Kyaaaaa~~~!
Akhirnya penantian menahun pun terbayar juga. Tepatnya, kemarin, tanggal 2 May 2012 L'arc-en-Ciel membakar Jakarta!
tiket masuk (yang udah dipangkas sama mas-mas di sana)
Setelah beberapa urusan di luar konser selesai, jam tiga pun saya dan Orizuka mendaratkan kaki di Senayan. Antrian pertama adalah pembelian merchandise yang ternyata tidak menghasilkan apa-apa, karena begitu kami tiba di depan gerbang, light stick yang kami incar sudah ludes terjual. "Nanti, di dalam ada lagi," begitu kata mas penjualnya. Syukurlah.
official light stick yang (katanya) cuma dijual di tur Dari setengah empat, kami mulai mengantri di gerbang dengan gapura bertuliskan LA concert L'arc-en-Ciel World Tour. Rasanya makin nggak sabar menanti jam delapan malam. Sayangnya, barisan penuh manusia itu, belum juga dibuka. Hingga akhirnya pukul empat. Gerbang 1 mulai dibuka. Antrian semakin mendesak. Udara panas dan pengap semakin meningkat. Kaos saya sudah mulai basah karena punggung saya terus memproduksi keringat berlebih.
dapet kartu ini pas mau foto di booth LA lights
Masuk gerbang 1, kami bisa sedikit bersantai. Beli minum dan foto-foto dikit. Maksudnya biar bisa 'pamer' di Facebook kalau kita nonton Laruku (begitu sebutan singkatnya). Tak butuh waktu lama, kami memulai lagi antrian menuju gerbang venue. Antrian mengular. Sempat terjadi adu mulut dan teriakkan karena beberapa nyerobot. Entahlah. Kejadian persisnya saya nggak lihat. Dan, nggak begitu mudeng juga. Panitia nggak tersebar ke semua titik.
ini wristband untuk masuk venue
Antri, antri..., akhirnya sampailah di gerbang venue. Panggung yang berdiri megah langsung jadi sorotan. Sayang, selama satu jam menunggu acara dimulai, panitia nggak ngasih hiburan macam-macam. Sehingga ketika jam mulai menunjukkan pukul delapan kurang, semua Cielers kompak meneriakkan nama L'acr-en-Ciel. Yah, nggak ada efek apa-apa. Wong, belum jam delapan. Kekeke~
Dan, yak....
Jam delapan juga. Big screen mulai menampilkan gambar-gambar yang terakhir ditutup dengan gambar wajah Hyde yang tampan itu (astagaaaaa, tatapannyaaaa). Dan, berikutnya....
Nozomi nakushita yoona shimetta sora e to
mune no oku ni himeta chikai o ukabeta
Ibaraki no Namida
Suara Hyde langsung menggema ke seantero Lapangan Senayan. Cielers langsung berteriak. Saya pribadi, saking terharunya dengar suara itu, sampai hampir nangis. Suara Hyde begitu jernih, mendayu, berat, meliuk seksi dengan falsetto-nya yang bisa mengajak pendengarnya hanyut. Ah..., bahkan ketika menuliskan ini, hati saya masih tersentuh. Baik live atau recorded version, suara Hyde tetaplah sama. Sama sekali tidak berbeda. Indah selalu. Memanjakan telinga saya. Apalagi kalau dia menyanyikan lagu-lagu ballad. Jadi jangan salah kalau dia menjadi salah satu inspirasi saya membuat novel (Autumn Christmas).
Kembali ke TKP, posisi saya memang kurang menguntungkan. Festival premium, tapi tata letak venue yang datar, membuat penonton belakang kesulitan melihat jelas idola mereka itu. Yang saya lihat pertama kali justru adalah Ken, si gitaris. Setelah bisa nyelip-nyelip dikit, akhirnya Hyde yang mungil namun kece itu bisa tertangkap mata. Saat itu, saya benar-benar tersihir. Saya baru tau kenapa ada orang bisa bengong begitu terpesona dengan seseorang. Saya mengalaminya. Jangankan saya, cowok-cowok di samping saya tak urung berdecak kagum pada lirikan mata Hyde yang begitu tajam. Satu cowok di belakang juga kerap berkata, "Tetsu ganteng!"
Intinya, keempat personil itu, berhasil menyihir fans masing-masing dengan penampilan mereka.
Ada beberapa hal yang kocak.
Ken :
"Jakarta panas gila! Makanya kemaren gua berenang."
"Di sini ada yang pake bikini?"
"Gua beli oleh-oleh buat Hyde di Pasar Raya." (Hadiahnya berupa wayang golek dan suling --yang saya berhasil lihat)
Hyde :
Mau niup suling, tapi karena nggak tau caranya, dia seperti ingin mengemut suling dengan posisi tegak. Setelah Ken kasih tau (dalam bahasa Jepang), Hyde baru menemukan posisi yang benar, yaitu disejajarkan dengan bahu. Dia berhasil meniup. Tapi, nggak ada nada.
Tetsu :
"Gua suju dari Korea."
"Ada yang mau pisang gua? Ada yang mau jilat lolipop gua?" (Di setiap konser Tetsu, si basis, selalu melempar pisang)
Yukihiro :
Dia nggak ngomong. Cuma main drum aja. Padahal saya mau dengar suaranya.
Hal yang paling romantis adalah, saat personil Laruku sedang istirahat sebentar di backstage. Kita yang tidak sabar menunggu kelanjutan konser, mulai gusar. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba dengungan lagu berjudul ANATA langsung mengisi udara.
mune ni itsu no hi ni mo kagayaku
anata ga iru kara
namida karehatetemo taisetsu na
anata ga iru kara
Dan, terus..., terus..., tiba-tiba hujan tipis turun dengan sendirinya. Begitu terus, sampai akhirnya semua personil kembali muncul di panggung dan akhirnya menyanyikan lagu ANATA itu. Bagian reffrain dinyanyikan bersama, sementara light stick menari di atas kepala Cielers.
Begitu lagu selesai, hujan pun hilang. Sungguh, keajaiban.
Terakhir, Hyde sendiri yang berkata dalam bahasa Indonesia, kalau Laruku akan kembali ke Jakarta. Astagaaaa.... Semoga kali itu saya bisa dapat yang VIP.