Monday, August 31, 2009

PNS -Pengangguran Namun Sarjana *Sastra*-

Yippi...Finnaly, saya bisa merampungkan kuliah saya tepat pada waktunya.

Jadi, sudah beberapa bulan ini saya sibuk mengerjakan skripsi saya. Gila, cari bahan susah, bolak-balik UI pun tak nampak hasil, ubek-ubek Japan Foundation pun hanya menemukan beberapa. Tapi Puji Tuhan semuanya bisa terselesaikan dengan baik. Bahan-bahan teori bisa terkumpul dan analisis saya pun berjalan lancar. Hingga akhirnya skripsi berjudul
ANALISIS KONSEP GIRI DAN GIMU DALAM DRAMA ICHI RITTORU NO NAMIDA
itu pun bisa terselesaikan dengan baik. Lalu pada tanggal 13 Agustus kemarin *sempat dianggap dapat hari sial, padahal bagi saya angka 13 merupakan keberuntungan. Kenapa? Karena Super Junior ada 13 member hihi* saya melaksanakan sidang saya. Sehari sebelum sidang saya sudah mengalami stres berat, lebih stres ketimbang saya mengerjakan skripsi. Kenapa? Karena untuk sidang saya harus mengeluarkan kemampuan *terbatas* saya dalam berbahasa Jepang. Ya, karena untuk presentasi dan session tanya-jawab pun harus menggunakan bahasa Jepang. Specialnya, sih, untuk dosen saya yang kebetulan memang native.

Tapi, Puji Tuhan lagi, saya *cukup* mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan. HIngga sidang saya sendiri pun tidak memakan waktu lama. Ditambah lagi, dosen-dosen saya sudah cukup mengerti isi skripsi saya, sehingga tidak banyak yang mereka tanyakan pada saya.

Dan begitulah, sidang selesai, pengumuman nilai selesai, revisi dan hardcover pun sudah beres. Kini saya lebih banyak berdiam diri di rumah. Pergi ke luar pun kalau bukan untuk hang out (red: menghabiskan uang) ya, saya pergi les. Tapi inilah yang saya khawatirkan, takut tidak dapat pekerjaan. Apalagi saya termasuk tipe manusia yang tidak bisa dipaksakan, maksudnya, untuk melakukan pekerjaan, saya lebih suka mengerjakan sesuatu yang saya sukai.

Pernah Ibu saya menyuruh untuk melamar pekerjaan pada sebuah perusahaan gas, namun saya tolak mentah-mentah. Saya tidak tau posisi apa yang akan saya tempati lagipula saya sama sekali tidak memiliki minat untuk pergi ke perusahaan gas. Saya lebih tertarik pada perusahaan seperti media cetak. Dan belakangan baru saya sadari, mungkin seharusnya saya tidak mengambil jurusan sastra ini. Namun, bagaimana pun saya juga menyukai jurusan saya ini. Tapi daripada menyesali soal jurusan, saya terus berusaha menghibur diri saya dengan mengatakan, jika saya bukan lulusan komunikasi, paling tidak saya merasa memiliki kemampuan untuk menulis. Itulah modal nekat saya untuk bisa masuk ke perusahaan yang saya sukai.

Sekarang saya hanya memanfaatkan waktu luang *yang sempat tersita untuk urusan skripsi* dengan banyak menonton drama Korea. Sambil mencari pekerjaan, saya pikir tidak ada salahnya menjadi pengangguran yang kerjaannya hanya menonton drama saja.