mengenai kecelakaan dan yang paling dekat hubungannya dengan hal itu, Rumah Sakit.
Sebenarnya, apa sih fungsi Rumah Sakit? Bukankah seharusnya tempat itu menjadi sebuah mediasi penyembuhan bagi orang-orang tak berdaya yang membutuhkan penanganan? Kenyataannya (di Jakarta khususnya) berkata lain. Saya tak melihat fungsi sebenarnya dari tempat yang katanya berdiri di atas visi untuk menyelamatkan nyawa manusia itu. Sudah terbukti bahwa kebanyakan Rumah Sakit yang ada hanya dibangun dalam rangka menambah jumlah bangunan di Jakarta sekaligus menjadi lubang untuk mengeruk materi sebanyak mungkin. Dan, menurut saya, Rumah Sakit tak kalah seperti pemerintah dalam menyiksa rakyat yang tidak memiliki kelebihan dalam hal materi.
Apa saya hanya asal mengeluarkan pendapat secara subjektif?
Tidak. Penuturan orang yang kecewa dengan pelayanan sebuah Rumah Sakit sudah banyak saya dengar. Dan, kalau terus begitu, lebih baik gusur saja Rumah Sakit-Rumah Sakit yang mengkambinghitamkan nilai sosial hanya untuk menutupi keinginan mendapat uang lebih banyak.
Teman saya pernah punya pengalaman. Dia dan beberapa kawannya sedang mengendarai mobil menuju sebuah tempat (saya lupa tujuannya). Disebabkan oleh kelalaian atau apa, tiba-tiba mobil oleng dan terjadilah kecelakaan itu. Salah satu kawannya mendapat luka paling parah dan segera dilarikan ke Rumah Sakit. Dengan kepanikan luar biasa, mereka pun membawa korban ke UGD yang katanya adalah Unit Gawat Darurat--dimana pertolongan pertama SEHARUSNYA diberikan kepada pesakit. Tapi yang ada, teman mereka yang bahkan banyak mengeluarkan darah di bagian kepalanya, tidak digubris sama sekali. Dokter jaga dan perawat hanya mondar-mandir, (sok) sibuk mengurus yang lain. Entah apa. Salah satu perawat hanya bilang, "Harus mengurus BIAYA administrasinya dulu."
Ya Tuhan..., orang yang sedang terkapar dengan darah terus mengucur dan sedang bertaruh akan nyawanya, hanya didiamkan begitu saja seolah-olah orang itu cuma terserang demam! Inikah fungsi Rumah Sakit yang katanya ada untuk menyelamatkan nyawa manusia??
Tak ada pilihan lain. Meski tak punya uang cukup, tapi karena rasa sayang pada temannya, mereka pun mengumpulkan sejumlah uang yang ada di kantong mereka. Setidaknya sebagai jaminan bahwa akan ADA YANG MEMBAYAR SI KORBAN nantinya. Setelah DP (duhhh, dikira beli mobil apa??) pun baru si korban mendapat penanganan.
Lain halnya dengan penuturan teman saya mengenai almarhum ayahnya yang mengalami kecelakaan cukup parah di daerah Bintaro. Cukup parah. Mungkin sudah ada diantara hidup dan mati. Tapi, pihak Rumah Sakit tempatnya dibawa hanya menyuruh korban untuk
stay di ruang rawat biasa. Sampai teman saya harus tarik otot, "Pasien ini lukanya parah, dok!" Barulah korban mendapat pertolongan di ICU. Itu punnnnn, hanya bermodal infus dan selang-selang yang entah untuk apa. Tak ada operasi. Tak ada penanganan lebih lanjut. Hingga akhirnya nyawanya tak lagi bisa ditolong.
Belum lagi sekarang ada kerabat orangtua saya yang masuk Rumah Sakit karena penyakit demam berdarah. Dia bukan orang yang berkecukupan. Hanya seorang hansip di perumahan. Bisa dikira-kira bagaimana kondisi keuangannya. Dan dia harus membayar uang Rumah Sakit sebesar 1 juta PER HARI. Demam berdarah, paling tidak membutuhkan waktu hingga 1 minggu. Darimana dia bisa mendapat uang 7 juta hanya untuk pengobatan, sementara setiap harinya harus pontang-panting mencari uang untuk menyekolahkan anaknya??
Saya benar-benar prihatin dengan kondisi Rumah Sakit saat ini. Miris benar dengan keberadaan mereka. Untuk apa? Hanya untuk menyelamatkan nyawa orang-orang berduit sajakah? Yah, jaman sekarang memang, istilahnya nyawa bisa diperjualbelikan dengan uang. Dan itu sangat ironis sekali.
Saya tak ingin menyinggung pihak mana pun.
Bagi saya, fungsi Rumah Sakit dan kawan-kawannya sudah mulai bergeser. Saya benci melihat kenyataan itu. Tapi bisa apa? Saya juga bukan dokter, tak bisa menyembuhkan orang sakit. Saya juga bukan Tuhan, yang sekali sentuh, apa pun perkataan-Nya bisa terjadi. Saya hanya berharap kondisi Rumah Sakit bisa diperbaiki. Sesuaikan dengan visi dan misi seharusnya. Tak hanya menambah jumlah bangunan Rumah Sakit, seperti yang sekarang sedang dikerjakan di dekat rumah saya. Ada dua Rumah Sakit yang sedang dalam proses pembangunan. Lantas untuk apa? Semoga jawabannya bukan untuk materi.
Mengingat soal Rumah Sakit dan kawan-kawannya, saya lantas teringat dengan drama Jepang berjudul
Code Blue. Tak hanya dokter, bahkan perawat, semuanya menjalankan tugas memang khusus untuk nilai kemanusiaan. Dan mereka sangat menjujung tinggi hal itu. Adakah hal yang seperti itu di Indonesia? Saya harap akan ada yang mengangguk. Paling tidak satu diantara ribuan.