Monday, November 30, 2009
Kenangan Saya Pada Menulis
Adow, kok mau posting sesuatu yang baru dari bahasan renungan, rasanya agak-agak nggak enak ya? Kalo gitu, saya mau posting hal lain yang mendadak kepikiran aja di benak saya.
Kenapa saya menulis?
Ada banyak alasan kenapa seseorang memutuskan menulis.
Salah satunya untuk mempertahankan gerakan anti buta huruf *loh nggak nyambung ya* hehehehe…bercanda kok.
Salah satunya adalah karena rasa ketertarikan yang mendalam.
Saya pribadi juga seperti itu.
Rasa ketertarikan itulah yang mengawali semuanya.
Inget-inget lagi, semua ini juga berawal dari hobi saya yang maunya menceritakan soal khayalan-khayalan yang seringkali lari-lari di kepala. Biasanya kalo napsu saya bercerita lagi membludak, saudara sepupu saya yang menginap di rumahlah yang menjadi sasaran empuk. Hihihih. Thanks ya udah mau dengerin sampe ngantuk-ngantuk kakak mu ini cerita ngolor ngidul.
Berlanjut ketika saya dulu sama cinta monyet saya juga sering kali main surat-suratan. Iya, komunikasi kita semuanya lewat surat. Marah, seneng, atau apapun semua diungkapin lewat surat. Saya jadi inget, dulu di surat yang dia tulis, dia marah-marah karena saya masih memakai rok yang sudah kekecilan ke sekolah. Alhasil kan rok itu jadi keliatan pendek di tubuh saya yang tinggi.
Surat-suratan ini juga berlanjut ke temen-temen sewaktu SMP. Kita banyak mengungkapkan perasaan lewat surat karena nggak ada yang bisa mengungkapkan perasaan secara langsung. Surat-menyurat memang hobi saya hingga saya memiliki beberapa sahabat pena. Tapi, kalau sekarang sih surat-suratan sama perusahaan aja, deh. Ngerayu bagian HRD nya untuk manggil saya interview di perusahaannya. Hehehe.
Hingga akhirnya berlanjut saat saya mulai terjun ke nulis cerita-cerita yang ditulis di buku dan diedarin di kelas-kelas yang mau baca karya saya. Hihihi. Itu juga nulisnya barengan sama temen. Jadi kita seperti bersaing sambil berlatih untuk menulis, eh kebalik ya? Hihihihi.
Dan sekarang, menulis udah bukan lagi menjadi ketertarikan buat saya. Loh, kok? Soalnya buat saya nulis udah menjadi kebutuhan, terutama sih kalo saya lagi nggak males. Aduh, ini rasa males ya, bisa mengalahkan segala kebutuhan deh. Kebutuhan mandi, kebutuhan makan, kebutuhan bulanan. Hihihi. Bahkan saking malesnya, saya lebih baik nahan laper loh daripada masak! Ckckckck. Mau jadi apa coba kalo semua generasi kek saya ini.
Note: Sekedar pemeberitahuan, jangan lupa baca percikan kisah saya yang judulnya SIGN ya.
Bisa langsung di klik pada judul, atau langsung terbang ke TKP di Coretan Tangan Kura. http://coretantangan-kura2.blogspot.com/
Saturday, November 28, 2009
Pemikiran Tentang Karakter
by : Clara
Hari ini, melepas rileks sejenak, saya jadi kepikiran dengan beberapa hal mengenai menulis. Saya bukan seorang yang ahli dalam membuat cerpen atau cerita-cerita lainnya. Tapi beberapa kali menulis fiksi, membuat saya berhadapan dengan sebuah pertanyaan dan jawaban yang coba saya cari sendiri. Jadi beberapa hal di bawah ini sama sekali bukan lahir dari seseorang yang sudah
Sebenarnya cerita itu dibentuk berdasar karakter atau karakter yang membentuk cerita?
Dalam sebuah cerita fiksi, keberadaan sebuah/seorang karakter tentulah sebuah hal yang sangat utama. Bagaimana mungkin ada sebuah kisah tanpa sebuah karakter. Pernah lihat yang seperti ini? Saya, sih belum, jadi saya rasa tidak mungkin ada cerita tanpa karakter. Meskipun cerita itu sendiri berkisah mengenai hewan atau tumbuhan, toh tetap saja dia memiliki karakter tertentu.
Keberadaan karakter ini membuat sebuah cerita terasa menarik untuk diikuti. Soalnya dia kan memang memegang peranan penting.
Seperti sub bab di atas, karakter membentuk cerita atau cerita membentuk karakter? Saya sudah berusaha mencari jawabannya. Tapi ini murni pemikiran saya sendiri, dari sudut pandang saya, dan dari setiap pengalaman saya menulis cerita (uh, kesannya udah kek menelorkan beratus-ratus judul cerita aja).
Bagi saya pribadi, saya lebih setuju dengan cerita yang membentuk karakter. Maksudnya apa? Jadi, ketika kita mulai menulis sebuah cerpen atau novel, tentu kita harus memikirkan tentang alur dan karakternya. Nah, cerita yang membentuk karakter disini tuh berarti, alur cerita itu lahir duluan dari kepala kita dan setelahnya saat kita mulai, baru kita memikirkan bagaimana baiknya karakter ini dibentuk. Dan seiring cerita itu dibuat, dengan sendirinya karakter itu akan semakin 'jadi'.
Meskipun saya katakan bahwa karakter memegang peranan utama dalam cerita, tapi bukan karakter itu yang mengendalikan sebuah cerita. Penulis yang mengatur semua itu, mau karakternya dibunuh atau dibuat gila. Bukan kemauan si karakter kan kalau dia nantinya mati? Soalnya bagi saya, penulis adalah Tuhan untuk sebuah karya fiksi. Jadi, bagaimana karakter itu dibentuk, biasanya saya sesuaikan dengan kebutuhan cerita.
Misalnya, saya ingin membuat sebuah cerita romantis tentang seorang cewek yang mencintai cowok yang tidak mencintainya. Ketika kebutuhan cerita itu mengharuskan si cewek ini memiliki karakter setia (biarpun si cowok nggak cinta sama ini cewek, si cewek tetep keukeuh mengejarcinta si cowok), nggak mungkin dong saya membuat si karakter ini jadi tukang selingkuh. Nanti ceritanya jadi beda lagi, kan? Hehehehe...
Kesimpulan
Jadi, menurut saya, ketika kita akan menulis sebuah kisah fiksi (Kalo misalnya kisah nyata, sebaiknya sih karakternya jangan dikarang-karang. Kan kasihan dengan si tokoh aslinya, kecuali sudah ada beberapa kesepakatan yang biasanya dilakukan sebelum penulis memulai tulisannya), sebaiknya konsentrasi dengan alur cerita itu sendiri. Jangan pedulikan si karakter bagaimana. Usahakan alurnya lengkap hingga ending lalu baru, deh, mulai tentukan karakter si A mau dibuat seperti apa ya. Tapi juga lirik-lirik lagi, kebutuhan ceritanya seperti apa.
Selanjutnya, bisa menambahkan data-data untuk si karakter A tersebut. Di sinilah enaknya jadi penulis, bisa otak-atik karakter orang. Biasanya saya juga suka memikirkan kebutuhan pelengkap si karakter, seperti kebiasaan makannya bagaimana, cara duduknya seperti apa, warna kesukaannya apa, dll.
Segini aja, deh. Soalnya masih amatiran tapi udah sok bikin uraian kayak gini.
Sekali lagi, kalau ada yang berbeda pendapat, tentu aja saya menyediakan peluang untuk bicara. Toh, setiap orang punya pendapatnya masing-masing.
Note: Saya lupa, apa pernah hal seperti ini dibahas atau belum, tapi saya menulis ini bukan untuk ikut-ikutan atau kopi paste.
Thursday, November 26, 2009
Memory of Bali versi Kura
Tepatnya tiga tahun lalu.
Betul kan, ya? *anak sastra yang udah kagak kuliah jadi bego itung-itungan*
Sudah lamaaaa sekali sejak saya berkunjung ke pulau yang indah ini (uhuk). Rasanya kangen. Pengin balik ke sana. Apalagi inget dengan janji untuk segera kembali berkunjung ke sana. Apa yang paling saya kangenin?
Bule pantai? Orang Jepang yang pernah foto bareng saya? Atau seseorang nun jauh di sana yang bersembunyi di lantai dua tempat kostnya? Hihihihi...lantai 2 kan ya? Iya, aja, deh. Hihihihihi...
Waktu itu dalam rangka liburan bersama Ayah, Ibu, adik, om, tante, handai taulan (kagak bener ini, yang bener cuma sekeluarga), saya memilih Bali sebagai tempat untuk jalan-jalan. Oke, proses perjalanannya saya hingga tiba di Bali, rasanya nggak penting diungkap di sini. Intinya, setelah dua hari di Bali, akhirnya saya yang sudah janjian mau ketemu sama dia, langsung meluncur menuju TKP. Wuih, saya datang ketika dia sudah menunggu. Berdiri disalah satu halte di depan kuta, dengan rambut berkibar tertiup angin, mantab bener dah kalo dibuat sinetron. Gerakannya dramatis banget. Akhirnya, disanalah pertama kali saya bertatap muka dengan si dia. Hihihi, pake bawa-bawa kado segala. Harusnya kan bawa kembang untuk dikalungi di leher saya, ya?! Dan btw, hadiahnya itu masih nangkring manis di kamar saya.
Pertemuan pertama yang katanya begitu menggoda, rasanya tidak buat saya deh. Justru saat di pertemuan berikutnya, benar-benar menggoda!
Jadi, sepulang kantor, dia menjemput saya dengan sepeda motornya di perempatan yang ada gramedia (duh, lupa-lupa ingat nih daerahnya). Dari sana saya diajak ke warnet seorang kenalan kami juga. Jiahahaha, kalo inget ini saya malu. Rasanya amit-amit banget. Skip aja, deh. Biarkan kami saja yang tau. Terus saya juga sempat diculik ke kost-annya yang ada di lantai atas itu. Hihihi....Kamarnya kecil, tapi kecilan kamar saya, serius loh ini! Tapi, saya berencana mau nginep di sana kalo Tuhan masih mengijinkan saya pergi ke Bali. (Hihihi, maksudnya sih biar dapet penginapan gratis)
Di hari berikutnya, kami melanjutkan pertemuan kami dengan makan soto pinggir jalan yang murah meriah asoy geboy! Nah, dari sana, dia niatnya sih nganterin saya pulang ke hotel, tapi apa yang terjadi?? Begitu sampe di hotel, motor yang dia kendarai bannya kempes!!!
Jiakakakakakakaka...
Telepon sana-sini, nggak ada bengkel pula (udah tengah malem, bo!) akhirnya dengan putus asa, kita malah poto-poto ria (hihihi, maaf poto tidak dipublikasikan, hanya untuk kepentingan pribadi). Abis poto, karena nggak mungkin nongkrong di pinggir jalan, kita pun masuk ke hotel. Tapi bukan ke kamar, melainkan duduk di terasnya. Menikmati angin malam minggu, ngobrol ngolor-ngidul, sambil dengerin lagu jedug-jedug yang dipasang bule-bule. Akhirnya malam minggu itu bener-bener kita lewatin berdua (romantis kalo seandainya saya bareng cowok, lah ini sama cewek!). Meski ngantuk, ngobrol dengan mata nyaris ketutup dan udah kek orang mabok, buat saya pengalaman di hari itu yang paling menjadi kenangan.
Justru, ban kempes itu malah membuat saya bersyukur (weits, jangan marah, non) soalnya kalo ban itu nggak kempes, kita nggak akan punya waktu seharian, sementara besoknya saya udah harus balik ke habitat asli saya di Jakarta (tepatnya di pinggir, sih).
Inget nggak, waktu itu kita juga sempet conversation sama Danang? Hihihihi....Biar aja, pulsanya kan dia yang bayar, ya?
Karena itu, saya mau ke Bali lagi. Saya mau nginep di kostannya, meskipun nggak ada AC yang biasa membelai tidur saya. Barangkali saya bisa mendapatkan lagi waktu semalaman suntuk seperti waktu itu. Juga, bisa menikmati bakmi (sensor ah) yang kita makan waktu saya mau balik ke Bandara. Saya kangen sama semua itu....
Terutama adegan ban kempes!!
Hihihhi....
whishes list saya.
Thanks udah mau mendengar semua cerita saya.
Juga Thanks sudah mau jadi salah satu sahabat saya.
Wednesday, November 25, 2009
Lalu Saya Dianggap Apa?
Kalo ada pepatah "Habis manis sepah dibuang" tentu tau dong sama artinya?
Ya, setelah kita dipuja-puji dengan segala kata manis hanya untuk memenuhi kesuksesan rencana orang lain, lalu sehabis kesuksesan itu diraihnya, kita disepak sesuak hati. Ditinggal dalam kesendirian, dalam kebingungan, seperti tersesat. Rasanya miris, bukan? Atau lebih buruk dari itu? Sakit hati? Dendam? Atau punya rencana mau ke dukun santet?
Saya kerap kali merasakan hal itu.
Kecewa? Berat. Tapi ketika saya pikir-pikir lagi, ya sudah toh, mau sakit hati pun kalo saya tetep bungkam, dia juga nggak tau, situasi pun mungkin susah untuk dirubah. Saya nggak akan bicara blak-blakan mengenai siapa yang melakukan itu. Siapapun dia, harusnya dia punya kesadaran atau paling tidak dia punya ingatan dengan janji-janji manis yang pernah diumbar (dalam hal ini saya bukan menyinggung satu dari sekian teman blogger yang ada di link saya).
Kenapa saya dibiarkan tersesat, padahal semua juga saya lakukan demi dia (lebay MODE on). Saya capek, saya kurang tidur, bahkan saya merelakan waktu-waktu saya yang (buat saya) berharga karena sedang dalam rangka mengejar hutang yang tertinggal. Tapi balasannya? Saya dicampakkan! Oke, terlalu munafik kalau saya katakan saya nggak berharap balasan atau imbalan (bukan berupa duit, maaf tidak terima sumbangan) tapi paling tidak, saya juga manusia yang punya perasaan. Ingin ada yang namanya hubungan timbal balik, seperti kasus yang saya bahas dalam skripsi saya mengenai hubungan timbal balik dalam kehidupan orang jepang *jitak Clara* [kagak nyambung, yak, hihihihi].
Cuma seperti kata Mocca Chi, "itung-itung bantu orang"
Yah sudahlah. Memang realitanya, setiap orang pasti bisa berubah, setiap hari bisa berubah, semua nggak mungkin sama. Dan saya tau, apa yang berubah, tidak akan bisa dikembalikan sama persis seperti sedia kala. Anggap saja saya membengkokkan sendok, pasti saya nggak akan bisa mengembalikannya seperti bentuk sebelumnya *garis bawahi, kecuali saya pesulap*
Note: aduh, tangan saya keram-keram ini...hihhihi...udah malem juga, mau bobok. Dan untuk siapapun di sana sama sekali saya nggak bermaksud menjelek-jelekkan atau bagaimana terserah anda menanggapinya, deh. Yang jelas, ini hanya tulisan iseng. Isi hati saya. Dan sebaiknya anggap saja saya salah paham.
Tuesday, November 24, 2009
Last Friend
Monday, November 23, 2009
Waktuku Kecil....
#Waktuku kecil, hidupku, amatlah senang....#
Nggak tau kenapa tiba-tiba kepikiran lagu itu.
Inget waktu kecil, kalo ditanya sama orangtua, "Kalo besar mau jadi apa, Nak?"
Dulu jawaban saya bermacam-macam. Tiap usia saya nambah satu tahun, biasanya cita-cita itu akan berubah. Pertama kali ditanya, cita-cita saya apa, saya jawab dengan penuh kebanggaan yang luar biasa :
"Mau jadi Tukang Becak!"
Saya nggak tau kenapa memilih jawaban itu. Mungkin dulu waktu kecil, saya lihat tukang becak itu profesi yang keren. Bayangkan, mereka genjot-genjot becaknya hingga betis mereka berkonde semua! Dan pas genjot, uhhh, ekspresinya kayaknya penuh penghayatan banget. Nggak tau nahanin capek plus stres atau emang dia benar-benar menjiwai profesinya sepenuh hati.
Lalu ketika umur saya nambah lagi, saya pun berubah haluan :
"Mau jadi insinyur pertanian!"
Yang ini kerenan dikit, ya? Tapi dulu saya pikir yang namanya insinyur pertanian itu kerjanya sama kayak petani. Nanem sawah, kotor-kotoran lumpur, main sama kebo, nanem singkong, dll yang berbau dengan tanaman. Yah, sampe sekarang sih saya nggak tau apa kerjaan mereka memang seperti itu atau ternyata jauh lebih keren dari yang saya bayangkan.
Lalu, masih inget kan dengan jaman 1998? Nah, sejak kejadian itu usai, saya memiliki satu tekad yang ternyata sampai sekarang nggak kesampean. Saya mau kuliah di Atma supaya bisa ikut demo seperti mahasiswa yang dulu demo besar-besaran! Kok, dalam bayangan saya mereka itu keren sekali ya? Bisa perang-perangan, trus jejeritan di jalan, entah apa yang mereka omongin, waktu itu saya nggak ngerti. Yang jelas, di mata saya mereka itu keren dan saya mau jadi seperti itu! Tapi nyatanya? Saya kuliah eh...lulusan Binus dan boro-boro ikutan demo! Aktif di kampus aja, kagak. Ikut UKM aja, keluar sebelum sempat terdaftar, hihihi.
Yang jelas waktu kecil itu saya sih merasa nggak tau mau jadi apa. Buat saya, apa aja bolehlah. Sampe akhirnya ada sodara yang bilang, "Udah, kamu jadi model aja. Badan kamu kan kurus. Nanti Tante daftarin di Agency."
Wakkksss???!! Dulu nggak kepikiran, tapi dibilangin gitu, akhirnya mikir juga. Iya, juga ya. Kenapa nggak jadi model aja, ya? wkwkwkwkwk...Tapi untung saya nggak jadi model! *ngelus dada* Sumpah, jadi model itu capek banget!
Jalan pake sepatu tinggi alias high heels dan ngulang-ngulang jalan terus kek setrikaan. Belom lagi kalo salah, bisa dimarahin...hiiiii, ngeri, deh.
Kayak tadi saya melakukan GR untuk acara fashion show besok, nggak tau berapa jam saya berdiri di atas high heels 10 centi! Lalu cuma modal mondar-mandir, disuruh goyang pinggul, goyang pala, haiyahhh...susahlah pokoknya! Makanya sekarang betis saya dengan indahnya makin seperti talas Bogor! Belom lagi, abis bengkak gara-gara sepatu tinggi itu, saya masih kudu nyetir mobil. Huhuhuhu....capek T^T
Btw, besok fashion show nya dimulai. Doakan semoga acaranya sukses. Bukan acara saya sih, tapi saya juga nggak mau acara itu berantakan. Semua udah kerja keras banting tulang soalnya.
Dan bagi yang tinggal di Jakarta, kalau mau dateng boleh juga.
Adanya di Museum Textil Tanah Abang. Acara jam 10 pagi. Hiihihi....
Saturday, November 21, 2009
Dan Saya Mulai Merangkak
Kalau dipikir-pikir, saya itu udah buka blog ini sejak...mungkin kira-kira setahun yang lalu. Tapi saya memang nggak banyak melakukan sosialisasi antar blog. Saya murni menganggap blog sebagai diary online yang hanya dijadikan tempat untuk curahan hati saja, itu pun kalau sedang mood. Namun belakangan, saya mulai menjadikan ngeblog sebagai kegiatan rutin. Saya mulai melakukan sosialisasi, bukan hanya untuk memamerkan apa yang hari ini telah saya lewati, tetapi juga untuk mendapatkan sahabat-sahabat.
Kalau dari isi blog sendiri, saya sih minder. Terus terang isi blog saya kagak ada apa-apa yang mungkin bisa bermanfaat. Isinya paling cuma celoteh-celoteh nggak penting saya, untuk sekedar di-sharing dengan sahabat sekalian. Bahkan kadang saya iri dengan beberapa blog yang seringkali menghadirkan tulisan-tulisan berbobot. Tulisan saya? Duh, mungkin isinya sih kosong, deh. Seperti misalnya blog dari Bang Munir, yang isinya penuh inspiratif. Sementara blog Mbak Ateh75 dengan tulisan-tulisannya yang menggunakan rangkaian kata yang juga indah. Blog saya? Nggak ada apa-apanya dibanding dengan punya mereka.
Karena itu, ketika saya melihat bahwa saya mendapat award dari Bang Munir dan Mbak Ateh75 saya merasa tersanjung. Ternyata saya masih dilirik sebagai salah satu sahabat dari mereka.
Ini dia award dari Mbak Ateh75
Sementara itu award dari Bang Munir, karena di tujukan untuk blog Coretang Tangan dan Buah Mimpi, maka saya akan pajang di blog yang khusus saya buat hanya untuk memposting cerpen itu. Nggak apa, deh, kalo dapet award untuk blog itu, saya akan pajang di sana ^^
Terima kasih buat perhatian sahabat-sahabat blog sekalian untuk blog saya yang masih jelek ini
NB:
Makasih juga buat Mbak Fanda yang ngasih award, sampe saya juga kena imbasnya ^^
Btw, semoga nggak ada yang salah dengan postingan award ini
Friday, November 20, 2009
Ayooo, siapa mau diet?
Metode diet untuk menurunkan berat badan, sebenarnya sudah cukup mendapat perhatian dari beberapa kalangan, terutama wanita yang selalu menginginkan berat tubuh dengan angka yang kecil. Diet itu sendiri memiliki banyak jenis dan dipercaya memiliki keunggulan masing-masing. Namun belakangan telah diperkenalkan sebuah metode diet baru yang disebut dengan nama Banana Diet atau Asa Banana Diet (Morning Banana).
Metode ini diperkenalkan pertama oleh seorang berkebangsaan Jepang bernama Hitoshi Watanabe, dimana pada waktu itu ia mengalami kelebihan berat badan sehingga istrinya yang bernama Sumiko Watanabe menciptakan diet sederhana ini. Berdasarkan metode diet tersebut, Hitoshi bahkan kehilangan berat badan hingga 17 kilogram. Program diet baru ini menjadi begitu popular di Jepang, bahkan penjualan bukunya berhasil mencapai penjualan lebih dari 730.000 ribu kopi di Korea Selatan dan Taiwan.
Mengapa menggunakan buah pisang? Karena menurut penelitian, buah pisang dipercaya mampu membantu memperbaiki pencernaan makanan dan proses metabolisme tubuh. Enzym yang terkandung pada buah pisang akan mempercepat pencernaan makanan dan kemudian segera membuangnya. Hal inilah yang mampu mempercepat penurunan berat badan. Kemungkinan lainnya adalah adanya zat tepung yang terkandung dalam buah pisang, yang merangsang anda agar dapat merasakan perasaan kenyang dan juga mampu meningkatkan pembakaran lemak dalam tubuh. Disamping itu, setiap buah pisang mengandung 2-4 gram serat, 72-135 kalori dan 10-20 gram gula. Semua itu tergantung dari bentuk buah pisang itu sendiri.
Dalam semua metode diet, tentu harus ada aturan-aturan yang berlaku agar diet yang anda jalankan berjalan dengan baik. Begitu pula dengan Banana Diet, juga memiliki peraturan yang harus diikuti dan tidak jauh berbeda dengan cara diet yang lain.
1. Sesuai dengan namanya Morning Banana Diet, maka sebaiknya anda mengkonsumsi buah pisang dengan suhu ruang pada saat sarapan. Namun bukan berarti anda hanya akan mengkonsumsi pisang selama satu hari penuh. Anda bisa bebas memilih makan siang, makan malam serta cemilan yang anda inginkan. Hanya saja sebisa mungkin tidak makan diatas jam delapan malam.
2. Minum air putih dengan suhu ruangan. Semua orang pun cukup paham bahwa fungsi air putih sangatlah bagus untuk kesehatan tubuh. Namun dipastikan bahwa air putih tersebut bersuhu ruang karena dipercaya air dengan suhu seperti itu mampu memperkecil rasa lapar.
3. Tidur atau istirahat yang cukup.
Disamping aturan yang berlaku, beberapa larangan yang sebaiknya dihindari adalah mengkonsumsi es krim, alcohol atau dessert setelah makan malam. Selebihnya anda masih dipersilahkan untuk menikmati cemilan manis pada jam tiga sore.
Wednesday, November 18, 2009
Hidup Sehat? Olahraga!
Tidak usah yang berat juga bukan masalah, yang penting badan gerak, keringat keluar. Rasanya sudah jauh lebih enak. Karena ketika kita hanya diam saja, tanpa beraktifitas, badan akan jadi kaku. Bahkan mungkin otot-ototnya berubah jadi alot hingga kalau digerakkan rasanya cepet capek. Juga kaku.
Dulu, masa SMA, saya ikut tergabung dalam ekskul yang cukup beken di sekolah. Cheerleading dan Paskibra. Bukan ketenaran yang saya cari dari sana. Tapi pertama adalah karena memang saya menyukai keduanya. Saya cinta dancing, dan juga saya kagum dengan pasukan baris berbaris yang mengibarkan bendera saat upacara, terutama 17 Agustus. Alasan kedua, saya yang dasarnya tidak pedean ini, pengin melatih rasa percaya diri itu. Paling nggak, ketika saya berada di depan umum, berjoget-joget atau saat berbaris membentuk formasi, semua akan melihat ke arah saya. Dengan begitu saya merasa berlatih untuk lebih percaya diri. Dan yang terakhir, kedua ekskul itu menguras tenaga! Ya, kan?
Coba bayangin, cheerleader harus loncat-loncat kesana-kemari, gendong orang di atas pundak, ngangkat orang (biasanya saya diangkat, tapi ini justru membuat saya ngeri sendiri. parno sama ketinggian) belum lagi lari-lari. Tau sendiri kalau nonton Bring It On! gimana? Hehehhe. Emang sih cheerleading saya nggak secanggih di film itu, tapi namanya cheerleader kan nggak ada yang namanya adegan berjalan lambat ala tari jaipong. Sementara dalam paskibra, kita juga butuh tenaga yang tidak biasa. Ehhh, sungguh loh. Jangan salah. Jangan dikira, “Ah paskib? Cuma baris-baris doing capek?” Loh, berdiri butuh energi. Kalau lemes, pasti kan bentuknya nggak bagus. Dan katanya, paskibraka di tingkat kecamatan, membutuhkan latihan fisik, minimal lari keliling lapangan 10 kali. Kalo saya nggak salah inget, tuh. Intinya, sih, semua aktifitas di atas membutuhkan fisik yang kuat. Dan latihan yang berat. Yang kalo nggak tahan, bisa frustasi lalu mutusin keluar.
Tapi, di sekolah saya dulu, kalo mau keluar dari paskibra harus membayar denda dengan sit up, push up, skot jump, masing-masing 100 kali. Atau lebih. Ngeri, kan? Saya sih mending bertahan, deh.
Nah, masalahnya, sekarang saya udah nggak ngelakuin semua aktivitas itu. Semua berhenti sejak saya merasakan nikmatnya kuliah. Praktis, saya nggak gerak sama sekali. Fitness pun nggak doyan deh. Alhasil, karena nggak pernah latihan lagi, badan saya pun kaku kalau disuruh dance (padahal saya cinta banget sama kegiatan yang satu ini). Diperparah lagi dengan nyaris tiga bulan ini. Saya nggak ada kegiatan dan praktis hanya diem di rumah. Nggak gerak. Kerjaannya cuma makan, duduk depan pc, tidur. Kalau jalan pun bukan olahraga. Tau apa akibatnya? Berat saya naik 3 kilo! Huhuhuhuhu….
Belum lagi, saban hari pas saya mencoba memulai dance lagi dengan mengikuti koreo yang sudah ada, saya langsung ngos-ngosan, perutnya pun sakit. Padahal saya cuma asal gerak. Nggak pake power yang istilahnya kalo di dance itu harus memakai tenaga setiap kali bergerak. Haiayaa….
Pantes aja, sekarang saya jalan dikit aja capek!
Semua karena emang nggak pernah olahraga. Kerjanya hanya nongkrong di depan computer yang udah kek pacar sendiri ini.
TOP vs BJ
Eh, judulnya kenapa? Siapa lawan siapa?
Hehehe, tenang-tenang. Ini bukan masalah sapa lawan sapa, kok. Nggak ada perkelahian di blog yang sangat cinta damai ini *hoekkk*
Jadi begini ceritanya.
Di sore hari itu, saya kebetulan chatting dengan BJ alias Benny Jurdi. Tau kan? Penuli novel dari *mikir* Di Ujung Pelangi, Maxialan dan lain-lain (nggak nanya deh udah buat berapa). Dan menindaklanjuti postingan waktu dulu, tentang kenarsisan Bang Ben dalam Chatting Tengah Malam, begitu biasa saya sapa, saya juga mau posting lagi. Tentang kenarsisan Bang Ben yang lainnya.
Semua berawal dari topik pembahasan kita yang tak jauh-jauh dari artis korea. Kali itu saya ungkit soal BIGBANG, yang belum lama ini menelurkan single Hallelujah untuk OST IRIS (yang akhirnya berbuah sebagai cerpen One Shoot! ini) dan juga single bahasa Jepang mereka yang bertajuk Koe wo Kikasete -Let Me Hear Your Voice. Nah, saya sendiri menjagokan Hallelujah, sementara si Bang Ben menjagokan Koe wo Kikasete. Saya bilang Hallelujah lebih keren, dia bilang Kimi wo Kikasete lebih keren. Tau kenapa? Karena disana TOP nya keren!
Siapa itu TOP?
mari kita bahas.
TOP adalah salah satu merk wafer yang cukup populer...*loh?* Bukan TOP wafer maksudnya, TOP ini adalah rapper dari grup yang terkenal dengan lagu berjudul LIES, bernama BIGBANG. Yang jelas, grup yang mengusung aliran hiphop, rnb, soul, dance ini sangat populer. Baik di Negaranya sendiri, Korea Selatan, maupun di luar negara itu. Oke, cukup soal si TOP. Toh, saya bukan mau ngulas si TOP. Hehehe. Saya cuma dapet amanah untuk memuji Bang Ben di blog saya. Tapi rasanya saya nggak mau, deh.
Nah, masuk ke topik yang sebenarnya.
Berawal dari kedua lagu tadi, kemudian Bang Ben bilang, kalau TOP keren. Dia memuja-muja TOP banget *eh kok kek iklan ya* sampai akhirnya tercetuslah kata-kata ini:
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: ih kerenan itu kaleeeeeeeeee
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: TOP-nya gileeeeee
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: naksir gue
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: hahahahaha
Lalu dia menambahkan
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: gue mau belajar menatap ala TOP
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: hahahaha
Ehhhh, ini nggak ada unsur tambah menambah, edit mengedit loh. Murni dia yang ngomong.
Nah berdasar kata-kata dia, akhirnya saya mau membandingkan poto kedua orang itu. Mari kita lihat bersama muka kedua manusia ini.
Ini dia yang namanya TOP. Perhatikan matanya. Tatapannya. Hahahhaha
Dan ini dia si penulis kita Benny Jurdi. Hihihihi.
Sebenernya saya nggak tau dimana miripnya *ups, bisa digetok bang Ben* tapi berhubung dia sendiri bilang itu mirip TOP, ya sudahlah. Hahahahahah....
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: yang item putihhhh
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: itu kan mirip top
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: hahahaha
Di Ujung Pelangi - FEBRUARI 2008 Jurdi: yg penting mukanya mirip
Note: Maap, postingan gak jelas. Sekedar iseng aja.
Tuesday, November 17, 2009
You're Beautiful
Ahhh...pengin posting sesuatu yang berguna, tapi nggak ada ide.
Akhirnya saya mutusin untuk posting tentang review drama yang lagi saya tonton aja, deh. Meski belum selesai, sih, tapi saya rasa sejauh yang saya tonton, sih, udah cukup menghibur.
Postingan ini sama sekali bukan untuk cari duit, hehehe, murni untuk senang-senang saya, aja, kok. Malah lebih bagus, sih, kalo ada yang ikut nonton juga. Kira-kira DVD bajakannya udah keluar di toko belom, ya? *mikir dulu* Mudah-mudahan udah ada.
Eh, kenapa bajakan? Soalnya kalo original, keknya belom ada. Kalo pun ada dan masuk Indonesia, pasti kan harganya mahal banget! Ngeri belinya juga. Mending beli DVD originalnya Cinta Fitri aja deh, yang tebelnya kira-kira nyaingin serial kungfu jaman dahulu kala bangsanya White Snake Legend, Pendekar Harum, lalu Pendekar Burung Elang, atau pendekar-pendekar sakti lainnya. Tapi kalo Pendekar dari Gua Hantu keknya nggak ada DVD nya, deh.
Oke, masuk ke reviewan.
Judul : You're Beautiful
Pemain : Jang Geun Suk, Park Shin Ye, Lee Hong Ki (FT Island) dan Jung Yong Hwa
Sinopsis:
Drama ini berkisah tentang sebuah grup band bernama A.N.JELL yang dalam perjalanan karirnya ternyata menambah satu lagi anggotanya. Yaitu Go Mi Nam (Park Shin Ye). Tapi sodara-sodara, Go Mi Nam ini adalah perempuan! Iya, cewek! Dan sebenarnya dia adalah seorang biarawati yang terpaksa menjadi lelaki atas bujukan manager Go Mi Nam yang asli. Lalu kemanakah si Go Mi Nam yang asli? Hehe, saya juga belum tau. Yang jelas, katanya sih masih hidup. Dan percikan-percikan konflik dimulai dari sana, ketika secara resmi Go Mi Nam menjadi member dari A.N.JELL. Mulai dari perseteruan dengan Hwang Tae Kyung (Jang Geun Suk) yang perfeksionis, kesalahpahaman antara Go Mi Nam dengan Jeremy (Lee Hong Ki) sampai terakhir saya nonton, konfliknya sedang seru karena perasaan Go Mi Nam yang akhirnya jatuh cinta sama Hwang Tae Kyung! Kalau perasaan itu terus berlanjut, kan bisa ketahuan kalau dia perempuan! Gawat, kan?!
Pendapat pribadi:
Drama ini menghibur sekali! Paling nggak ditengah-tengah rasa penat saya, drama ini bisa menjadi solusi untuk keluar dari penat itu sendiri. Ada unsur comedy yang menyegarkan dan bisa bikin ketawa, tapi ada juga unsur romantisnya yang bisa bikin orang--khususnya cewek-cewek, menjerit meleleh karena sikap si cowok yang lembut banget!
Tetapi....iya ada tapinya, sayangnya gitu. Adegan-adegan dalam drama ini cukup banyak yang terasa LEBAY! Mungkin buat beberapa orang lebaynya itu bisa jadi lucu, tapi buat saya lebaynya terasa...lebay! *nggak jelas banget!*
Oh, ya, ada juga beberapa adegan yang rasanya menyentil-nyentil dikit otak kita si penonton, akan drama yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan dunia. Yup, 4 cowok tampan yang menamakan dirinya F4 alias Boy Before Flower. Tapi, sih, yahhh...buat saya masih bisa dimaafkan kok. Apalagi drama ini dilengkapi dengan fasilitas soundtrack yang sangat menunjang bagusnya. Easy listening banget.
Info tambahan:
Drama ini berdurasi 60 menitan, dan hanya akan ditayangkan sebanyak 16 episode.
Mudah-mudahan nggak nambah 1 episode kayak waktu BOF itu. Rencana 24 kok tiba-tiba jadi 25. Ehhh, apa kelebihan ya? Saya lupa.
Monday, November 16, 2009
Costum Play
Aduh, ditengah-tengah kepenatan, saya coba break sebentar untuk refreshing. Sebenernya, sih capek. Penginnya langsung tidur setelah tadi bener-bener udah nggak bisa melanjutkan kerjaan. Tapi pas iseng-iseng liat blog, saya inget mau posting soal cosplay.
Disadur menurut bang wiki:
Nah, kalo di indonesia sendiri, sekarang kan udah menjamur tuh acara-acara Jepang semacam matsuri (perayaan) yang diadain. Biasanya, acara-acara tersebut bakal diisi dengan lomba cosplay, band, atau juga perkenalan budaya Jepang seperti origami (melipat kertas), Ikebana (merangkai bunga), atau demo pembuatan mochi Jepang. Masih banyak sih kebudayaan lainnya yang nggak bisa dibahas satu-satu (setengah teler saat posting ini, kepala masih nyut-nyutan gara-gara kelamaan nulis).Cosplay (コスプレ ,Kosupure) adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan kartun Nickelodeon. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.
Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.
Kalo nggak mau cosplay, bisa juga dateng dengan menggunakan Yukata atau semacam kimono tapi ini lebih tipis. Kalo kimono bisa 7 lapis, ini cuma 1 lapis. Kecuali kalo mau pake kaos di dalemnya lagi, ya jadi 2 lapis, deh. Kalo mau berlapis-lapis lebih banyak dari kimono juga nggak apa, sih. Tapi nanti disebutnya bukan Yukata, melainkan Tango *garing mode on*
Oh iya, tadi tuh saya sengaja mencari-cari foto-foto saya waktu cosplay original bersama Shia, sobat saya itu. Tapi kok di laptop malah nggak ada, ya? Ntah kemana itu foto-foto. Udah jadul, sih, tapi kan lumayan buat dipajang. Soalnya kostumnya juga nggak jelek kok. Alhasil, akhirnya saya carikan via internet aja, deh (kecewa karena nggak bisa numpang tenar lewat internet).
Buat mbak yang ada di foto, maaf ya saya pajang tanpa ijin ^^
Sunday, November 15, 2009
Mengenang Awal Pertemuan
Entah karena efek-efek udah mau wisuda yang berarti bakal pisah sama temen-temen satu angkatan di Universitas *tercinta* atau karena emang lagi keinget dengan temen-temen saya di Universitas, saya jadi pengin post mengenai pertemuan pertama saya dengan teman-teman. Tepatnya dengan salah satu orang yang kemudian berlanjut menjadi sahabat saya, teman dekat saya, yang meskipun jauh (dia tinggal di daerah Muara Karang saya di daerah Pamulang, kebayang jauhnya? Kalo nggak, kira-kira antara ujung dengan ujung, deh) tapi dekat di hati *ceileeehhhh...*
Ehhh, tapi pas saya lagi blogwalking dan kunjungan ke rumahnya Gek, saya malah baca Ratu Sejagat yang isinya adalah hal yang sama, yaitu sama-sama mengenang masa pertama kali masuk ke kampus, hahahahhah. Maap, Gek, saya nggak bermaksud ikut-ikut kamu. Lagian di kampus saya nggak pernah kepilih jadi Queen, apalagi anggota Senat (di BiNus nggak ada Senat-senatan, makanya nggak pernah tuh kampus ikut demo-demoan, hehehe).
Jadi, waktu pertama saya mengikuti briefing sebelum POM (di BiNus namanya POM kepanjangan dari....*garuk-garuk kepala karena lupa* Eh, pekan orientasi mahasiswa. Bener nggak ya?), saya nggak kenal satu pun anak yang masuk di jurusan yang sama dengan saya. Satu pun! Jadi saya kayak anak ilang di tengah keramaian. Untung sih abis itu bisa ngobrol-ngobrol sama yang lain dan mulai berbaur saling mengenal anak-anak baru yang ramah-ramah. Serius, deh, anak Sastra Jepang ramah-ramah banget, kok *hihihi, narsis? Nggak juga kok*
Nah, yang adegan ini saya sih jujur aja agak-agak lupa (saya tuh punya kelemahan, yaitu pelupa parah!). Yang jelas ini temen saya sendiri yang cerita, jadi saya cuma nyalin dari cerita dia aja. Ini kejadian dimana pertama kali saya ketemu sahabat saya.
Semua berawal dari ponsel kami, yang ternyata sama! Persis! Hahaha, mungkin Tuhan sudah menjodohkan saya dengannya.
Shia: Eh, Clara ya? Ponselnya kita sama ya ternyata, hihihi.
Saya: Eh? Iya, ya sama. *abis itu melengos*
Temen saya itu mencak-mencak pas tempo hari cerita sama saya. Katanya saya belagu, sombong dan yang jelas bikin dia pengin nimpuk saya pake sandal! Serius! Dia sendiri yang bilang, hahahahha. Katanya dia gondok banget digituin sama saya, padahal saya sendiri lupa pernah gituin dia. Dan saya ini juga agak-agak lemah dengan orang baru, jadi kadang suka nggak sadar kalo saya mungkin bersikap sombong. Padahal sih seinget saya, waktu itu saya seneng-seneng aja ditegor dia. Cuma....saya nggak tau mau membalas dengan kata-kata apa lagi.
Tapi ternyata, ujung-ujungnya kami malah bersahabat sampai sekarang! Hahahah.
Ada hal lain juga yang membuat kami akrab, sebenarnya.
Waktu pas lagi kuliah, saya pernah duduk di sebelahnya. Saya lupa mata kuliah apa waktu itu yang jelas pelajarannya membosankan banget! Sampe-sampe dia malah nge-gambar di buku! Dia sih emang bakat design gitu, special gambar-gambar baju gitu deh. Karena itu dia mengambil kursus jahit design di sekolah Bunka dan sekarang sedang mempersiapkan fashion shownya itu! Balik ke cerita, melihat dia gambar-gambar baju, tiba-tiba dia nanya:
Shia: Eh, lo suka cosplay nggak?
Saya: Belom pernah sih. Kalo lo?
Shia: Belom pernah juga. Cosplay yuk, tapi yang original aja.
Saya: Ehhhh, bolehhhh!!
note: cosplay alias costum play adalah kegiatan memakai kostum berdasar karakter anime (kayak inuyasha, doraemon, conan, samurai x, dll), visual key, j-rock, gothic lolita atau bisa juga original yang berarti buat sendiri bajunya)
Penjelasan lebih lanjut akan saya bahas nanti di postingan lain aja, ya. Hihihi.
Nah, dari sanalah, saya dan cewek tomboi bernama Shia ini menjadi akrab. Kami punya banyak kesamaan, seperti sama-sama suka Super Junior, dance, dan yang paling baru kami sama-sama suka MBLAQ. Eh, baru kali ini juga saya dan dia punya cowok yang sama-sama kita taksir. Tapi nggak perlu takut kalah saing atau gimana, soalnya yang kita suka juga nggak akan suka sama kita! Hahaha...namanya Lee Jun dari MBLAQ.
Yang jelas, ketika saya dan dia sama-sama lulus, mungkin waktu kita untuk sama-sama akan semakin berkurang, tapi dia pernah pesan sama saya. Kira-kira pesannya seperti ini:
"Eh, nanti kalo kita udah jarang ketemu, perasaan kita jangan ada yang berubah, ya."
Sebenernya saya dan dia suka sama-sama gelian kalo ngomongin sesuatu yang keknya menyerempet ke hal-hal sensitif seperti diatas. Tapi dia mengatakan hal itu pada saya! Meski dengan ketawa-ketawa, tapi saya tau itu tulus dari hatinya.
Tenang aja, perasaan sayang saya sama sahabat saya juga nggak mungkin luntur gitu aja, kok. Bahkan meski Lee Jun datang ke Indonesia (barangkali Rain butuh boyband pembukaan di konsernya bulan desember nanti di Indonesia) dan memilih untuk menginap di rumah Shia *siap-siap nonjokin boneka kelinci di dalem kamar*
Toh, yang namanya sahabat, selalu abadi, kan?
PS : saya baru aja bikin cerpen yang bisa di liat di BLOG INI. Cerita ini murni terinspirasi dari lagu BigBang yang baru judulnya Hallelujah, yang merupakan OST dari drama IRIS. Belom pernah nonton drama ini, tapi saya akan mendonlodnya nanti!
Friday, November 13, 2009
Persiapan Fashion Show
Hari posting cerpen yang ditantangin sama mocca chi.
Mengingat tadi pagi saya buru-buru pergi ke daerah Gajah Mada, jadinya baru bisa posting sekarang. Dan cerpen berjudul Kapan Kamu Besar, Nak? itu sudah bisa dibaca di blog saya yang satu lagi, specialis isi cerita pendek. Hihihi. Langsung di klik aja di judul. Sudah langsung diantar ke TKP, kok.
Sebenarnya saya juga nggak begitu pede dengan tulisan bergenre itu. Bikinnya pun disela-sela konsentrasi saya pada hal lain, jadi nggak begitu pede. Hihi. Tapi, yah, demi tantangan itu, saya buat juga.
By the way, tadi pagi saya pergi ke sebuah tempat kursus design, namanya Bunka. Adanya di daerah apa ya, deket-deket Gajah Mada, deket-deket busway Harmoni gitu, deh. Hihihi...Sahabat saya yang kursus di sana, akan segera mengadakan fashion show. Bukan acara tunggal, sih, tapi kan lumayan juga untuk pamer karya-karyanya. Baju-bajunya tentu dia dan timnya yang bikin, dong. Keren, kan? Dan hari ini kedatangan saya adalah untuk fitting alias ngepas baju yang setengah jadi itu. Belum bener-bener jadi, soalnya. Masih ada yang amburadul dan cuma di jepit pake jarum pentul, ada yang motifnya juga sama sekali belum dijahit. Duh, macem-macem, deh. Yang jelas masih 80% finish. Tapi ya, designnya oke-oke punya loh!
Katanya sih, tema fashion show itu text mo. Aduh apa maksudnya saya juga nggak gitu ngerti. Bukan perancang baju soalnya, hihihi.
Acara fashion show itu sendiri akan berlangsung nanti tanggal 24 November.
Semoga sahabatku itu sukses dengan acaranya ini, deh.
NB: Cerpen Kapan Kamu Besar, Nak? merupakan cerpen tantangan dari mocca chi, yang berjudul sama tapi beda genre. Untuk mocca chi dia buat genre komedi dan bisa di baca di sini.
Thursday, November 12, 2009
Dapet Award
Tadi saya lagi mampir ke tempatnya Becce eh ternyata dia lagi bagi-bagi award, hihi, kaget ternyata ada nama saya di sana. Terharu MODE on. Jadi sekarang saya pasang di sini, ya. Makasih Becce.
Hari ini saya kembali lagi ke kampus, setelah beberapa minggu sama sekali nggak menginjakkan kaki di sana. Berubah? Rasanya nggak. Wong, sejak saya masih ngurus skripsi, kampus saya tercinta itu udah bikin prubahan-prubahan kok. Makin canggih, tentunya. Dengan tambahan gedung baru yang modern (walaupun terlalu banyak menggunakan material kaca T^T), gedung parkir yang berlantai-lantai, tambahan resto A&W, belum lagi ditambah beberapa ruangan special untuk jurusan perhotelan. Sumpah, keren banget itu ruangan buat anak perhotelan praktek pelajaran. Ada tipinya--flat besar, kasur empuk, aih, pokoknya serupa deh sama hotel-hotel berbintang. Sayang di depan pintunya nggak dikasih tulisan UKK alias Unit Kesehatan Kampus. Kan, kalo ada saya bisa pura-pura sakit terus tidur di sana, hehehehe.
Selain tambahan ruang special itu, ruangan lain yang ditambah adalah auditorium. Wuih, dulu mana ada ruangan auditorium. Tapi sekarang? Sudah ada, dong. Bisa buat balai pertemuan atau buat acara nonton bersama (waktu itu, jurusan saya : sastra Jepang mengadakan acara nonton anime bersama).
Tapi yang special lagi, sih, kartu mahasiswanya. Hihi, pake flash. Iya, flash yang kayak dari bank BCA. Jadi kampus saya dan BCA kerja sama bikin kartu itu. Nah, untuk absen, parkir atau pinjem buku bahkan belanja di mal sekali pun, bisa pake satu kartu itu. Hihi, praktis ya? Udah gitu kartu flash nya juga beda dari kartu flash kebanyakan. Kenapa beda? Soalnya di kartu flash orang-orang pada umumnya kagak ada poto pribadi, hihihi.
Intinya, sih, kalo mau tau kampus saya, bisa nonton Angel's Diary yang di tipi. Waktu itu saya liat sekilas, syuting tempat itu pake kampus saya. Ngngng, atau saya harus bilang mantan kampus saya kah? Soalnya sebentar lagi saya wisuda dan benar-benar akan ninggalin kampus canggih itu, hiks.
Saya ke kampus hari ini pun karena mau urus wisuda itu. Pesen poto untuk adegan pemindahan tali di topinya itu. Hihihi. Lumayan murah sih, 5 kali poto, harganya 75 ribu. Yah, buat kenang-kenangan sih saya rasa nggak ada salahnya lah buang-buang duit dikit. Toh berapa kali sih saya bisa wisuda? Belom tentu saya lanjut kuliah lagi. Males belajarnya. Wkwkwkwk.
Yang jelas, sekarang sudah mendekati hari wisuda saya yang jatuh pada tanggal 21 november besok. Antara nggak sabar nunggu, tapi deg-degan juga. Campur aduk, deh.
Tuesday, November 10, 2009
Dapet Tantangan
Jadi, ide tantangan ini keluar dari si Mocca Chi yang ngajak saya untuk membuat sebuah cerpen dengan judul yang sama tapi kisah yang berbeda. Pertama saya mikir, keren juga idenya, nih. Sekalian melatih kemampuan nulis saya yang agak-agak kurang terasah. Makanya, begitu ide itu tercetus, saya pun menyetujuinya. Tapi kemaren pas ide itu dia utarakan, katanya belum bisa dilaksanakan lantaran doi masih sibuk *gayamu sibuk mulu, ah* karena itu, tadi saya tanya lagi gimana dengan ide soal buat cerpen waktu itu. Dia dengan semangat bilang, "jadi!"
Lalu karena saya lagi blank jadi dia yang memutuskan memberi judul. Ups, judulnya masih disensor atas kesepakatan bersama. Yang jelas keluarlah satu judul yang menurut saya unik. Nah, lalu si Mocca Chi memberikan tantangan lain, yaitu soal genre cerpen yang akan saya garap nanti. Dia dengan lantangnya minta saya buat genre Thriller. Hmmm, agak susah juga, secara saya hampir nggak pernah buat yang thriller, nggak kayak si Mocca Chi. Lalu sebaliknya, saya juga disuruh kasih tantangan genre buat Mocca Chi. Yang kepikiran, sih, genre komedi. Wkwkwkwk, ini tantangan banget buat dia secara dia bukan penulis komedi. Sama aja toh, saya juga bukan penulis thriller, lebih ke drama.
Deadline juga sudah ditentukan, yaitu hari Jumat. Postingnya hari jumat dan akan saya posting di blog saya yang memang kumpulan cerpen ini, di BLOG INI. Mudah-mudahan ajang ini bisa menjadi acuan kita untuk tetep eksis nulis. Soalnya kalo nggak, jujur, saya pribadi sih agak males nulis. Kadang lebih seneng dikhayal sendiri, nulisnya suka males. Kecuali kalo udah kebelet banget, ya baru deh ditulis.
Yuk, Mocca Chi, selamat berjuang.
Fighting!!
Sunday, November 8, 2009
Direct TV Satelite Television
To enjoy all the events broadcast by television, can be obtained by using cable television or satellite television was also used, for example Direct TV. With channel savings to hundreds of thousands, and even penetrated to the channels in other countries, and only pay an affordable price, of course, demand was increasing. With better image of quality, make more customers choose to use this kind of television.
Typically, for a cable television service or satellite television, subscribers are welcome to choose the package that was available. Likewise with Direct TV that allows customers to select the packages that have been provided. For example, a family package which is intended for channels that have a special quality to the family. The price also varies according to the channels that are available in the package itself. But of course, all package prices pegged at a lower cost that can be paid each month. And for some pakages, Direct TV have been provided free of charge HD DVR or DVR receiver upgrade.
Another advantage when using these devices for watch television is that we can learn to master a foreign language or smooth. Direct TV also offers the package in English, French and international.
Indonesian Book Fair 2009
Kemaren, bertempat di Balai Sidang JCC, Senayan, Jakarta, telah berlangsung acara salah satunya adalah Book Fair ini. Sebenarnya ada juga pameran teknologi (IndoComtech 2009) dan juga Travel. yang bisa dikunjungi (tapi kebetulan saya hanya mengunjungi hall book fair). Acara besar yang berlangsung sejak tanggal 4 - 8 November 2009 ini ternyata mendatangkan banyak sekali pengunjung. Saya juga nggak ketinggalan untuk menjadi salah satu pengunjung yang special datang demi berebut membeli satu dua buku yang sudah berlabel diskon XD
Jadi, hari Sabtu itu, saya berangkat dari rumah agak siang. Tau sih, kalau hari Sabtu acara seperti itu pasti akan kebanjiran pengunjung, tapi mau gimana lagi. Bisa nya, ya hari itu aja. Jadi meskipun padat, saya tetap nekat datang. Dan benar saja, parkiran luar biasa ramai. Apalagi ditambah ada acara lain, yaitu konser musik yang diselenggarakan oleh sebuah produk sabun muka. Ada beberapa artis yang hadir. Mungkin itu juga penyebab semakin membludaknya kendaraan yang tumpah di daerah Senayan.
Karena tahun lalu saya juga pernah datang, saya pun langsung menuju lokasi, dan langsung main masuk aja ke hallnya. Eits, tapi saya dicegat sama satpam di depan pintu masuk. "Mana tiketnya, Mbak?" katanya gitu. Saya bingung. Tahun kemaren aja, yang masuk pake tiket cuma bagian teknologi, kenapa sekarang Book Fair juga pake tiket? Akhirnya saya urung masuk (wong, nggak boleh masuk kalo nggak ada tiket, hahaha). Saya pergi ke loket untuk membeli tiket untuk masuk pameran buku itu. Untung cuma 5 ribu. Hehehe, jadi saya nggak masalah. Apalagi ternyata, tiket itu bisa ditukarkan dengan minuman. Lumayan, baru datang, belom liat-liat buku udah neguk minuman dulu.
Setelah puas minum, akhirnya perjalanan menjelajah satu per satu stand penerbit pun saya lakukan bersama kawan saya. Padatnya tempat itu dengan ribuan manusia, membuat saya yang agak-agak menderita kelainan soal rame (kalo di tengah keramaian pasti lebih cepet pusing dan nggak betah), memilih bergerak cepat mencari buku yang saya mau. Maksudnya biar cepet pulang juga. Tapi ternyata cari bukunya agak susah. Udah gitu, keliatannya ngga semua buku di bawa masuk ke dalam label diskon di sana. Jadinya, saya cuma keliling-keliling, tanpa tau mau beli buku apa. Untung sih, saya nemu Harlequin dengan harga 13 ribu sajahhh, dan juga buku Danielle Steel dengan harga 10 ribu! Wow. Yah, melihat harga semiring itu, apalagi untuk buku, langsung deh saya sabet. Saya bawa ke kasir, maksudnya. Tadinya juga mau beli komik, karena 8 biji cuma 40 ribu. Tapi liat novel udah banyak kebeli (si harlequin edisi jadul keknya) dan duit yang dibawa cuma pas-pasan, ya terpaksa saya singkirin itu komik. Padahal saya suka covernya yang keliatan manis T^T
Nah, pas lagi jalan-jalan lagi, saya kebetulan melewati panggung yang biasa emang terletak di sudut hall. Tahukah sapa yang saya liat? Para pemain SANG PEMIMPI!! Astaga! Ada Andrea Hirata juga! Yak ampunnnn~ Saya langsung panik. Pengin minta tanda tangan (liat, udik dan noraknya keluar, deh) tapi saya nggak bawa satu pun buku Andrea. Lagian saya nggak tau kalau bakalan ada dia di sana T^T sebellll~ Akhirnya apa yang bisa saya dapet? Cuma poto dari jarak jauh...T^T yah, yang penting saya pernah lihat sendiri deh Andrea Hirata itu kayak gimana orangnya. Meski di tipi sih udah liat, cuma kan kalo liat yang aseli rasanya gimanaaaa, gitu.
Tadinya juga mau minta poto bareng, biar keliatan nyatanya kalo saya pernah ketemu dia, tapi si penulis beken itu lagi sibuk meladeni tanda tangan dan begitu selesai langsung buru-buru ditarik untuk ke dalam. Yah sudah~
Akhirnya perjalanan dilanjutkan kembali dengan jalan-jalan aja. Lihat-lihat buku lagi, mikir-mikir lagi mau beli buku apa. Akhirnya selain Harlequin dan Danielle Steel yang murah sekali itu, saya cuma beli novel L karya Kristy Nelwan. Nggak tau kenapa mau beli novel itu, tapi yang jelas saya tertarik covernya. Katanya sih, bagus~
Selesai sudah belanja-belanjanya. Dilanjutkan dengan makan-makan yang mendapat traktiran khusus dari seseorang bernama Yozar Amru, penulis Cewek-cewek Kos dan Ikatan Setan: Boneka Pembawa Sial. Konon katanya dia, traktiran habis ultah. Hihihi, makasih ya 'Ru. Balasan traktirannya, saya promosoin novelmu.
Ayo, dibeli-dibeli, dua novel berjudul seperti di atas.
Kesimpulan dan pendapat pribadi:
Saya lebih senang dengan pameran tahun kemaren. Nggak tau kenapa rasanya ada yang kurang di pameran kali ini. Bukunya kurang lengkap, atau kehabisan stock, saya juga kurang tahu. Tapi yang jelas, saya mendukung 100000% acara ini ditayangkan tiap tahun. Kalo perlu setahun dua kali. Hehehe.
Note:
Tadi, pas saya liat tipi, ada berita kalau di beberapa tempat di daerah Indonesia sedang kena krisis air bersih. Semoga cepet-cepet bisa kembali mendapatkan air bersih.
Friday, November 6, 2009
Percaya Pada Dongeng
Sejak kecil, saya mungkin salah satu anak yang nggak pernah didongengin sama ortu kalau mau tidur. Justru sebaliknya, biasanya, saya yang mendongengin sepupu saya yang sering nginep di rumah, dengan cerita-cerita khayalan tingkat tinggi saya. Itulah kenapa, saya kurang begitu akrab dengan dongeng-dongeng yang ada, tapi bukan berarti saya nggak suka dengan dongeng. Kalau sekarang, sih, saya senang-senang aja mendengar dongeng, tapi ya kalo ditanya percaya sama dongeng nggak? Jelas saya akan menjawab nggak.
Saya nggak pernah memiliki harapan akan bertemu pangeran seperti dalam dongeng putri tidur. Hahaha, siapa yang mau bangunin saya dari tidur dengan cara kayak gitu? Yang ada, sih, saya dibangunin dengan cara diguyur aer.
Pangeran menuju ke sebuah ruangan tempat sang Putri tidur. Ia melihat seorang Putri yang cantik jelita dengan pipi semerah mawar yang merekah. "Putri, bukalah matamu," katanya sambil mengenggam tangan sang Putri. Pangeran mencium pipi sang Putri. Pada saat itu juga, hilanglah kutukan sang Putri. Setelah tertidur selama seratus tahun, sang Putri terbangun dengan kebingungan. "Ah! apa yang terjadi? Siapa kamu? Tanyanya.
Tapi, saya tau, ada beberapa orang yang pasti percaya pada dongeng. Saya sama sekali nggak memandang rendah orang seperti itu. Justru, saya kadang merasa pengin seperti itu. Kenapa? Karena saya merasa percaya dongeng adalah sesuatu yang unik. Hal yang mungkin nggak akan dilakuin kebanyakan orang yang menganggap dongeng hanyalah kisah khayalan untuk anak-anak yang bertujuan membangun imajinasi mereka.
Selain itu, kalau menurut saya pribadi, kadang dongeng juga bisa memberikan dampak positif lainnya. Dongeng-dongeng yang mengandung pesan moral, malah akan mengajarkan anak-anak untuk bisa belajar membentuk moral yang baik. Contohnya semacam dongeng-dongen anak Jepang seperti O-JIZO san, yang kisahnya bisa dibaca di sini. Dalam kisah tersebut menunjukan bahwa jika kita menolong, pasti kita akan mendapat balasan yang indah.
Sebelum saya menulis blog ini, saya sempat membuka-buka koleksi cerita-cerita saya yang lama. Sampai akhirnya saya membaca ulang sebuah cerita yang sudah uzur umurnya, dan di dalam kisah itu, saya pernah menyinggung sebuah lagu mandarin. Judulnya kebetulan Fairytale (dalam bahasa inggris) atau dalam bahasa mandarinnya, tong hua. Yang nyanyi Guang Liang. Saya tau ini lagu sempet hits banget, karena bener-bener indah, makanya saya pun mencari kembali lagu ini. Dan rasa kangen saya sama lagu mellow ini pun terobati. Lagu mendayu-dayu ini bikin saya terinspirasi untuk bikin postingan kali ini. Kalau mau denger bisa klik aja.
Apa hubungannya?
Pertama judulnya aja udah bersinggungan, yakni membahas soal dongeng. Tapi dalam lirik lagu si Fairytales ini, diceritakan tentang seorang cewek yang sangat percaya pada dongeng, tapi menemukan bahwa dongeng itu hanya membohonginya. Aduh, saya nggak yakin juga, deh. Soalnya liriknya bahasa inggris, sih. Sementara bahasa inggris saya termasuk kualitas tiarap.
Jadi saya mau kopas liriknya.
I ForGot hOw LoNg wAs it,
SiNce I LaSt hEaRd yOu,
TelliNg mE yOur FavOuriTe sToRy,
I haVe beEn thiNkiNg FoR a veRy LoNg TiMe,
I'm beGiniNg to FeeL paRanOid,
Did I mAke aNy miSTakEs aGaiN?
#
You cAmE aNd TeLL mE wiTh tHe teArs iN yOur eYes,
ThAt FaiRytaLes aRe aLL LieS,
It's iMpoSSibLe foR me tO be yoUr priNce cHarMing,
MaYbe yOu wiLL nOt unDersTand,
AfTer tHe moMent wHen yoU sAid yOu LovEd me,
The sTars iN mY sKy, aRe beGiNing to sHiNe aNd shiMmer.
*
I'm wiLLing to Be, tHe aNgeL yOu LoVe,
In tHe faiRyTaLes,
OpeN mY aRmS wiDe,
AnD Let it beCoMe wiNgs, to pRotEct yOu,
YoU haVe tO beLieVe,
BeLieVe tHat wE wiLL bE liKe tHe FairYtaLe,
WiTh haPpiNess aNd jOy as tHe enDing.
Repeat # *
EverYthiNg is oUr beAutiFul eNdiNg..
credit: Jesica Natasha blogSekali lagi, saya nggak mempermasalahkan orang mau percaya atau nggak sama dongeng. Setiap orang punya kepercayaan sendiri-sendiri. Begitu juga dengan sosok dalam lagu tersebut. Yang jelas, setiap orang pasti selalu berharap akan mendapat akhir cerita masing-masing yang indah. Seperti dalam dongeng, yang selalu membawa keindahan.
Hanami
Thursday, November 5, 2009
Algebra Tutorial Online
Maybe you have kid whose hate to learn counting. It makes you have some problem to order you’re kid to learn it, and they're keep on thinking that learning count has been difficult. Especially on subjects where mathematics is written in the form of words which obviously requires precision is also logic to find the answer. Through an online tutorial like Online algebra tutor , your kid will not be any more trouble learning to count because it explains how to solve the puzzle numbers stored in each of the words. If you do not have time to teach the children, you can give this online tutorial on your kid to continue learning independently.
Although usually the children ages K-12 find it difficult to count, in fact, still many college student who does not much like learning to count. They are also have difficulty in counting problems. Yet Tutor Vista has provided a tutorial to solve math or homework problems with ease, through an Algebra help.
Algebra Tutoring online provided it can be very helpful to overcome the way children learn at home, especially when going on long holidays. Children who do not learn, it will cripple their brains work, so the existence of this online tutorial is considered capable of helping the children to keep learning even though school has holidays. In addition, algebra tutorial will help to prepare children for exams and homework existing courses. This will make it easier for your child to absorb the lesson. Algebra tutorials make learning easier to understand.
Wednesday, November 4, 2009
Kita Punya Besok
Setelah kemarin posting tentang cobaan, tiba-tiba saya mendengar lagi dengan seksama sebuah lagu korea yang bernada riang dan ringan tetapi ketika mendengar lirik bagian bahasa inggrisnya, saya merasa mendapat tendangan sekaligus jawaban atas keluhan saya kemarin. Judul lagunya Tomorrow dinyanyikan oleh 4 cewek, yang diwakilkan masng-masing dari 4 grup idol korea ternama.
Pertamanya, saya memang tidak mengetahui dengan persis liriknya, tetapi melihat klip yang ditayangkan dan juga sedikit kesoktahuan *halah* saya mengambil kesimpulan bahwa lagu ini memiliki pesan untuk membangkitkan semangat kita dan pantang menyerah. Terutama bagi kawan-kawan yang sedang berada dalam keputusasaan, misalkan aja, ketika merasa gagal dalam pekerjaan tertentu. Biasanya, kita pasti akan merutuki diri sendiri, atau kadang memaki kenapa kita bisa gagal? kenapa kita sepertinya buruk banget sampai-sampai kok nggak bisa menghasilkan ssuatu yang bisa dibanggakan. Jadinya kok hidup terasa nol. Nah, lagu ini, dibuka dengan sebuah lirik seperti ini.
Sometimes we make mistakes, you know? Sometimes you feel like a broken angel on the ground (It’s OK, we ain’tperfect) Sometimes you feel like a symphony without a sound (I told it’s OK, Cuz we’re young!)Lagu ini, menurut saya, mengajak kita untuk memandang bahwa masih ada hari besok yang akan menunggu kita. Jadi, kita nggak perlu untuk menyesali apa yang sudah terjadi di hari ini dan lebih memikirkan serta mempersiapkan diri untuk besok. Karena, seperti yang banyak dikatakan, bahwa hidup adalah seperti kotak hadiah yang kita tidak pernah tahu apa yang akan kita dapatkan. Betul, kan? Pada dasarnya hadiah yang kita terima pasti telah ditentukan seseorang yang akan memberi kita hadiah tersebut, dipikirkan matang-matang oleh orang tersebut apakah hadiah yang dia berikan bisa berguna untuk kita atau tidak. Ketika saya memikirkannya, saya rasa begitulah hidup. Sudah dipikirkan oleh Tuhan, kita akan jadi seperti apa atau mengalami apa pada besok hari dan tentunya, semua itu yang terbaik yang Ia berikan untuk kita.
Kadang kita juga selalu berpikir, ihhh, saya kok MADESU alias masa depan suram. Kata siapa? Saya rasa nggak akan ada yang bisa mengatakan dan menduga masa depan seseorang. Ya, kan? Lalu hak apa kita bicara bahwa masa depan kita atau seseorang itu suram? Kenyataannya banyak kan orang yang terlihat nakal di hari-hari sekolah justru menjadi orang sukses. Mudah-mudahan kita semua juga bisa sukses *amin bersama-sama*Tomorrow, I will overcome the world
Tomorrow, I have a path designated for me
Tomorrow, my lips meeting his
Tomorrow, Now I can do it for sureI can make it right
I can make it right
I can make it right
I can make it right
From far-far away, a better tomorrowSaya pribadi sih, berharap bisa lebih memiliki semangat untuk percaya bahwa akan ada masa depan yang baik nanti. Yah, tapi bukan berarti kita leha-leha, trus ajaib *tring* duit segepok udah di depan mata. Nggak seperti itu. Tentu, kan semua pakai proses. Dan proses juga nggak gampang. Kalau kita nggak usaha untuk buka sayap lebar-lebar untuk bisa terbang, kita nggak akan pernah bisa mencapai langit, kan.
Is waiting for you
Flap those wings to fly higher and higherYang jelas, menurut saya lagu ini nggak ada salahnya untuk didenger. Memang, sih, mungkin banyak yang akan mengerutkan kening ketika mendengar lagu ini. Maklum, pake bahasa Korea, jadi agak-agak pusing dicerna. Hehe, tapi kan udah ada liriknya.
I am still running
Karena itu, setelah membaca satu per satu bait lirik lagu ini, saya sendiri benar-benar nggak sabar menunggu besok. Kali aja, ada sesuatu yang bisa mengejutkan saya dan membuat saya tersenyum.Build a dam with the world, make it with invisible blocks (just like me agasint the wall)
Close your ears and only listen to what you want
Foes everywhere, foes who can’t understand me
Cold glares, in the past I was coated with thorns (But man, I’m change)Tomorrow, I will overcome the world
Tomorrow, I have a path designated for me
Tomorrow, my lips meeting his
Tomorrow, Now I can do it for sureI can make it right
I can make it right
I can make it right
I can make it rightSo excited, I can’t wait until tomorrow, Tomorrow~
Btw, hari ini saya sudah mendapat satu surprise di tengah hari saya yang melelahkan (sakit kepala, tapi ngulik-ngulik tanah abang untuk cari kebaya wisuda, kelaperan dan belom sempet makan, capek jalan, capek nyetir).
Semoga kawan-kawan juga telah mendapatkan surprise di tengah hari yang mungkin menjenuhkan. Bukan surprise besar yang bisa bikin kita tersenyum, tetapi surprise kecil pun mampu membuat kita bahagia.
PS: bukan bermaksud sok tahu, hahaha, cuma mengeluarkan apa yang ada di pikiran ^^
lirik lagu full bisa di dapat di blog ini.
picture 1 diambil dari sini.
picture 2 diambil dari allkpop.
Tuesday, November 3, 2009
Cobaan Itu ... Pelajaran
Hidup manusia, tentu sudah diatur oleh Yang Mahakuasa. Siapa pun pasti paham akan hal ini. Bahkan ada yang seringkali bilang kalau hidup itu penuh cobaan *rasanya pernah denger dalam sinetron atau apa, ya* Tapi setiap kali manusia menerima cobaan, pasti akan dibumbui dengan perasaan-perasaan campur aduk tak menentu. Bisa sedih, bahagia, kecewa, marah, protes. Bermacam-macam luapan emosi itu muncul dan tergantung bagaimana karakter manusia itu untuk bisa mengendalikannya.
Kalau ada orang yang bisa depresi karena cobaan, rasanya sangat disayangkan. Cobaan memang mungkin terasa begitu berat layaknya beban yang dipikulkan ke atas pundak kita. Tapi, terkadang justru dengan datangnya cobaan itu, manusia akan ditempa lebih kuat lagi. Melalui sebuah cobaan yang kita terima, kita belajar untuk mengiklaskan sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi dalam hidup kita. Jujur, untuk hal ini rasanya saya pribadi hanya bisa sebatas teori. Kenyataan, memang sulit sekali untuk bisa mempraktekkannya. Dan kalau mau jujur lagi, terkadang saya pun masih sulit untuk menerima kepergian Icul, anjing saya eh ... anak bungsu saya, maksudnya, hehehe. Tapi, saya juga nggak bisa berbuat apa-apa lagi. Saya harus merelakannya, toh.
Namun, yang jelas, belajar untuk iklas pada cobaan itu juga merupakan hal berat yang menjadi peer saya supaya ke depannya saya bisa berharap menjadi pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik lagi. Apalagi sudah mendekati penghujung tahun, tentu list pengharapan di tahun depan nanti sudah mulai berseliweran di kepala. Bahkan dari sekarang.
Malam ini, saya sedikit tidak bisa berkonsentrasi, meskipun tadi siang, segudang ide berlarian di kepala saya. Sekarang, ide itu entah lenyap kemana. Bersamaan dengan pikiran-pikiran lain yang mengganggu. Alhasil, walaupun tangan pengen banget nulis untuk blog, tapi yang terpikir hanya ide ini. Yang lain, sudah pamitan pergi rupanya XD
Ps : Maaf, kalau lagi ngelantur hingga berubah menjadi orang yang sok tahu XD
Monday, November 2, 2009
Ojek Payung Cilik
Ketika musim hujan datang meramaikan perjalanan akhir tahun di negara Indonesia, pasti bukan sesuatu hal yang langka jika kita menjumpai anak-anak kecil berlarian ke sana ke sini membawa payung sambil berhujan-hujanan. Tidak hanya di Ibukota tapi hampir di seluruh wilayah yang ada di negara ini. Bahkan termasuk di pelosok kota Kediri, dekat tempat ziarah bernama Pohsarang.
Waktu itu saya sedang berbelanja di lapak-lapak yang ada di sepanjang jalan menuju tempat ziarah. Dan kebetulan pula saat itu sedang turun hujan yang cukup deras, sehingga beberapa pejalan kaki yang tidak berniat berbelanja pun terpaksa mampir untuk menghindari jalan becek dan hujan yang membasahi sepanjang jalan kecil di tengah lapak-lapak yang berjejer. Saat sedang memilih-milih kaos, saya melihat seorang anak kecil berkaos kuning tanpa alas kaki, berjalan sambil membawa payung warna-warni dan berdiri di depan lapak. Berharap akan ada satu dua orang menggunakan jasanya sebagai ojek payung. Tetapi orang-orang tidak peduli, meski anak itu tetap setia berdiri di depan lapak.
Kebetulan saat itu saya sudah selesai berbelanja dan ingin kembali ke mobil. Namun karena jaraknya yang agak jauh (dari lapak ke mobil butuh berjalan kaki beberapa ratus meter), akhirya saya memanggil anak itu dan memintanya mengantarkan ke mobil. Dengan sigap anak itu segera memindahkan payung yang ia pegang ke tangan saya. Sementara anak itu memilih berjalan di belakang, dibasuh hujan, tanpa peduli apa dia akan sakit keesokan harinya atau tidak. Yang ia pikirkan hanya bayaran yang akan ia terima sebagai imbalan dari pengorbanan besarnya itu. Saat saya ingin membayar dan menanyakan kira-kira ia mau berapa, anak itu hanya menjawab dengan lugunya, "Seiklasnya saja." Ya ampunnn... saya sampai terenyuh.
Yah, walaupun pekerjaan ini cukup berat juga, karena bertaruh dengan kesehatan, tapi paling tidak masih lebih mendinglah, dibanding sama pengemis-pengemis yang masih berkeliaran di jalan dan tidak terurus. Cuma, kadang saya nggak tega kalau liat anak kecil harus bekerja seperti itu. Kasihan, kan, harus basah-basahan terkena air hujan.