Perut masih kenyang karena sudah diisi berbagai cemilan yang dipaksa masuk tanpa filter saat menutup kunjungan di Karmel. Tapi, di tengah perjalanan menuju Taman Bunga Nasional, malah dikasih makanan lagi. Nyahahhaah~ kenyangnya pun double, senangnya pun bertambah. Dan, tenaga untuk bermain-main pun boost up lebih cepat.
Bus yang membawa rombongan kami pun tiba di Taman Bunga Nasional hanya dalam hitungan menit. Saya jadi ingat, terakhir kali saya menginjakkan kaki di sana adalah sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar. Rasanya banyak sekali yang berubah. Nyahahaah~
Begitu masuk ke dalam TBN, terasa sekali keindahan alamnya yang sejuk. Kami langsung disambut oleh hamparan padang bunga beraneka warna yang sangat cantik. Tak lupa, di depan pintu masuk itu kami juga berfoto-foto dulu. Setelahnya, barulah kami bersiap-siap untuk mengikuti acara selanjutnya, yaitu makan siang. Panitia mencari-cari tempat yang dikira nyaman untuk membagi-bagikan nasi bungkus, segelas air mineral dan sepotong semangka segar pada kami. Dapatlah di sebuah gazebo kosong, di bawah rimbunan pohon.
Jauh dari hingar bingar kota, melihat sesuatu yang hijau dan segar, ditambah udara yang sejuk, benar-benar membuat makan siang kali itu terasa nikmat. Meski saya nggak bisa menghabiskan makanannya karena kekenyangan setelah napsunya tinggi untuk jajan di Karmel tadi, tapi saya sangat menikmati pemandangan di TBN. Dan, begitu makan siang usai, kegiatan bermain pun kembali kami lakukan setelah sebelumnya mencari tempat lain yang juga dirasa enak untuk melakukan games tersebut. Sampailah kami pada lokasi di dekat-dekat tumbuhan labirin. Permainan dimulai dari sana. Pertama hanya sebuah pemanasan, bermain ular tangga atau apalah namanya. Setelah itu, barulah masuk pada permainan sebenarnya.
Permainannya mengandalkan kemampuan membuka kitab suci, lalu setelah itu harus buru-buru masuk ke labirin dan menemukan jalan keluarnya. Nyahahaha~ Saya agak lemah di sini. Tapi, untuk karena kami berkelompok, maka perkerjaan itu tidaklah sulit. Kelompok saya pintar-pintar rupanya. Semua ayat berhasil ditemukan dalam waktu singkat. Kami pun menjadi yang pertama masuk ke labirin. Satu-satunya cowok di kelompok kami yang menjadi pemimpin di dalam labirin. Dia yang bertanggung jawab supaya kami bisa keluar dari jebakan jalan tersebut. Tapi, ternyata kami malah tersesat. Beberapa kali terpentuk dengan jalan buntu. Terpaksa kami pun harus memutar jalan. Hingga akhirnya, belum juga sampai di ujung, hujan pun perlahan mulai turun. Kami langsung lari-lari. Panik. Nggak mau kena hujan. Tapi, jalan keluar belum ketemu. Untunglah labirin itu tidak tinggi. Jadi dari luar, beberapa teman kami menyoraki dan membantu memberi jalan. Puji Tuhan, akhirnya ujung jalan itu pun akhirnya tampak setelah berakali-kali mencari jalan dan hanya ketemu dengan jalan buntu.
Rupanya kelompok kami menjadi yang terakhir lolos dari labirin, padahal kami yang pertama masuk ke labirin. Hakakakaka~ Tapi, setidaknya lebih menyenangkan ada bagian tersesatnya daripada mulus-mulus saja. Namanya juga labirin. Harry Potter saja tersesat berkali-kali sebelum menemukan piala api aka Goblet of Fire-nya.
Usai permainan itu, kami kembali ke gazebo di pinggir danau angsa. Sambil menikmati angsa yang berenang, panitia membagi-bagikan hadiah pada kelompok-kelompok, sesuai dengan urutan pemenangnya. Kelompok saya mendapat juara ketiga karena keterlambatan keluar dari labirin. Tapi, tak masalah. Di sini bukan mencari juara. Di sini mencari kesenangan. Dan, kesenangan itu makin menjadi-jadi ketika hadiah itu dibuka. Isinya beraneka cokelat dan snack ringan lainnya!! Senangnya~~
Saya dan teman saya girangnya melebihi anak kecil yang mendapat cokelat. Entah kenapa rasanya jadi gembira begitu padahal cuma dapat snack ringan. Sampai temen saya bilang, "Kayak gini aja senengnya banget, ya, Clar. Gue udah nggak ngerti lagi, deh." Lalu kami tertawa-tawa. Sepertinya kebahagiaan kami bisa dibeli hanya dengan beberapa potong cokelat dan cemilan ringan lainnya.
Usai bagi-bagi hadiah, sesi foto pun berlanjut.
Lalu, dilanjutkan dengan jam bebas.
Saya dan beberapa teman tancap menuju Taman Jepang. Hmmmm, suasananya Jepang banget. Tenang, sepi, sederhana, dan natural sekali. Dan, memang begitulah Jepang. Selalu mengutamakan kesederhanaan. Di sana, foto-foto sebentar, baru kemudian melanjutkan perjalanan. Tanpa tau tujuan, niat kami dari awal memang mau naik wara-wiri pun akhirnya tersampaikan. Selesai dari Taman Jepang, kami melintas tempat wara wiri diparkir. Saya dan teman saya pun langsung membayar tiket dan berkeliling Taman Bunga dengan mobil wisata itu. Ada banyak sekali yang dilihat dari mobil itu. Taman Perancir, Taman Mediterania, Menara Pandang, Taman Bali, Danau Angsa, Taman Jepang, hmmmm... banyak deh pokoknya. Dan, dari mobil itu juga dijelaskan mengenai sejarah dari Taman Bunga itu sendiri.
Usai dari sana, kami langsung keluar karena teman-teman sudah menunggu untuk segera pulang ke Jakarta. Meski hujan mengguyur, tak sedikit pun rasa senang saya berkurang. Dan, perjalanan menuju Jakarta hanya diselingi dengan mampir di pasar untuk membeli ubi cilembu.
Selanjutnya, saya memilih tidur supaya tidak terlalu mengantuk ketika menyetir mobil menuju rumah sendiri.
Kebersamaan itu akhirnya harus berakhir.
Meski sebentar, tapi banyak hal yang saya dapatkan dari weekend kali ini.
Saya benar-benar tidak menyesal ikut acara ini.
God Bless Us, friends ^___________^
7 comments:
Senangnya bisa jalan2 sama teman2 :ngiler:
kok gak ada kisah roman2nya? hehehe
banyak dapet teman baru
banyak dapet peningkatan iman
banyak dapet pengetahuan
banyak dapet manfaat ya.........
ayooo daftar lagi kalo ada acara serupa
wah..kebayang deh yg sempet tersesat di labirin...hehe
wah, membuka kitab suci...hehe
amen amen amen =p
Asik bgt deh yg jln2, coba aku di ajak,
bs menghilangkan rasa bad moodku
Acara kaya gini mah pastinya kalo ngikut ga nyesel. Justru kalo ga ikut bakalan nyesel buanget :-)
Post a Comment