Thursday, May 31, 2012

Keputusan

Sebenarnya, saya tidak pernah menyangka kalau saya bisa menginjakkan kaki di Jepang. Saya sempat mendapat larangan dari orangtua, berhubung Jepang dan Indonesia harus ditempuh dalam 7 jam pesawat (ditambah 4 jam dari kota saya tinggal, Ueda ke Narita). Pun, harus menggunakan pesawat. Mahal. Tapi, nyatanya, disinilah saya berada. Ueda shi.

Awal mula hanya berpikir bahwa saya harus merubah nasib dan masa depan saya. Apa hal lain yang bisa saya lakukan? Apa hal lain yang masih bisa dikejar mumpung usia saya masih segini? Apa hal lain yang saya ingin lakukan tapi belum datang waktunya? Jawabannya tak ada yang lain, hanya Jepang. Berbekal studi Bahasa Jepang, saya pun nekad harus merasakan hidup di Negara tersebut. Saya ambil semua resiko, dan terbang ke Negri Sakura. Dengan satu bekal, yaitu bisa menggapai mimpi yang lain di sini.

Keputusan ini adalah keputusan yang sulit. Setidaknya bagi saya. Karena ini bukan perjalanan wisata 1 - 2 minggu, atau short term course 3 - 6 bulan. Tapi, ini lebih dari itu.

Tak sedikit orang yang khawatir. Baik orangtua, juga teman-teman. Apalagi mereka tahu benar bagaimana karakter otak saya yang punya level rendah ini. Mereka pikir, Jepang adalah negara yang keras. Setidaknya untuk karakter seperti saya. Tapi, jika saya mundur, karakter saya pun tidak akan berubah, bukan? Mimpi saya pun tidak akan bisa tercapai, bukan? Jadi, sekali lagi modal nekad pun menjadi dorongan kuat untuk tetap maju.

Ada saja pertanyaan yang tersalip di kepala, apakah saya melarikan diri? Seperti yang dilakukan salah satu teman asrama saya (dia dari Mexico dan akhirnya hanya bertahan selama 2 bulan di sini. Setelah menyadari sikapnya, dia pun memutuskan pulang). Pertanyaan semacam itu belum benar-benar bisa saya jawab dengan jelas. Kepenatan selama di Jakarta, dengan segala hiruk pikuk dan karakter manusianya, membuat saya seperti dikekang oleh tali yang kuat. Dalam hal ini, saya rasa biar waktu yang menjawab. Saya baru satu bulan di sini.

Tapi, yang jelas, saya bahagia. Sedikit demi sedikit menapaki hal baru untuk mengejar impian lain. Perlahan-lahan, saya berharap semua itu bisa saya raih, kelak.

Bagaimana pun, yang bisa saya lakukan sekarang hanyalah berusaha.
Berusaha belajar giat, berusaha bekerja dengan baik, dan berusaha menjaga sikap.

Kelak, kita tidak pernah tau apa yang akan kita capai, jika kita tidak mencobanya sekarang.



長野県上田市中央3丁目

Tuesday, May 29, 2012

"Your Welcome"

Sudah nyaris sebulan saya hidup di sini, Jepang. Tepatnya di sebuah kota kecil bernama Ueda Shi. Tak seramai Tokyo, tentu saja, tapi sebuah kota yang cukup homey menurut saya. Setidaknya saya (rasa) betah berada di sini. Meski ketika jam 8 malam, daerah sekitar tempat tinggal saya, seperti kota tak berpenghuni. Sepi.

Saya kembali menekuni bahasa Jepang. Kebetulan di tempat saya banyak orang asing dari beberapa negara. Tak jarang, bukan saja bahasa Jepang yang saya pelajari, tapi juga bahasa Spanyol dan Swedia. Yah..., tentu tak bisa banyak. Bahasa mereka itu susah sekali. Lidah saya tidak bisa mengikuti dengan baik.

Bersama orang asing inilah, suatu hari saya dan beberapa teman lainnya makan di sebuah family restoran yang cukup terjangkau. Saizeriya. Sebuah restoran pasta yang juga menyediakan menu minum sepuasnya.

Seperti kebanyakan "turis" normal lainnya, berfoto merupakan salah satu tindakan wajib dilakukan. Seorang Argentina bernama Fernandez, yang tak pernah lepas dari kameranya, mengajak kami berfoto. 1... 2... 3... chizuuuu! Sayangnya, Fernandez sendiri tidak masuk dalam gambar. Dia pun ingin bisa berfoto bersama kami. Kebetulan di sebelah meja kami ada segerombolan anak SMP sedang asik bercengkerama. Fernandez, dengan bahasa Jepang yang terbata-bata, meminta tolong anak-anak tersebut untuk memotret kami semua. Anak-anak SMP itu tampak malu-malu, tapi kemudian salah satu dari mereka bersedia membantu kami. Dia mengambil kamera Fernandez, dan setelah diberi sedikit pengarahan, kami berpose. Anak itu mulai berhitung..., 1..., 2..., 3... chizuuuu!

KLIK.

Anak itu menyerahkan kamera dengan senyum lebar ke tangan Fernandez. Kami pun spontan mengucapkan "Arigatoooo" bersamaan. Anak itu masih mengulum senyum, sampai tiba-tiba dia membalas "Your welcome" dengan wajah memerah.

Kami spontan tertawa. Anak itu pun tertawa bersama temannya.

Salah satu dari mereka berkata, "I can't speak english."

Tapi, kami sudah kembali pada makanan kami.

Monday, May 14, 2012

Pre Order Love Strom


Judul : Love Storm
Genre : Romance, Comedy
Harga : Rp 32.000 (Selama PO diskon 10%)
Sinopsis : Ada di post sebelumnya

Love Storm akan segera terbit. Tapi, buat yang mau mendapatkan bukunya lebih dulu dengan diskon 10% (belum termasuk ongkos kirim) dan tanda tangan, saya dan Fei mengadakan Pre Order alias pemesanan di awal untuk novel terbaru saya ini. Pre Order ini hanya akan dibuka sampai akhir bulan, atau dengan kata lain adalah tanggal 31 Mei 2012. Setelah tanggal tersebut, kami tidak akan menerima pemesanan lagi. Setelah semua syarat beres, maka seluruh barang akan mulai dikirim di awal bulan berikut, 4 Juni 2012.

Untuk yang mau memesan buku ini, bisa mengirimkan email ke : kaniza_16(at)yahoo(dot)co(dot)id

Jangan lupa sertakan juga nama, alamat lengkap (selengkap-lengkapnya), no ponsel/hape, dan jumlah pesanan buku. Dengan subject pada email PO LOVE STORM. Setelah mengirimkan email tersebut, akan diberi tahu cara pembayaran lebih lanjutnya.

Ongkos kirim akan dihitung melalui JNE Tangerang. Jadi, harga ongkos kirim dan status paket pun, bisa kalian cek sendiri di website JNE supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang berarti.

Ditunggu ya, buat yang mau pesan.

Monday, May 7, 2012

Love Storm -- 러브 스토르므 --

Jreng, jreng....

Ini adalah novel terbaru yang berkolaborasi dengan Feikassy.

Love Storm.

Sebuah light novel, yang bercerita tentang fan-war dalam sebuah online fan-base. Tanpa mereka tahu bahwa di dalam kehidupan nyata mereka berdua berada begitu dekat....

Dan, inilah cover-nya.



Untuk saat ini masih dalam proses masuk ke percetakkan, jadi statusnya masih 'akan segera beredar', ya. Rencana, saya dan Fei akan membuat semacam PO (pre order) untuk buku ini. Untuk kabar selanjutnya, nanti akan saya posting lagi di blog.

Ciao~!

Thursday, May 3, 2012

L'arc - en - Ciel World Tour 2012

Kyaaaaa~~~!

Akhirnya penantian menahun pun terbayar juga. Tepatnya, kemarin, tanggal 2 May 2012 L'arc-en-Ciel membakar Jakarta!

tiket masuk (yang udah dipangkas sama mas-mas di sana)

Setelah beberapa urusan di luar konser selesai, jam tiga pun saya dan Orizuka mendaratkan kaki di Senayan. Antrian pertama adalah pembelian merchandise yang ternyata tidak menghasilkan apa-apa, karena begitu kami tiba di depan gerbang, light stick yang kami incar sudah ludes terjual. "Nanti, di dalam ada lagi," begitu kata mas penjualnya. Syukurlah.

official light stick yang (katanya) cuma dijual di tur

Dari setengah empat, kami mulai mengantri di gerbang dengan gapura bertuliskan LA concert L'arc-en-Ciel World Tour. Rasanya makin nggak sabar menanti jam delapan malam. Sayangnya, barisan penuh manusia itu, belum juga dibuka. Hingga akhirnya pukul empat. Gerbang 1 mulai dibuka. Antrian semakin mendesak. Udara panas dan pengap semakin meningkat. Kaos saya sudah mulai basah karena punggung saya terus memproduksi keringat berlebih.

dapet kartu ini pas mau foto di booth LA lights

Masuk gerbang 1, kami bisa sedikit bersantai. Beli minum dan foto-foto dikit. Maksudnya biar bisa 'pamer' di Facebook kalau kita nonton Laruku (begitu sebutan singkatnya). Tak butuh waktu lama, kami memulai lagi antrian menuju gerbang venue. Antrian mengular. Sempat terjadi adu mulut dan teriakkan karena beberapa nyerobot. Entahlah. Kejadian persisnya saya nggak lihat. Dan, nggak begitu mudeng juga. Panitia nggak tersebar ke semua titik.

ini wristband untuk masuk venue

Antri, antri..., akhirnya sampailah di gerbang venue. Panggung yang berdiri megah langsung jadi sorotan. Sayang, selama satu jam menunggu acara dimulai, panitia nggak ngasih hiburan macam-macam. Sehingga ketika jam mulai menunjukkan pukul delapan kurang, semua Cielers kompak meneriakkan nama L'acr-en-Ciel. Yah, nggak ada efek apa-apa. Wong, belum jam delapan. Kekeke~

Dan, yak....

Jam delapan juga. Big screen mulai menampilkan gambar-gambar yang terakhir ditutup dengan gambar wajah Hyde yang tampan itu (astagaaaaa, tatapannyaaaa). Dan, berikutnya....

Nozomi nakushita yoona shimetta sora e to
mune no oku ni himeta chikai o ukabeta

Ibaraki no Namida

Suara Hyde langsung menggema ke seantero Lapangan Senayan. Cielers langsung berteriak. Saya pribadi, saking terharunya dengar suara itu, sampai hampir nangis. Suara Hyde begitu jernih, mendayu, berat, meliuk seksi dengan falsetto-nya yang bisa mengajak pendengarnya hanyut. Ah..., bahkan ketika menuliskan ini, hati saya masih tersentuh. Baik live atau recorded version, suara Hyde tetaplah sama. Sama sekali tidak berbeda. Indah selalu. Memanjakan telinga saya. Apalagi kalau dia menyanyikan lagu-lagu ballad. Jadi jangan salah kalau dia menjadi salah satu inspirasi saya membuat novel (Autumn Christmas).

Kembali ke TKP, posisi saya memang kurang menguntungkan. Festival premium, tapi tata letak venue yang datar, membuat penonton belakang kesulitan melihat jelas idola mereka itu. Yang saya lihat pertama kali justru adalah Ken, si gitaris. Setelah bisa nyelip-nyelip dikit, akhirnya Hyde yang mungil namun kece itu bisa tertangkap mata. Saat itu, saya benar-benar tersihir. Saya baru tau kenapa ada orang bisa bengong begitu terpesona dengan seseorang. Saya mengalaminya. Jangankan saya, cowok-cowok di samping saya tak urung berdecak kagum pada lirikan mata Hyde yang begitu tajam. Satu cowok di belakang juga kerap berkata, "Tetsu ganteng!"

Intinya, keempat personil itu, berhasil menyihir fans masing-masing dengan penampilan mereka.

Ada beberapa hal yang kocak.

Ken :
"Jakarta panas gila! Makanya kemaren gua berenang."
"Di sini ada yang pake bikini?"
"Gua beli oleh-oleh buat Hyde di Pasar Raya." (Hadiahnya berupa wayang golek dan suling --yang saya berhasil lihat)

Hyde :
Mau niup suling, tapi karena nggak tau caranya, dia seperti ingin mengemut suling dengan posisi tegak. Setelah Ken kasih tau (dalam bahasa Jepang), Hyde baru menemukan posisi yang benar, yaitu disejajarkan dengan bahu. Dia berhasil meniup. Tapi, nggak ada nada.

Tetsu :
"Gua suju dari Korea."
"Ada yang mau pisang gua? Ada yang mau jilat lolipop gua?" (Di setiap konser Tetsu, si basis, selalu melempar pisang)

Yukihiro :
Dia nggak ngomong. Cuma main drum aja. Padahal saya mau dengar suaranya.

Hal yang paling romantis adalah, saat personil Laruku sedang istirahat sebentar di backstage. Kita yang tidak sabar menunggu kelanjutan konser, mulai gusar. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba dengungan lagu berjudul ANATA langsung mengisi udara.

mune ni itsu no hi ni mo kagayaku
anata ga iru kara
namida karehatetemo taisetsu na
anata ga iru kara


Dan, terus..., terus..., tiba-tiba hujan tipis turun dengan sendirinya. Begitu terus, sampai akhirnya semua personil kembali muncul di panggung dan akhirnya menyanyikan lagu ANATA itu. Bagian reffrain dinyanyikan bersama, sementara light stick menari di atas kepala Cielers.

Begitu lagu selesai, hujan pun hilang. Sungguh, keajaiban.

Terakhir, Hyde sendiri yang berkata dalam bahasa Indonesia, kalau Laruku akan kembali ke Jakarta. Astagaaaa.... Semoga kali itu saya bisa dapat yang VIP.