Showing posts with label review. Show all posts
Showing posts with label review. Show all posts

Monday, March 5, 2012

家政婦のミタ ~kaseifu no mita~


Salah satu drama Jepang yang mau saya review kali ini adalah "Kaseifu no Mita" yang artinya adalah pengurus rumah tangga bernama (keluarga) Mita. Menceritakan tentang sebuah keluarga yang baru saja kehilangan sosok Ibu untuk selama-lamanya. Ada empat anak dan seorang suami yang kesulitan untuk mengurus diri mereka karena terbiasa mengandalkan Ibu. Hingga akhirnya menyewa jasa seorang (semacam) pembantu rumah tangga--kalau boleh dibilang--melalui agen. Adegan pertama langsung dibuka oleh sosok Mita yang stand by di depan rumah keluarga Asuda. Begitu pukul tujuh pas, Mita-san langsung menekan bel dan memperkenalkan diri sebagai pengurus keluarga tersebut. Sampai di sini merasa tidak ada yang spesial? Tunggu dulu. Mita-san memang pengurus keluarga yang handal. Dia bisa membersihkan rumah dengan baik, menyiapkan sarapan yang enak-enak, tapi hati-hati memberi perintah kepadanya. Mita-san akan melakukan apa pun yang majikannya perintahkan. APA PUN. Termasuk jika majikannya menyuruh Mita-san untuk membunuh!

Semula, anak-anak Asuda tidak percaya sampai mereka membuktikannya sendiri dan mulai ketakutan dengan sosok dingin Mita-san. Dan, jika diperhatikan lebih jauh, Mita-san adalah sosok yang tidak punya ekspresi. Dia bahkan tidak pernah mencoba mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Tapi, semakin lama bersama Mita-san, anak-anak Asuda merasakan adanya sosok lembut di balik wajah baja Mita-san. Hingga mereka semua secara tulus ingin membantu Mita-san terlepas dari jerat masa lalunya yang menyebabkan sosok Mita-san berubah menjadi seperti robot itu. Terutama karena Mita-san telah membantu menyelesaikan intrik masalah dalam keluarga Asuda, tentu dengan caranya sendiri.

Sampai suatu ketika, anak bontot Asuda bernama, Kii, meminta Mita-san untuk menjadi Ibu mereka. Mita-san yang merasa masih berada di bawah 'bayaran' keluarga Asuda pun, menurut saja terhadap permintaan Kii.

Jadi, Mita-san benar-benar jadi Ibu mereka, kah?

Drama bersambung keluaran NTV (Kanto) dibintangi oleh salah satu artis yang punya bakat luar biasa, yang juga adalah istri dari Takashi Sorimachi (kalau yang nonton Onizuka, pasti tau cowok ini), yaitu Matsushima Nanako. Drama ini memiliki rating yang membuat saya tercengang, karena angkanya terus melonjak, hingga di akhir episode (ke-11), ratingnya mencapai 40%! Karenanya pun, drama ini telah menyabet penghargaan dalam banyak kategori di Television Drama Academy Award.

Saya memang mengakui kalau akting Matsushima Nanako sangat hebat. Dalam karakternya sebagai Mita-san, dia berhasil membuat sosok yang begitu dingin, tapi justru jauh di dalam dirinya dia sangat sangat rapuh. Sisi itu juga berhasil menyentuh saya. Drama ini memang punya alur cerita yang menarik, tipikal drama Jepang yang selalu punya "pesan" untuk penontonnya. Meski di satu sisi saya merasa ada sesuatu yang mengganjal. Maklum, di Indonesia apa sih istimewanya punya pembantu rumah tangga. Sudah banyak cerita mengenai majikan jatuh cinta pada pengurus rumah tangganya sendiri, bukan? Hehe, tapi Jepang tidak demikian. Punya pembantu itu seperti sesuatu yang mewah, katanya. Lagipula, ending drama ini tidak akan seperti yang Anda bayangkan, kok. Percaya deh.

Yang jelas, hal itu tidak menjadi masalah besar. Karena pada kenyataannya drama ini memang sukses.

Saturday, December 18, 2010

Taegukgi : The Brotherhood War


Kenapa harus ada perang?

Itu yang tercetus dalam benak saya sewaktu menonton film ini. Taegukgi, sebuah film Korea yang sebenarnya sudah beredar sangat lama, yaitu pada February 2004 dan kemudian muncul di USA pada bulan September di tahun yang sama. Sayangnya, saya baru bisa menonton film ini di penghujung tahun 2010 xD

Taegukgi merupakan film berlatarkan sejarah perang antara Korea Selatan dan Korea Utara. Melalui kisah ini, kita diajak masuk ke dua dimensi, yaitu tahun 2004 dan tahun 1950, dimana masa-masa itu masyarakat Korea Selatan (Seoul) dikejutkan dengan berita bahwa perang akan meledak.

Permulaan kisah dibuka dengan sebuah evakuasi jenazah tulang belulang oleh para tentara masa kini, yang menginginkan supaya jenazah tulang belulang tentara pada jaman perang meletus itu bisa disemayamkan dengan lebih pantas. Dari sana juga, tim evakuasi menemukan data bahwa seorang mantan tentara bernama Lee Jin Seok masih hidup. Dan, begitu dikonfirmasi, muncullah kakek tua yang memang mengaku bahwa dia benar-benar Lee Jin Seok. Dia masih hidup.

Lalu, scene berganti ke tahun 1950, Seoul. Diperlihatkan dua orang pria yang saling menyebutkan "semir sepatu" sebagai kode yang menunjukkan bahwa keduanya sangat akrab. Mereka adalah Lee Jin Tae (Jang Dong Gun) dan adiknya, Lee Ji Seok (Won Bin). Sampai suatu hari, Ji Seok datang ke tempat semir sepatu kakaknya itu dengan wajah cemas.
"Perang akan meletus." Begitulah berita yang dia bawa.

Masyarakat pun berbondong-bondong mengemasi barang masing-masing untuk mengungsi. Ji Seok dan Jin Tae pun tak ketinggalan. Bersama Ibu dan seorang tunangan Jin Tae yang bernama Young Shin, serta ketiga adiknya yang masih kecil-kecil, mereka segera mengungsi menuju daerah yang sekiranya aman. Tapi, di sana justru tentara Korea mengumbar pengumuman bahwa setiap pria yang berusia 18 - 30 tahun wajib bergabung untuk perang. Jin Seok yang masih berusia 18 tahun pun terpaksa ikut. Jin Tae yang tak suka adiknya ikut perang, berusaha melawan tentara itu, tetapi hasilnya nihil. Keduanya justru malah terjebak dan ikut ke dalam perang.

Pertumpahan darah, orang-orang mati dengan mudah, orang-orang sekarat, bom, kelaparan bahkan kehausan, langsung menjadi santapan Jin Seok dan Jin Tae sehari-hari selama di camp peperangan. Tapi, semangat Jin Tae untuk mengembalikan Jin Seok ke rumah dan sekolah lagi, tidak membuatnya gentar dan menyerah. Justru Jin Tae selalu berusaha menjadi tentara terbaik supaya bisa meminta kebebasan dari komandannya untuk memulangkan Jin Seok ke rumah. Sayangnya, Jin Seok sama sekali tidak menyukai ide Jin Tae. Dia ingin tetap bersama hyung-nya bahkan kalau memang mereka harus berada di camp peperangan terus. Semua itu membuat Jin Seok marah pada Jin Tae dan semakin membuat Jin Tae tak segan-segan mengambil resiko besar untuk menghancurkan lawan.

Tapi, larut dalam obsesinya untuk menjadi yang terbaik, membuat karakter Jin Tae yang penyayang itu perlahan berubah. Hingga Jin Seok sendiri menjadi benci dengan kakaknya itu.

Sampai suatu ketika Jin Seok ditahan dalam sebuah sel. Sementara Jin Tae terus berusaha membujuk komandannya untuk memulangkan Jin Seok. Ternyata saat itu musuh sudah semakin mendekat. Tiba-tiba bom meledak dan membakar hangus sel tempat Jin Seok dipenjara. Jin Tae pun tak peduli pada hujan peluru. Dia cuma mau menemukan Jin Seok dan menyelamatkan adiknya itu. Tapi, semua terlambat. Dia cuma bisa melihat api melahap habis sel tersebut. Dari sanalah, Jin Tae menduga Jin Seok telah mati. Dia pun marah pada sang komandan dan membunuh orang itu tanpa ampun.

Jin Tae tidak tahu kalau Jin Seok berhasil diselamatkan dan sedang menunggu kepulangannya ke rumah di sebuah pengungsian yang aman. Tapi, kemudian begitu dia mendengar berita bahwa Jin Tae tiba-tiba masuk ke dalam tim musuh, Jin Seok pun kembali ke medan perang guna bertemu dengan kakaknya.

Berhasilkah Jin Seok bertemu dengan Jin Tae?

Taegukgi ini merupakan salah satu film yang cukup sadis. Tidak. Bahkan sadis banget buat saya. Tak segan-segan diperlihatkannya gambar potongan tubuh yang pecah akibat bom meledak, orang yang bunuh diri dengan menembak kepala dan otaknya bercecer, lalu yang juga sadis banget adalah ketika Jin Tae membunuh si komandan.

Sedikit melirik, sebenarnya Taegukgi tak berbeda jauh dengan film punya Indonesia sendiri, yaitu Merah Putih. Sayangnya, apa yang saya lihat di Taegukgi tidak saya dapatkan di Merah Putih. Di sinilah perang itu sebenarnya tersaji dalam dimensi lain yang tak kita jangkau langsung. Dan, kalau nonton Taegukgi ini, siapin tissue aja. Kali-kali mendadak mata menjadi basah.


note : picture taken from wikipedia

Friday, December 3, 2010

My Girlfriend Is Gumiho!


Wah~ apa jadinya, ya, kalau punya pacar seekor rubah? Tapi, bukan cuma sekedar rubah, melainkan rubah berbuntut sembilan? Repot? Ngeri? Atau..., hmmm?

Tema inilah yang kemudian diangkat oleh Boo Song Chul, salah satu director milik Korea, menjadi sebuah kemasan drama seri yang menarik. Berdurasi satu jam untuk masing-masing episodenya yang secara keseluruhan ada 16 seri. Drama yang disiarkan melalui saluran SBS ini, ternyata memiliki alur cerita yang sangat sangat sangat memikat dan khas Korea sekali. Dengan memajang Lee Seung Gi dan Shin Min Ah sebagai pasangan inti dari cerita yang mengangkat unsur fantasy ini, tidak membuat saya berpikir bahwa drama ini "menjual" pemainnya. Karena memang drama yang mengasung genre fantasi, komedi dan romantis ini sangat layak untuk ditonton. Baik sebagai hiburan atau sarana untuk mengenal Korea lebih dalam lagi.

My Girlfriend Is Gumiho.
Begitulah judulnya. Kalau ada yang bertanya Gumiho itu apa, Gumiho adalah rubah berbuntut sembilan. Gumiho sering dikaitkan sebagai legenda masyarakat Korea yang mengatakan bahwa Gumiho akan mempertahankan hidupnya dengan menyantap hati manusia karena dianggap sebagai sumber dari jiwa seorang yang hidup. Di dalam drama ini, dikisahkan bahwa Gumiho ini sangat ingin menjadi manusia dan tinggal di dunia manusia. Tapi, ada syarat untuk memenuhi hal itu. Sang Gumiho harus menikah dengan seseorang yang benar-benar mencintainya. Gumiho pun mencari seorang kekasih dan menanti seorang suami sejak beratus-ratus tahun lalu, tapi tak seorang pun mau menjadi suaminya karena takut akan cerita-cerita mengerikan mengenai Gumiho. Dan, karena Gumiho tak kunjung mendapatkan suami, maka dia pun dikunci di dalam sebuah lukisan, oleh Three Mothers God.

Drama yang sering saya singkat dengan sebutan Gumiho ini, dibuka dengan adegan Cha Dae Woong (Lee Seung Gi) yang baru keluar dari kampusnya dan langsung ditemui oleh Mi Ho (Shin Min Ah). Berapa kali Dae Woong berusaha menghindar, Mi Ho terus saja nampak. Ya, karena Mi Ho adalah Gumiho yang sudah berhasil keluar dari lukisan berkat bantuan Cha Dae Woong sendiri. Lalu, scene pun mundur, menceritakan awal mula dan bagaimana Cha Dae Woong ini bisa bertemu dengan lukisan Gumiho dan mengeluarkannya dari sana.

Hutang budi pun berlanjut. Gumiho merasa memiliki kewajiban membalaskan kebaikan Cha Dae Woong dengan menolong cowok itu memberinya sebuah "kehidupan" melalui sebuah bead atau gusuri atau semacam kristal yang ada di dalam tubuh Gumiho, sewaktu Cha Dae Woong tergelincir dari tebing. Ajaib, Dae Woong pun tak merasakan sedikit pun rasa sakit meski jatuh dari bebatuan yang tinggi.

Dan, kisah pun terus bergulir. Dae Woong yang ketakutan dan merasa risih dengan kehadiran Gumiho, semula tidak percaya dengan semua kata-kata Gumiho tersebut. Dia pikir gadis itu gila menyebut dirinya dengan Gumiho. Tapi, ketika akhirnya Dae Woong melihat sendiri bagaimana gadis itu benar-benar memiliki bead dan bahkan 9 buntut, akhirnya dia percaya dan pasrah pada nasib yang membuatnya berada tak lebih satu meter pun dari Gumiho, yang kemudian diberi nama panggilan Mi Ho.

Tapi, justru bermula dari sana, perlahan perasaan Dae Woong berubah. Risih, marah, dan enggan yang semula bercokol berat di dadanya, perlahan pudar dan berganti dengan satu kata : cinta. Bahkan meski awalnya Dae Woong ingin memanfaatkan bead milik Mi Ho, pada akhirnya dia bisa berkata, "Aku tidak mencintaimu bukan karena tidak masalah untuk mencintaimu. Karena aku mencintaimu, segalanya jadi tidak masalah."

Dan, seperti kebanyakan drama lainnya, kisah cinta unik antara Dae Woong dan Mi Ho pun penuh intrik. Mulai dari kehadiran orang ketiga, hingga situasi dimana Mi Ho yang berusaha keras untuk bisa jadi manusia itu, ternyata harus berujung pada pengorbanan nyawa salah satu dari mereka. Semua itu seakan hadir untuk mencegah Mi Ho dan Dae Woong bersatu meraih kebahagiaan. Hingga akhirnya salah satu dari mereka pun harus siap menerima kenyataan bahwa akan ada yang "hilang" diantara keduanya.

Mi Ho atau Dae Woong yang harus mati?

Sedih, tangis, juga tawa heboh mengiringi saya saat menonton drama ini. Pemainnya berakting dengan emosi yang full sehingga saya bisa merasakan sakit dan bahagianya mereka. Alur ceritanya pun terasa padat, walau sedikit banyak saya merasa ada bagian yang terasa dipercepat, sementara yang lain seperti diperlambat. Pun, ada beberapa adegan yang agak maksa dan rasanya terlalu cepat untuk berganti ke adegan lain. Tapi, berkat emosi para tokoh, saya pun merasa sangat puas menonton drama ini. Ah iya, drama ini sangat kaya akan karakter. Bodoh, ceroboh, polos, egois, sombong, licik, ambisi, lebay dan rela berkorban digambarkan sangat detail di sini. Karakternya sangat manusiawi. Bahwa tak ada yang benar-benar jahat dan tak ada yang benar-benar baik.

My Girlfriend Is Gumiho memiliki rating yang cukup, tapi saya sungguh sangat menyukai setiap adegan di drama ini. Seperti tak ingin cepat-cepat menghabiskan seluruh serinya, tapi juga dikejar rasa penasaran. Bingung, ya, jadinya. Hakakakak~

Untuk mendownload keseluruh (16) episodenya bisa mencari di Indowebster.
Untuk mendownload ostnya bisa mencari di 4shared dan salah satunya adalah lagu yang berjudul Starting Now, I Love You yang dinyanyikan sendiri oleh pemainnya, Lee Seung Gi (Cha Dae Woong).

Jadi, ada yang mau coba pacaran sama rubah? Hihihihi~

Monday, November 29, 2010

Marathon : Kisah Seorang Penderita Autis


Penderita Autis bukanlah anak-anak tanpa bakat. Saya percaya bahwa mereka selalu punya 'sesuatu' yang bisa ditunjukkan pada banyak orang dari sekedar bahwa kenyataan mereka memiliki dunia sendiri yang berbeda dari kebanyakan orang.

Dan, lagi-lagi Korea menyentuh saya melalui karya mereka.

Sebuah film yang didistribusikan oleh cineline ini, mengangkat kisah nyata seorang penderita Autis bernama Bae-Hyong Jin. Kisah yang diceritakan secara visualisasi berdurasi 117 menit ini memberikan sebuah pelajaran tentang sisi dari seorang penderita Autis. Bukan untuk melecehkan, tetapi untuk memperlajari bagaimana sebenarnya penderita Autis itu. Dan, buat saya pribadi yang bisa dibilang awam dengan para penderita, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini. Ada hal yang semula tidak saya ketahui tentang Autis, kemudian saya pun menjadi paham bahwa anak Autis akan bersikap sebagaimana dia di didik. Mungkin, bisa dikatakan seperti itulah kurang lebihnya.

Film ini berjudul MARATHON.
Bercerita tentang seorang penderita Autis, bernama Cho Won, yang sangat menyukai berlari. Dia tinggal bersama Ibu dan seorang adik lelakinya yang normal. Semula, sang Ibu digambarkan pasrah dengan kondisi Cho Won yang lebih hiperaktif, cenderung sulit diatur dan senang dengan dunianya sendiri. Bahkan saking putus asanya, terutama ketika sang Ayah akhirnya meninggalkan keluarganya, Ibu Cho Won ini pun pernah melepaskan gandengan tangan Cho Won sewaktu di kebun binatang hingga Cho Won tersesat.
Tapi, seiring berjalannya waktu, sang Ibu pun berusaha tegar dan tetap mendidik Cho Won agar menjadi anak yang bisa dibanggakan. Salah satunya dengan mengikutsertakan Cho Won dalam kompetisi lari. Di sana, Cho Won merasa senang dan dia pun mendapatkan juara kedua. Sejak itulah, Cho Won pun dididik sang Ibu untuk mengikuti kompetisi marathon yang lebih besar dengan mencarikan seorang pelatih untuknya. Apalagi, Cho Won pun menyukai berlari. Setidaknya, setiap kali sang Ibu bertanya, "Cho Won, apa kamu suka berlari?" lalu Cho Won akan menjawab, "Iya, suka."

Dengan usaha keras sang Ibu mencarikan pelatih, akhirnya seorang mantan pelari pun mau mendidik Cho Won untuk siap terjun ke kompetisi marathon itu. Tapi, bermula dari sanalah, perlahan-lahan sang Ibu menyadari bahwa ada sedikit kesalahan dalam cara dia mengajar dan mendidik Cho Won. Bahwa ternyata, selama ini, dididikannya hanyalah untuk memuaskan keinginan sang Ibu, yaitu tidak malu memiliki anak meski dia seorang penderita Autis.

Meski pada akhirnya, sang Ibu pun benar-benar dibuat bangga oleh Cho Won karena prestasi berlarinya.

Kisah yang mengharu biru antara Ibu dan Anak ini bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih mengetahui bahwa mendidik anak Autis bukan berarti harus memaksakan kehendak pribadi saja. Bahwa penderita Autis pun harus dididik untuk peka dengan hal-hal yang diluar dugaan supaya mereka bisa benar-benar melebur dengan masyarakat luas secara utuh. Bahwa bukan untuk memuaskan keinginan pribadi, lantas anak bisa dijadikan alat.

Mereka manusia. Bukan boneka. Bahkan penderita Autis pun yang lebih spesial ketimbang kita.

Film Marathon sangat layak ditonton meski agak menye-menye sedikit, karena banyak pelajaran yang bisa dipetik, juga motivasi untuk menghadapi hidup ini dengan lebih baik.

Dan, tentunya tak lupa mengajak kita untuk bersyukur atas apa yang sudah ada di hidup kita.

picture taken from http://www.avistaz.com/wp-content/uploads/2007/10/malaton.jpg

Saturday, November 6, 2010

Coffee House : Kisah Si Penulis, Calon Penulis, dan Pemilik Penerbit


Wah, sudah lama sekali saya nggak membuat review soal drama yang saya tonton, ya?! Memang sejak ngantor, pekerjaan yang satu ini sedikit saya tinggalkan. Yah, tapi barang satu atau dua jam saya selalu mencoba untuk mencuri waktu supaya bisa menonton. Hehehe~

Dan, kali ini saya datang membawa review-an sebuah drama Korea yang berjudul Coffee House. Drama bergenre romantic comedy ini berhasil membuat saya cukup betah dalam menikmati alur ceritanya yang agak panjang dan lama, tapi harus muat untuk pengemasan 18 episode saja. Alasan pertama adalah pemainnya. Hehehe~ Ehhhh..., bukan si cowok--yang entahlah siapa itu, tapi sebut saja namanya adalah Eun Jong--seorang member dan ex-leader dari idol group berjudul T-ara.

Jadi, kisah Coffee House ini berkisah seputar kehidupan penulis, Lee Jin Soo (Kang Ji Hwan), yang membawa Kang Seung Yeon (Eun Jong) menjadi seorang sekretarisnya. Si Penulis perfeksionis ini mempunya kebiasaan-kebiasaan khusus yang sulit sekali dilakukan oleh Kang Seung Yeon sebagai sekretaris yang belum berpengalaman. Sementara itu Lee Jin Soo yang menjadi penulis pada sebuah penerbitan bernama GO Publishing ini, memiliki hubungan dekat dengan pemilik penerbitan itu, bernama Seo Eun Young (Park Si Yeon). Sampai suatu ketika, mantan tunangan Seo Eun Young, Han Ji Won (JunG Woon In) ini kembali hadir dalam kehidupannya.

Begitulah kira-kira basic dari kisah Coffee House yang ditayangkan melalui channel SBS ini.

Selanjutnya bisa ditebak kira-kira kemana cerita akan bergerak.

Cinta segiempat antara Lee Jin Soo, Seo Eun Young, Kang Seung Yon dan Han Ji Won mewarnai keseluruhan episode yang ada. Diselingi dengan adegan-adegan lucu dari Han Ji Won yang agak aneh, ada juga tingkah yang diluar nalar dari seorang Lee Jin Soo yang berlabel seorang penulis misteri terkenal di Korea. Semuanya mengisi kepadatan dari cerita Coffee House dengan satu benang merah yang ada : kopi.

Tapi sayangnya, tak ada resep membuat kopi enak yang bisa di sharing pada setiap episodenya. Cuma gambaran bahwa kopi yang diminum si tokoh itu terlihat enak sekali.

Dan, sebenarnya, kalau mau dipreteli, Coffee House memiliki jalinan cerita yang cukup rumit. Satu dan lain hal saling berhubungan tapi membuat cerita terasa lebih menarik kita ke dalam kehidupan komplikasi para tokohnya.

Hanya saja banyak yang tidak begitu suka dengan drama ini.

Oke, saya akui, kesan saya tidak begitu dalam terhadap ending ceritanya yang 'hanya begitu saja' tapi cukup banyak dijumpai di beberapa drama Korea yang saya tonton. Namun, bagi saya yang penikmat drama, rasanya Coffee House bisa menjadi alternatif hiburan yang menyenangkan. Dan, saya suka akting Eun Jung yang terlihat natural. Ini pertama kalinya doi main drama, kan? Hehehe~ Saya acungi jempol buat ex-leader yang satu ini.

Jadi, bagi teman-teman yang sedang seacrhing tontonan akhir pekan, mungkin Coffee House bisa masuk menjadi salah satu must watch drama list.

Sumber : http://www.koreandrama.org/?p=1898

Thursday, May 13, 2010

Ajang Bagi Jobless

Jika bukan karena status saya sebagai jobless aka pencari kerja, pasti saya nggak akan pernah peduli dengan event besar-besaran seperti Job Fair ini. Apa sih Job Fair? Job Fair adalah ajang bagi seluruh perusahaan untuk berkumpul di satu tempat, memberi kesempatan bagi para pelamar pekerjaan untuk langsung datang dan menyerahkan CV di tempat. Prosesnya jauh lebih cepat ketimbang hanya dengan mengirim CV via e-mail (begitu kata salah seorang dari sebuah perusahaan ketika saya bertanya, bagaimana kalau saya kirim CV via e-mail). Bagi saya (dan tentunya ribuan pelamar lainnya) ajang seperti ini adalah hal yang sangat menguntungkan. Asal tau dengan jelas apa yang sebaiknya dibawa pada saat job fair, dijamin ajang ini tidak akan menjadi ajang yang sia-sia belaka.

Kemarin pun, saya mengikuti dua ajang job fair yang berbeda.

Yang pertama pada tanggal 4 Mei, di daerah Senayan. Lalu, yang kedua di gedung SMESCO pada tanggal 12 Mei. Memang tiap Job Fair memiliki tata cara masing-masing yang berbeda.

Tanggal 4 Mei bertempat di Senayan, acara job fair yang ada memang tidak begitu ramai. Malah cenderung sepi dibanding job fair lain yang pernah saya ikuti. Begitu pun menurut teman saya. Tapi, meski sepi, toh intinya di tempat itu tetap hadir berbagai macam perusahaan yang mempersilahkan kita untuk menyerahkan CV.
Html-nya hanya Rp 20.000 saja.

Tanggal 12 Mei bertempat di SMESCO, justru jauh lebih ramai. Job Fair yang diadakan oleh Jobstreet.com ini sudah dibanjiri pengunjung yang berharap menemukan "jodoh" aka pekerjaan, ketika saya dan teman saya tiba di sana. Dan, kebanyakan sudah rapih jali dengan dresscode kemeja licin, celana / rok bahan licin--yang mungkin lebih rela berdiri di bus daripada bagian belakangnya lecek, rambut di-blow abis-abisan, make-up, plus membawa amplop cokelat dan tas. Kalau saya sih saltum alias salah kostum. Beneran, saya cuma pakai kemeja seadanya dan celana jins plus CV yang ternyata kurang stoknya. Ditambah lagi, tak ada embel-embel kopian ijasah, sertifikat atau transkrip nilai seperti CV orang-orang. Pun KTP nggak ada, sampe akhirnya temen saya bilang, "pake aja kopian KTP-nya".
Html-nya hanya Rp 30.000 saja.

Tapi, apa pun kondisinya, bagi saya kedua ajang tersebut merupakan kesempatan emas untuk bisa langsung menyodorkan CV kepada perusahaan. Lumayanlah..., paling nggak, melalui ajang tersebut CV saya sudah tersebar ke beberapa media yang memang membuka lowongan di ajang tersebut. Sekarang, tinggal menunggu hasil akhirnya. Apa saya dipanggil, ditolak, diacuhkan, atau malah diterima? Ahakakak, aminnnnn~ mudah-mudahan ada satu dua media yang "terpikat" dengan saya yang agak-agak bodoh ini.

Ternyata prinsip "kalo jodoh nggak kemana" bisa diterapkan dalam hubungan dengan kerjaan, hihihi... semoga saja...,
jodohkuuuu~ datanglahhhhh~

Saturday, May 8, 2010

Comeback Publish

Puji Tuhan. Setelah menunggu begitu lama, juga melalui proses yang cukup berliku, akhirnya pihak Gagas Media memberi sebuah kabar bahwa pada tanggal 18 Mei 2010 nanti novel kedua saya diperkirakan akan beredar di toko buku. Meski statusnya masih coming soon tak ada salahnya jika saya melakukan promosi terlebih dahulu...hehehe....

Tapi sungguh, deh. Penyakit itu kembali menyerang saya : Tidak Percaya Diri. Penyakit yang juga membuat novel pertama saya tidak begitu banyak mendapat sorotan promosi dari author-nya sendiri, malah seakan terbengkalai begitu saja dan segalanya seperti diserahkan pada pihak penerbit saja. Dan sekarang pun, saat melakukan promo kecil-kecilan sebelum launching novel kedua, saya nervous banget (tuh...nggak pedenya masih aja kumat). Hanya saja saya merasa perlu memaksakan diri untuk tidak termakan oleh hasrat tidak pede itu. Paling nggak, saya nggak mau menelantarkan buah karya saya sendiri.

Untuk keperluan promosi itulah (plus atas saran dari mocca chi yang tetep keras terhadap saya), sebuah blog yang akan diisi dengan segala hal tentang detail novel ini pun, akhirnya lahir. Jadi, bagi siapa pun yang berkenan, harap mampir ke blog saya yang baru ini, ya. Oh ya, saya pun sudah memajang cover-nya di blog tersebut.

Silahkan cek di blog : RAIN AFFAIR (http://rainaffair.blogspot.com/)
Kalau perlu sekalian follow, hihihi.

Trim's

Wednesday, May 5, 2010

Stars On May

Bulan May ini akan menjadi menyenangkan buat saya. Kenapa? Hihihi, karena bulan ini adalah bulan bertabur bintang. Baru saja memasuki awal bulan May, saya sudah disuguhkan oleh comeback single dari T-ara yang berjudul We`re The One yang mengusung tema sepak bola. Emang mau ada pertandingan besar ya? Semacam World Cup atau apalah itu? Maklum bukan penggemar bola jadi pun nggak tau soal berita bola. Yang saya ikuti hanya lagunya saja.

Lalu, setelah melihat teaser dari MV T-ara tersebut, saya juga mendapat suguhan dari penampilan baru F(x) yang benar-benar bertransformasi menjadi lebih funky, ahakaka..., dengan single terbaru mereka berjudul NU ABO. Selain T-ara dan F(x) di awal May, ada pun KARA dengan konsep ala cheerleadernya, mengeluarkan single berjudul We`re With You. Hmmm, saya sih masih lebih tertarik dengan single T-ara dan F(x). Tapi, KARA tetap harus diperhitungkan juga. MV KARA pun sudah keluar bersamaan dengan single-nya, kira-kira begitulah pas saya cek. Sementara F(x) masih menunggu full MV-nya muncul. Saya nggak sabar melihat MV full mereka.

Kalau dari boybandnya...hmmm, ternyata saya bisa jatuh hati pula pada single terbaru U-KISS yang berjudul WHAT (morago), padahal biasanya saya nggak gitu tertarik mengikuti U-KISS. Dan..., karena menurut kabar akan banyak sekali artis-artis yang comeback pada bulan ini, maka saya tak sabar menunggu kemunculan mereka dengan format baru yang pastinya akan memberi kejutan. Contohnya seperti si F(x) itu. Hihihi. Menunggu..., kabarnya Kyuhyun pun akan kembali bersama SUJU KRY. Seppp~ Kutunggu di Jakarta, Kyu~ ahakakaka.

KARA

T-ARA


gambar diambil dari jenpoo.com
sumber: jenpoo.com, korean highlight.

Tuesday, May 4, 2010

My Boss My Hero

Seorang pria berusia 27 tahun, seorang anak yakuza, tampan, keren dan sangat kaya raya, tetapi bahkan tak mampu menjumlahkan angka hingga menghasilkan bilangan yang lebih besar dari 27! Bodoh sekali. Hingga akhirnya transaksi yang cukup besar dengan yakuza cina pun gagal. Lantas, sang Ayah pun marah dan kecewa, lalu menyuruhnya untuk kembali ke SMA, untuk belajar! Dari sanalah kisah seru, kocak, mengharukan dorama paling recommended sepanjang masa berjudul My Boss My Hero ini dimulai. Ya, sebuah petualangan Sakaki Makio yang menyamar menjadi murid biasa berusia 17 tahun, padahal wajahnya pun sudah uzur aka tak ada tanda-tanda masih berusia belia.



Sebenarnya dorama Jepang yang dimainkan oleh Nagase Tomoya ini sudah sangat lama (2006) tapi saya tak pernah bosan menontonnya hingga sekarang. Adegan-adegan komedinya yang dimainkan natural oleh Nagase, begitu mengocok perut. Tapi, bagi yang menyukai dorama romantis, agaknya dorama ini masih agak jauh dari kesan itu meski ada sedikit sentilan romantis yang tetap saja dibuat kocak. Intinya, dorama ini khusus untuk memutuskan urat tawa.

Sebenarnya, di youtube pun ada beberapa potongan episode yang sudah diberi subtitle, tapi tak lengkap. Saya tak tahu harus menonton dimana, tapi dorama lama ini DVD-nya sudah beredar. Jumlah episode hanya 10 dan kita bisa menangis sambil tertawa menonton dorama ini. Dan, karena tak bisa menemukan episode 1 yang ada subtitle sebagai teaser (yang versi beres), jadi saya masukkan adegan yang bikin saya ngakak saja.



OST dari dorama ini berjudul Sorafune, yang dinyanyikan oleh Tokio dengan vokalis Nagase Tomoya sendiri. Berikut cuplikan PV-nya.




Ahakakak...kocak banget kalo liat Sakaki Makio.

Thursday, April 29, 2010

Lagi, Nostalgia

Saya ingat lagi dengan satu jagoan yang meski tak begitu mengikuti, tapi cukup membuat saya betah di depan tivi. Siapa dia? Ultramannnn! Ahakakaka.... Banyak serinya, tapi ultraman yang sempet saya taksir adalah Ultraman Tiga. Kenapa? Hihihi, tentu tak luput dari pemainnya yang tampan, Hiroshi Nagano salah satu anggota V6 (grup yang sangat jadul sekali) yang juga turut menyanyikan OST untuk Ultraman seri ini. Judulnya Take Me Higher.



Lagunya seru. Saya selalu suka. Penuh semangat dan benar-benar memberi dampak yang baik bagi tubuh yang sedang lelah, bawaannya pengen joget...ahakakak...lagu khas anak-anak Johny's.
Ini cuplikan lagunya versi PV dan lirik kalau ada yang mau karaoke sama saya....ahakakakak.

shizuka ni asayake ga daichi o tsutsundeku
itsumo to kawaranu yoake
haruka ni tsuzuiteku kurikaeshi no naka de
bokura wa ima o ikite iru
mienai kyou no kaze ni tachi mukatte yuku
itsumademo mamoritai sono hohoemi o

wanna take you baby take me higher
ai o dakishimete ima
gonna tiga take me take me higher
yuuki dakishimete tsuyoku
wanna take you baby take me higher
kitto tadori tsukeru sa
gonna tiga take me take me higher
atsui kodou o shinjite

arasoi goto nai ashita o sagashiteru
daremo ga machi nozonderu
bokura ga dekiru koto o tsuzukete yuku yo
yasashiku narereba ii tayasazu itai

wanna take you baby take me higher
subete ugoki hajimeta
gonna tiga take me take me higher
michi o kiri hiraite yuku
wanna take you Baby take me higher
tachi domatterarenai
gonna tiga take me take me higher
hikaru hitomi o shinjite

wanna take you baby take me higher
gonna tiga take me take me higher

itsuka wa todoku kitto bokura no koe ga
sekai mo kaete yukeru jidai o koete

wanna take you baby take me higher
ai o dakishimete ima
gonna tiga take me take me higher
yuuki dakishimete tsuyoku
wanna take you baby take me higher
kitto tadori tsukeru sa
gonna tiga take me take me higher
atsui kodou o shinjite




Lalu, ada lagi dari Kamen Rider Black RX yang lagunya juga pernah saya nyanyikan waktu karaoke. Heboh waktu itu, karena jadulnya sudah terdengar bahkan sejak musik mengalun. Tapi, entah kenapa saya tak pernah bosan kalau mendengarnya. Hanya saja liat penampilan Kotaro Minami saja yang memang agak errrr.... tak bisa berkata-kata saking terlihat ajaibnya. Maklumlah, kita sudah hidup di tahun 2010... XD

Hikari no oorora mi ni matoi
Kimi wa tatakau hito ni nare
Kizutsuku koto wo osoretara
Chikyuu wa aku no te ni shizumu

Wake up, the hero moeagare
Hikari to yami no hateshinai batoru
Wake up, the hero taiyou yo
Ai ni yuuki wo ataete kure
Kamen raidaa kuroi bodi
Kamen raidaa makka na me
Kamen raidaa black rx

Yasashisa yori mo hageshisa ga
Daiji na toki ga aru mono sa
Kimi yo ikari wo inazuma ni
Kaete uchuu ni tokihanate

Wake up, the hero mune no oku
Kimi no shiranai kimi ga iru no sa
Wake up, the hero me wo samase
Dare ga pinchi wo sukuu no ka
Kamen raidaa kirameku inazuma
Kamen raidaa ai no senshi
Kamen raidaa black rx

Wake up, the hero moeagare
Hikari to yami no hateshinai batoru
Wake up, the hero taiyou yo
Ai ni yuuki wo ataete kure
Kamen raidaa kuroi bodi
Kamen raidaa makka na me
Kamen raidaa black rx




Hayooo, pilihlah jagoanmu. Tapi, jangan pernah berpikir untuk mengadu mereka ya. Kasihan Kotaro Minami, dia kan tak sebesar Ultraman....
Henshin!

Monday, April 19, 2010

Skype, Untuk Segala Kemudahan

Komunikasi dalam dunia maya, tentu bisa dilakukan melalui berbagai macam media. Facebook, Yahoo Messanger, MSN, MIRC (jadul banget, jaman saya masih sekolah), atau mungkin media yang lainnya. Selain menjadi pelanggan setia Yahoo Messanger, sekarang saya pun tengah beralih pada Skype. Apa itu Skype? Skype adalah suatu media komunikasi online, yang mirip messanger, tapi untuk beberapa hal, saya akui Skype memiliki kelebihan yang cukup berbeda dibanding media komunikasi online lainnya.

Dengan Skype, kamu bisa melakukan hubungan telepon GRATIS dan lancar tanpa hambatan. Saat mengirim file pun, sebesar apa pun, tidak ada masalah eror atau gangguan lainnya kecuali masalah koneksi internet yang nggak bisa ditoleransi. Semuanya terasa lancar. Emoticonnya juga berbeda. Banyak yang lebih lucu dan unik.


Kemaren kapan itu, saya dan teman saya malah ngobrol ngalur ngidul lewat Skype ini. Suaranya sangat sangat jelas. Entah karena koneksi atau karena emang rumah kami deketan (hubungannya apa coba, Clar?), yang jelas nggak ada sedikit pun suara yang terdengar kresek-kresek kayak ilang sinyal. Tertarik mencoba Skype? Silahkan kunjungi link untuk mendowload. Mudah, kok, tinggal instal dan bikin ID.

Wednesday, April 7, 2010

Danceholic

Pernah nonton acara dance bareng Cinta Laura? Kalau Planet Remaja yang juga ada acara pamer dance dari sekolah-sekolah? Atau ..., satu acara lomba dance yang judulnya Let's Dance?

Semua acara itu memiliki kemiripan yang sama, yaitu memperlombakan dance dari sebuah tim yang kemudian dinilai oleh juri, baik dari segi konsep antara fashion dan koreografi, eye contact, power, kreatifitas, kekompakan, dll. Dari semua acara itu, saya lebih suka Let's Dance karena kebanyakan tim yang ikut adalah tim yang terlihat cukup profesional dan mungkin menghabiskan waktu lama untuk berlatih dengan giat. Terbukti dari performance mereka (yang saya lihat) ternyata full power.

Tak berbeda dengan Indonesia, Amerika pun punya acara yang serupa tapi tak sama (jauh berbeda bagai langit dan anak langit). Teman saya yang memberitahu saya dua acara ini. Ternyata memang sangat luar biasa. Salah satunya adalah So You Think You Can Dance dan America's Best Dance Crew.

Konsep dari So You Think You Can Dance sendiri intinya para peserta akan diberikan koreografi yang berbeda setiap minggunya dan harus bisa menguasai koreografi tersebut dengan baik. Biasanya mereka berpasangan dan bertukar pasangan tiap minggu juga.

Jenis tariannya beragam dan tidak monoton. Jadi, bisa saja peserta itu lemah di bidang hip hop, tapi kemudian mendapat koreografi hip hop. Jadi tertantang untuk menguasainya. Keren...

Sementara America's Best Dance Crew sendiri lebih mengusung konsep perlombaan antara tim dance dari seluruh daerah di Amerika. Dan setiap minggunya akan dipilih beberapa tim yang dianggap layak untuk tetap maju ke minggu berikutnya.

Kalau dipikir-pikir, konsep umumnya bisa dibilang mirip dengan American Idol atau acara semacam itu. Bedanya, acara ini nggak mengusung kualitas vokal tapi kemampuan gerak tubuh.

Berikut cuplikan JabbaWockezz, salah satu tim dance kesukaan saya yang ikut di America's Best Dance Crew.

Tuesday, March 30, 2010

Bukan Karena Fisik

by : Clara


Ini jujur. Apa pun alasan di balik semua itu, bukan karena fisikmu. Aku menyukaimu apa adanya. Dan, terlebih atas nama duniamu.

Sepenggal untaian kalimat di atas, memang benar apa adanya. Sejak kapan pastinya, ya? Saya tidak begitu ingat. Kalau dikatakan secara mendetail, perasaan ini..., bagaimana mengatakannya, ya? Rasanya satu kata suka cukup mendasari, tetapi semua seperti kembali pada judul.

Yamashita Tomohisa (Yamapi).



Rasa kagum saya pada cowok kelahiran 1985 ini memang terbentuk belum lama ini. Kalau dikatakan saya menjadi salah satu penggemarnya, hmmm..., nggak juga. Posisi Kyuhyun masih lebih tinggi. Tapi, secara akting saya sangat salut pada cowok yang juga tergabung dalam grup NEWS ini.

Belakangan, semenjak tidak ada kerjaan, saya banyak menonton dorama-dorama. Mulai dari dorama jadul yang pada saat itu saya tidak memiliki kesempatan untuk menonton, hingga dorama yang cukup baru. Dan, baru saya sadari, rata-rata semua dorama itu menampilkan Yamapi. Proposal Daisakusen, Code Blue (1st and 2nd season), Buzzer Beat, Dragon Zakura dan masih banyak yang malah saya tidak tonton. Semua menampilkan Yamapi sebagai salah satu tokoh central dari cerita-cerita tersebut.

Biasanya, kita cenderung bosan dengan satu artis yang memainkan banyak cerita. Mungkin jadinya malah bingung (kasus pada beberapa sinetron) dengan ceritanya sendiri. Tapi, saya tidak. Kenapa? Karena Yamapi bermain dengan sangat sangat baik. Ya, bagi saya dia sangat total di setiap dorama yang dibintanginya. Meski menonton banyak dorama, saya tidak merasa risih dengan adanya Yamapi lagi Yamapi lagi. Di satu cerita dia bisa menjadi karakter yang dingin dan cenderung egois (Code Blue), sementara di cerita lain dia bisa menjadi cowok yang sangat manis dan baik hati (Buzzer Beat).

Bercermin dari kemampuan aktingnya yang total (bahkan hingga gaya rambut dan berpakaiannya pun berubah-ubah), saya berpikir, kapan ya aktor muda Indonesia yang seumuran dia bisa berakting seperti itu? Kebanyakan yang saya lihat malah tampil asal-asalan dan cenderung sama dengan sinetron-sinetron dia yang lain. Jadinya, monoton sekali. Nggak ada perubahan gaya, dan kalo akting pun terkesan dibuat-buat. Membosankan.

Salut dengan Yamapi. Sukses terus.
Pantesan fansmu banyak. Termasuk teman saya.
Sementara saya? Hmmm, saya nggak merasa diri menjadi fansmu, tapi saya kagum dan salut.
Ganbatte kudasai ^^

credit dramawiki

Friday, March 5, 2010

Semangat Belajar Karena Drama

by : Clara

Belajar? Malesssss~
Rata-rata pelajar yang ada pasti merasa males banget sama yang namanya belajar. Mereka lebih suka menghabiskan waktu untuk hang out atau ngobrol dengan teman. Itulah tujuan bersekolah. Bukan lagi untuk belajar. Tapi, apa jadinya kalau pihak sekolah juga membiarkan hal itu terjadi? Sudah bisa dibayangkan keadaan sekolahnya yang jauh dari kesan disiplin apalagi nilai ujian yang bagus. Lalu gimana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi? Ada perguruan tinggi yang menerima saja, sudah bagus. Tapi...gimana kalo pelajar-pelajar bodoh itu diyakinkan bisa masuk ke sebuah perguruan tinggi yang paling hebat?

Todai atau Tokyo Daigaku alias University of Tokyo. Reputasinya sangat menjanjikan. Universitas nomor 1 di Jepang, yang kalau mau masuk ke sana harus berjuang mati-matian belajar. Nggak jarang yang harus mengambil ujian masuk berkali-kali baru diterima. Momok yang cukup mengerikan. Orang yang pintar dan rajin pun belum tentu bisa masuk Todai, apalagi si pelajar-pelajar bodoh itu?

Tapi, Sakuragi sensei memberikan janji itu bagi Ryuzan Koukou (SMA Ryuzan). Dalam Dorama Dragon Zakura ini, Sakuragi sensei memberikan jaminan kalau pelajar-pelajar bodoh di sekolah tersebut, akan ada lima orang yang bisa menembus Todai. Gimana nggak semuanya tercengang? Ryuzan Koukou yang reputasinya terkenal hancur itu, bisa memiliki alumni yang akan menembus Todai? Anak-anaknya saja nggak pernah memperhatikan guru mengajar. Kadang datang terlambat sesuka hati. Mau bolos pun silahkan. Mau dandan di kelas dibolehkan. Mau baca komik atau tidur juga hayuk aja. Mau tampil urakan ala yankee pun dibolehkan. Yang jelas, mereka semua pemalas. Tidak mau belajar. Jadi gimana bisa lima orang bisa masuk Todai? Satu pun rasanya mustahil!

Dengan sistem belajar yang telah dibuat sedemikian teliti oleh Sakuragi sensei, enam orang siswa akhirnya mau mengikuti kelas khusus yang telah dibentuk oleh guru bersikap tegas dan dingin itu. Kata-kata yang keluar dari mulut Sakuragi mungkin kasar (dia paling sering ngatain BAKA aka BODOH) tapi, pada akhirnya justru semua itu menjadi picuan bagi mereka untuk membuktikan kalau mereka pada akhirnya juga BISA! Dengan pergaulannya yang luas, Sakuragi meminta bantuan pada beberapa rekannya yang pandai di bidang seperti matematika, science, bahasa inggris dan literature. Tehnik belajarnya pun berbeda dengan guru-guru kebanyakan. Misalnya untuk belajar matematika, bukan dengan cara yang membuat siswa tertekan, tapi coba dengan membuat siswa mencintai matematika itu sendiri. Maka, dibuatlah permainan ping pong matematika yang akan melatih kerja otak siswa untuk langsung memikirkan jawaban dari soal-soal sederhana. "Jika kamu tidak bisa menjawab soalnya dengan cepat, maka kamu akan kalah dari game ini!" Begitulah sekilas penuturan Sakuragi pada keenam siswanya.

Dorama Dragon Zakura ini memang merupakan dorama lama yang muncul sekitar tahun 2005. Tapi, menonton dorama ini mampu memicu semangat kita untuk belajar. Dorama ini benar-benar menyajikan semangat, pantang menyerah dan membuat kita benar-benar terpacu untuk BISA melakukan apa pun yang sebenarnya terasa mustahil.

Cast:

Abe Hiroshi as Sakuragi Kenji
Yamashita Tomohisa as Yajima Yusuke
Nagasawa Masami as Mizuno Naomi
Koike Teppei as Ogata Hideki
Aragaki Yui as Kosaka Yoshino
Nakao Akiyoshi as Okuno Ichiro
Saeko as Kobayashi Maki



Pendapat pribadi:

Nonton, deh. Pasti semangatnya akan benar-benar tertular. Kisah ini begitu sederhana, tapi emosi pemainnya yang keluar membuat saya yang menonton bisa menitikkan air mata sekaligus deg-degan tegang. Yang jelas, saya termotivasi buat belajar juga. Tapi...belajar apa ya? Hihihi....


credit : Dragon Zakura dramawiki

Friday, February 26, 2010

Code Blue Dorama

by : Clara

Dokter itu bukan Tuhan.
Satu pernyataan ini rasanya patut menjadi pegangan bagi siapapun yang merasa sedang berada dalam situasi dimana sedang mengandalkan kehebatan seorang dokter untuk menyelamatkan nyawa seorang manusia. Dia sama seperti kita, manusia yang juga punya kegagalan, kepayahan bahkan segala macam keterbatasan dalam dirinya.

Dokter juga punya perasaan.
Jangan menyalahkan dokter jika dia terlalu larut dalam perasaan pasiennya hingga menyebabkan kelalaian terjadi. Dia hanya orang biasa yang juga bisa terikat emosi dalam mengerjakan sesuatu. Dia juga punya masa lalu yang dijadikan cerminan saat dalam menghadapi pasiennya.

Karena Dokter juga seorang manusia. Dimana hitam putihnya manusia selalu ada kegagalan dan keberhasilan.

Menurut saya, hal-hal semacam itulah yang sebenarnya ingin dibahas dalam dorama yang ditayangkan tahun 2008 oleh stasiun Fuji TV ini. Code Blue. Dorama yang saya review kali ini adalah dorama sederhana yang mengangkat tema kemanusiaan disamping medical untuk dibahas. Atau menurut saya, dorama ini mencoba menceritakan ilmu kedokteran dari sudut pandang yang berbeda.



Review:
Judul : Code Blue - Emergency Lifesaving / Doctor Heli Kinkyuu Kyumei
Episode : 11 + Special
Theme Song : Mr Children - Hanabi
Genre : Medical (tapi menurut saya lebih ke kemanusiaan atau dorama)
Pemain : Yamashita Tomohisa, Toda Erika, Aragaki Yui, Asari Yosuke, dan Higa Manami.

Sinopsis:

Adalah mengenai sebuah rumah sakit bernama Shohoku Emergency Centre yang memiliki fasilitas sebuah helikopter dalam sebagai pelengkap ambulance dalam bertindak menangani kecelakaan-kecelakaan. Tujuannya supaya bisa mencapai tempat kejadian bencana dengan lebih cepat sehingga bisa menolong korban.

Sementara itu, diceritakan mengenai keempat dokter trainning yang masuk ke bagian Emergency Shohoku ini. Mereka bernama Aizawa Kousaku, Hiyama Mihoko, Shiraishi Megumi dan Fujikawa Kazuo. Keempatnya memiliki cita-cita yang sama yaitu bisa mengendarai helikopter tersebut karena sama-sama ingin memperjuangkan impiannya untuk bisa menyelamatkan nyawa orang.
Namun, dari ketiga orang itu, hanya Fujikawa Kazuo saja yang belum berhasil menaiki helikopter tersebut.

Disamping keempat dokter baru itu, beberapa dokter senior juga turut terlibat memberikan arahan bagi perkembangan ilmu lapangan (operasi) bagi para sang dokter baru. Arahan-arahan dan petunjuk yang mereka berikan, pada akhirnya membawa dokter-dokter baru ini menjadi dokter bagian Emergency yang sangat profesional dan mengutamakan tugasnya yaitu menyelamatkan manusia.

Isi dalam dorama ini kebanyakan hanya kombinasi yang pas dari tiap karakter yang memiliki problematika masing-masing.
Bagaimana Aizawa yang dingin bisa bertindak tegas sebagai seorang dokter bahkan hingga mengorbankan waktu untuk neneknya yang juga sakit?
Bagaimana seorang Shiraishi yang gugup saat pertama kali menghadapi pasiennya?
Bagaimana Hiyama gagal dalam misi helikopter pertamanya?
Bagaimana Fujikawa menerima penolakan dari dokter kepala yang menyuruhnya berhenti menjadi dokter saja, hanya karena karakternya yang penuh perasaan terhadap pasien?

Semuanya diramu dengan sangat pas, hingga tanpa saya sadari, saya banyak mengambil pelajaran dari dorama ini. Belum lagi, banyak adegan-adegan yang mampu membuat kita menitikkan air mata karena emosi yang dimainkan begitu menyentuh hati. Tetapi, disamping adegan yang menyentil hati, banyak juga adegan yang membuat (saya) ngilu, seperti adegan operasi pada bagian leher (pembedahan di leher dan darahnya muncrat kemana-mana), atau menggunakan suntikan besar untuk menaikkan tensi darah, dsb. Namanya juga dokter Emergency, selalu saja berhadapan dengan korban-korban kecelakaan.

Yang jelas, bagi yang suka medical, dorama ini juga patut ditonton, terlebih bagi pecinta Dorama Jepang (mengesampingkan Yama-Pi yang memang banyak digandrungi cewek-cewek). Dorama yang sesion ke 2 nya sedang berlangsung ini, patut diacungkan jempol karena kualitas ceritanya yang tidak biasa. Dan, mungkin dorama ini bisa dijadikan cerminan bagi para dokter (ada teman blogger yang dokter? hihihi) atau juga para calon dokter. Karena, saya berharap, dokter di Indonesia juga bisa mengataskan keselamatan pasiennya dan juga bertindak gesit.

Kalau ada yang mau download silahkan.
Kalau ada yang mau beli juga silahkan, mungkin bajakannya sudah tersedia hiahahaha~


Demikian reportase Clara dan Komputernya-yang-baru-sembuh-dari-sakit.

Wednesday, February 17, 2010

Yang Penting dan Nggak Penting

by : Clara

Kali ini mau posting yang agak santai dulu (kapan sih pernah serius, clar?) soalnya kepala lagi mumet dan nggak nahan pengen buang uneg-uneg kegembiraan. Eh, sekedar pengumuman nggak penting, saat postingan ini dibuat, saya baru makan sekali doang selama satu hari ~laparrrrr~ tapi, laparnya segera hilang begitu saya lihat acara Star Dance Battle. Jadi, ditayangkan untuk melengkapi hari valentine kemaren, stasiun Korea MBC menayangkan sebuah acara berjudul Star Dance Battle. Sebuah acara (kayaknya) tahunan yang mengumpulkan para artis yang sedang bersinar dengan single yang nge-hits untuk berlomba-lomba menunjukkan bakat dance mereka. Yah, sebenernya sih nggak usah diraguin lagi, orang Korea itu banyak banget yang bisa dance.

Diantara sekian banyak artis yang ikut, ada beberapa yang saya suka turut serta memeriahkan acara ini. Sebut saja MBLAQ (LeeJoon liat foto di atas yang paling kanan), Super Junior (Kyuhyun liat foto kedua dari kiri), Tiara, After School dan SNSD.

Disela-sela lomba dance yang memanas, ditayangkan sebuah games. FYI, rasanya games di Korea banyak yang nggak penting sebenernya, tapi entah kenapa jadi terasa penting karena lucu.

Sebut aja games di acara Star Dance Battle tahun ini: Satu artis dipakein kayak baju yang biasa dipake boneka, tapi ini model seperti kayu yang terbelah. Dia harus berbaring tengkurap dengan baju itu. Sementara artis lainnya harus berusaha membalikkan posisi tubuh si artis yang terngkurap. Yang berhasil membuat lawan terlentang adalah yang menang. Tuh, kan? Nggak penting banget, sih? XD

Tapi saya salut. Bukankah kegiatan yang nggak penting tapi jadi penting dan menarik karena kemampuan kreatifitas mereka yang tinggi? Hmmm~ *mikir* Yang jelas, dari semua yang saya lihat, saya bisa mengambil kesimpulan, kalau orang Korea sama sekali nggak malu untuk berekspresi secara bebas. Benar-benar ekspresif sekali.

Dan hasil ekspresif lainnya juga tampak pada saat Super Junior turun dance melawan 2PM. Mereka mengkombinasikan antara musik lembut ala balerina dan musik hip hop yang kontras. Tapi hasilnya? Jangan ditanya....super duper keren (apalagi karena ada Kyuhyun yang nyempil). Hehehehe...



Selain kedua jenis musik itu, Super Junior juga menambahkan sedikit teater hiburan di tengah koreo dance mereka. Lihat, muka Shin Dong yang chubby itu terlihat begitu ekspresif.



Makanya nggak heran kalo Super Junior keluar sebagai juara. Dan satu hal lagi yang nggak penting, mereka menang hanya untuk memperebutkan saya daging sapi!

Saya salut sama Korea, kapan ya negara kita juga bisa membuat sebuah acara yang nggak penting menjadi penting tapi menghibur dan kreatif? Setidaknya nggak usah membuat acara tentang dance kalo si pemilik acara sendiri nggak bisa dance. Ups~ *celingukan mencari siapa yang tersindir*

Sunday, February 14, 2010

GALs!

by : Clara

Waktu saya sibuk berberes-beres kamar, saya juga turut membereskan susunan koleksi komik saya yang nggak seberapa itu. Saya urutkan kembali serial Conan yang selalu menjadi favorit saya dan juga Samurai Deeper Kyo yang urutannya ngacak ngadut gara-gara dipinjem temen saya. Nah, dari sana keintip tuh salah satu komik favorit saya. Judulnya : Gals!

Asli ini komik udah lama banget. Kalo nggak salah jaman saya SMA apa SMP gitu, deh. Lupa. Yang jelas dari komik itulah muncul nama imel saya : gal_gagal. Hehehehe, yang belakangan akhirnya mendapat satu protesan dari seseorang. "Hei, nama itu kayak doa loh, masa mau sih kamu nasibnya gagal terus? Mending saranku diganti, deh, itu imel," begitu katanya. T______T

Balik lagi ke topik. Kali ini saya mau review komik, aja, deh. Kalo sebelum-sebelumnya dorama, tapi berhubung stok dorama saya belum nambah lagi (sedang mendownload code blue. ditaksir katanya bagus), jadinya saya mau me-review komik!

Gals ini bercerita tentang seorang gyaru bernama Kotobuki Ran yang dilahirkan di dalam keluarga polisi. Ayahnya sangat bercita-cita kalau ketiga anaknya (Kotobuki Yamato, Kotobuki Ran dan Kotobuki Sayo) bisa menjadi polisi seperti dia dan ibunya. Tapi apa daya, kemampuan otak Ran yang pas-pasan, terlalu santai, suka bersenang-senang dan yang terpenting : CINTA DANDAN, membuatnya tidak mau menjadi seorang polisi meski darah pembela keadilan melekat di dalam dirinya. Kenapa Ran nggak mau? Karena tidak ada seorang polwan yang boleh berdandan atau bergaya fashionable saat bertugas.

Bersama kedua sahabatnya, Yamazaki Miyu dan Hoshino Aya, mereka selalu menghabiskan waktu dengan berkeliling si Shibuya, mampir melihat-lihat (karena Ran termasuk kere dengan duit jajan yang pas-pasan) di Shibuya 109 atau kadang pergi ke laut. Mereka juga selalu berusaha mencari pekerjaan part time untuk menambah uang saku, terutama bagi Ran untuk bisa membeli barang kesukaannya.

Disamping itu, mereka juga berkenalan dengan cowok dari sekolah Meishou yang dikenal ganteng-ganteng, namanya Otohata Rei (Ran memanggilnya : Otocchi atau Reipyon) dan Asou Yuuya (Ran memanggilnya : Nomor 2 karena peringkat kepintaran Yuuya dibawah Rei). Munculah bibit-bibit cinta yang membuat Aya jadi banyak murung, Ran tetap dengan tampang bego sementara Miyu cuek saja karena dia sudah punya Yamato. Yuuya menyukai Ran, tapi Ran cuek. Sementara Aya sibuk mengejar Otohata dan mencoba pacaran dengannya. Hingga akhirnya Ran mendapatkan pacar yang ditemuinya secara "ajaib" di sebuah tempat latihan dance para-para. Namanya Kuroi dan Ran seringkali menjulukinya monyet karena mukanya mirip monyet. Dari sana Yuuya pun patah hati dan beralih pada "musuh yang tak benar-benar musuh"-nya Ran.

Kisah dalam komik ini ringan dan hanya berputar tentang kehidupan remaja Jepang yang tidak jauh dari main, cinta dan fashion! Kenapa saya suka? Karena pengemasan komik ini begitu menarik dengan banyak fashion menarik ala para gyaru Jepang, lalu juga beberapa info mengenai Shibuya dan kehidupan malamnya, dan yang penting sih, gaya penceritaannya yang lebay ala komik itu benar-benar bisa bikin saya ngakak. Serius. Ceritanya kocak abis. Kalo yang suka cerita ringan ala remaja cewek sih pasti demen komik model begini soalnya juga ada cowok-cowok cakep standard remaja (tampan, populer dan pintar). Tapi, karena komik ini termasuk serial cantik (menurut saya) jadi rasanya cowok nggak akan suka T_T kecuali kalau memang ingin menikmati alurnya saja.

Komik ini dibuat oleh Mihona Fuji, dimana sang komikus juga menyelipkan sedikit tentang kesehariannya yang sibuk dengan deadline sebagai selingan di dalam komik berjilid 10 buku ini. Sebenarnya Gals! juga dibuat anime dan pernah ditayangkan di stasiun tivi lokal pada pagi hari. Tapi, kata orang-orang sih, versi anime-nya kurang begitu lucu. Jadi, lebih baik baca komiknya saja. Hiahahahaha.

Salam
(>.^)v

Monday, February 8, 2010

Hachiko Monogatari

by : Clara

Jepang bukan saja terkenal oleh yang namanya bunga Sakura atau gunung Fuji. Ada banyak sekali hal yang menarik yang menyorot nama negri asal Doraemon tersebut. Salah satu hal yang juga menjadi daya tarik tersendiri dari Jepang adalah mengenai sebuah patung anjing yang berdiri di depan stasiun Shibuya bernama Hachiko. Pembuatan patung Hachiko ini bukan berdasar semata-mata hanya untuk hiasan yang menjadi semacam ciri khas perfektur Shibuya, yang juga terkenal dengan gyaruu-nya (cewek-cewek yang senang sekali dengan fashion). Ada sebuah kisah tersembunyi yang membangun si Hachiko hingga berada di sana.

Hachiko itu sendiri merupakan jenis anjing khas Jepang yang sering disebut Akita dog atau dengan kanji 秋田犬. Tipe anjing dengan bulu tebal yang membuatnya tahan berada di bawah salju sekali pun dan memiliki mata yang meruncing di ujungnya sehingga tampak sedikit sipit dan tajam. Sementara Akita dog berkarakter sangat setia sehingga bisa sangat akrab dengan manusia.

Kisah Hachiko itu sendiri sudah cukup lama. Dia lahir di tahun 1923 di sebuah perfektur bernama Akita. Lalu seorang profesor bernama Ueno Hidesaburo ingin memeliharanya sehingga Hachiko pun dikirim dari Akita menuju Tokyo dari stasiun Odate, menuju stasiun Ueno. Sejak itu resmilah Hachiko dirawat oleh Ueno. Mereka tinggal di dekat stasiun Shibuya dan Hachiko hidup bersama 2 anjing lainnya milik profesor. Setiap hari Hachiko selalu mengantar profesor pergi bekerja dan akan kembali lagi pada petang untuk menjemput majikannya itu di depan stasiun. Suatu hari, profesor itu meninggal saat sedang bekerja sehingga ketika Hachiko menunggunya di depan stasiun, Hachiko tidak bertemu dengan profesor. Hachiko tidak tau kalau profesor sudah meninggal hingga akhirnya setiap hari Hachiko terus menunggu sang majikan hingga 9 tahun lamanya. Hachiko akhirnya meninggal pada tahun 1935 di usia 13 tahun. Dia meninggal di jembatan Inari dekat Sungai Shibuya. Hachiko tidak pernah pergi ke sana sebelumnya. Dan setelah diotopsi, ternyata Hachiko menderita filariasis (penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing).

Kini, kisah Hachiko kembali diangkat oleh Lasse Harllstorm menjadi sebuah film drama yang lebih modern. Dengan memasang Richard Gere dan Joan Allen sebagai pemeran utamanya, film ini sangat-sangat mengundang air mata.


Alur ceritanya sendiri tidak merubah sama sekali inti cerita dari sejarah Hachiko sendiri. Namun, karena semuanya dibuat oleh Holywood, tentu saja sedikit ada perubahan di sana sini. Dimulai dari seekor anjing Akita yang dibawa dari Jepang dalam sebuah kurungan kayu menuju Amerika. Sampai di sebuah stasiun, anjing itu dibawa dalam sebuah troli bersama kumpulan barang yang lain. Namun, karena anjing itu bergerak tidak betah, kurungannya pun terjatuh dan kayunya rusak hingga akhirnya dia bisa bebas dari kandang. Diantara puluhan orang yang berlalu-lalang, seperti sudah ditakdirkan anjing itu pun bertemu seorang kakek tua bernama Parker Wilson (Richard Gere). Mulanya Parker Wilson tidak mau mengajaknya pulang meskipun merasa kasihan pada si anak anjing yang tersesat. Dia meminta pertolongan petugas stasiun tapi orang itu menolak. Akhirnya Parker pun terpaksa membawanya ke rumah.

Sang istri ternyata tidak suka dengan kehadiran anjing itu. Parker pun terpaksa mencari orang yang mau merawatnya, tapi lagi-lagi tidak ada yang mau membantunya. Dia pun menemui seorang kerabatnya yang masih keturunan Jepang. Di sana parker diberitahu bahwa anjing kecil itu memiliki kalung dengan huruf kanji delapan (八) sehingga Parker pun mulai memanggilnya Hachi, yang juga berarti hati atau kokoro. Suatu ketika istrinya, Cate Wilson (Joan Allen) membuat sebuah iklan dengan foto si anjing. Namun, begitu melihat Parker sedang bermain-main dengan Hachi, hati Cate pun luluh. Dia memutuskan untuk membiarkan suaminya merawat Hachi.

Dan dari situlah, kisah Hachiko yang sebenarnya dimulai.

Kesan saya sewaktu menonton film ini tidak jauh-jauh dari satu kata, tersentuh. Hingga membuat saya nangis bombay. Sebenarnya, film berdurasi 1,5 jam ini tidak berbeda dengan kebanyakan drama yang lain. Malah mungkin ada beberapa adegan yang membosankan. Tapi, kekuatan pada sejarah Hachiko itulah yang membuat film ini sangat layak untuk ditonton. Kalau biasanya saya nonton film pake tereak-tereakkan, di film ini nyaris nggak ada yang seperti itu. Alur ceritanya berjalan begitu tenang namun menggoyahkan emosi. Pengiring lagu dalam film ini juga lembut, yaitu hanya sebuah dentingan piano.

Yang jelas saya pribadi sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton.


NOTE: maaf, ya. buat dua postingan yang ultah memang sengaja saya pasang untuk tidak dikomentari karena saya pikir cuma sekedar ucapan yang mungkin tidak begitu penting ...hehehehe ^________^v *pis*

credit: wikipedia

Salam
(>.^)v

Wednesday, January 27, 2010

The Mini Coffin

by : Clara

Peti mati...
Jika saya memikirkan dua kata itu, rasanya yang terbayang adalah bagaimana kalau saya berada di dalamnya? Apakah saya akan kedinginan? Atau justru tidak merasakan apa-apa? Tapi, yang jelas, dua kata itu menghantarkan saya pada satu kata : Kematian.

Tapi, peti mati yang saya maksud kali ini, bukan peti mati yang seperti itu.

Waktu saya kuliah dulu, ada teman saya yang (nggak tahu deh kerasukkan setan apa :P) berbaik hati memberikan saya peti mati. Oing? Kasih hadiah peti mati? Hehehe, iya. Dia sungguhan memberikan saya benda itu yang hingga sekarang masih saya simpan di rumah. Peti mati ini sungguh special karena bentuknya yang tidak biasa alias unik. Saya juga pikir gitu, karena nggak ada orang yang jual peti mati seperti ini di Indonesia. Maksudnya, saya belum pernah lihat.

Peti mati ini berjudul Angel's Tale yang diciptakan oleh seorang musisi hebat markotop di negri Sakura aka Jepang, HYDE. Kalau yang mengenal band rock bernama L'arc~en ~Ciel, harusnya tidak asing lagi dengan pentolan vokalis yang memiliki tinggi hanya 160 cm ini. Suaranya yang sangat `dalam` mengesankan nuansa misterius akan sosoknya. Meski perawakannya kecil, usianya bahkan ... hmm, saya hitung, mungkin sudah memasuki kepala 4, mendekati kepala 5. Wow. Sudah tua sekali bang Hyde! Hahaha... tapi, jangan salah, dia tetap memiliki karisma yang sangat kuat. Hingga beberapa teman saya pun masih sangat menyukainya (hmm, maap ya Bang Hyde, ternyata pesona brondong lebih memabukkan saya).

Pria yang sebenarnya sengaja merahasiakan tanggal lahir sebenarnya ini (yang saya tahu dia bulan Januari, tapi katanya info itu bohong), sudah beristri dengan satu anak perempuan yang lucu. Dia juga buta warna (beberapa warna soft) hingga cita-citanya yang berhubungan dengan menggambar pun harus kandas. Tapi, kalo nggak begitu, kamu nggak akan jadi penyanyi sukses kali ya, Bang? Hehehe.

Satu single dari Bang Hyde yang sangat sangat sangat saya suka, adalah Evergreen. Lagu yang katanya diciptakan untuk sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu, tapi suatu saat dia mendapatkan kabar kalau sahabatnya itu sudah meninggal. Karena itu, di dalam PV-nya pun ada gambar peti mati. Katanya sih begitu ceritanya....hiahahahaha~

Jadi, ini dia PV-nya Bang Hyde. Selamat dinikmati. Lagunya benar-benar nyesss~ banget. Ahhhh~ sampe saya nggak bisa banyak ngomong. Sebenarnya ada vers Bahasa Inggris, tapi buat saya justru feel nya nggak gitu berasa. Lebih menusuk hati dengan bahasa Jepang. Tapi sudah ada eng sub title-nya. Dengar dan resapi tiap alunan musiknya, juga suaranya yang begitu nge-bass dengan desahan-desahan yang begituuuuu lembut, seperti saat kita makan tiramisu dengan krimnya yang manis






Dan ini adalah peti mati yang saya maksud. Peti mati yang menyimpan Angel`s Tale dalam bungkusan suara emas seorang Hyde. Dalam peti mati ini hanya berisi dua single yang berjudul sama, Angel's Tale. Bentuknya pun tidak sama dengan compact disc biasa. Ukuran discnya lebih kecil dibanding yang normal.





Note: Postingan ini muncul karena obrolan dengan mocca chi tentang gadget. Kok, nggak nyambung, ya? Hiahahaha... maklum, ini peti mati kecil banget, saya aja sampe lupa ada benda ini di kamar kalau bukan mocca chi yang membuat saya teringat lagi.

Monday, January 25, 2010

Brilliant Legacy a.k.a Kejora Bintang

by : Clara

Kali ini saya mau review lagi drama yang juga bagus untuk ditonton. Judulnya Brilliant Legacy. Tapi, entah kenapa ada juga yang menyebutkan judulnya Shining Inheritance atau Beautiful Legacy. Salah satu drama Korea yang sudah masuk daftar licensed, sehingga harapan untuk bisa mendowloadnya agak tipis. Tapi, buat saya drama ini seru untuk dinikmati. Terdiri dari 28 episode saja dan masing-masing episodenya memakan waktu sekita 60 menit. Ditayangkan di stasiun SBS sekitar bulan april tahun 2009.






Pemainnya :


Han Hyo Joo as Go Eun Sung
Lee Seung Ki as Sun Woo Hwan
Bae Soo Bin as Park Jun Se
Moon Chae Won as Yoo Seung Mi





Kisahnya dibuka dengan Eun Sung yang baru pulang dari Amerika. Begitu turun dari pesawat, salah satu tasnya tertukar dengan seorang cowok bernama Hwan. Namun, keduanya tidak menyadari hingga mereka sampai di rumah masing-masing.

Permasalahan yang ada nggak jauh-jauh dari permasalahan dalam rumah tangga. Ayah Eun Sung mengalami kegagalan dalam sahamnya sehingga perusahaannya berujung bangkrut. Namun, sebuah kecelakaan menyebabkan Ayah Eun Sung dianggap telah meninggal. Eun Sung dan adiknya, Eun Woo yang autis, diusir dari rumah oleh Ibu tirinya dengan alasan tidak punya uang untuk membeli rumah yang besar untuk mereka tinggal. Ibu tirinya hanya membawa anak kandungnya, Seung Mi, untuk tinggal bersama. Ibu tiri Eun Sung serakah. Dia mencairkan uang asuransi suaminya itu untuk dikuasai sendiri, sementara dia membiarkan Eun Sung dan Eun Woo luntang-lantung di jalan. Sampai akhirnya, Eun Woo menghilang karena sengaja dibuang oleh si Ibu tiri ke luar kota, jauh dari Seoul.

Sementara itu, Eun Sung yang bertahan hidup sambil berusaha mencari Eun Woo, bertemu dengan Jun She, seorang cowok yang tampan dan baik hati (halah) yang banyak membantu Eun Sung. Mulai dari membantu mencarikan rumah hingga berusaha memasang pamflet agar Eun Woo bisa ditemukan.

Di sela-sela perjuangan hidup Eun Sung, dia pun bertemu dengan seorang nenek tua yang terluka dan ditolongnya. Tapi, ternyata nenek itu adalah orang tua yang kaya raya. Nenek itu punya perusahaan makanan sup sapi yang terkenal. Berkat bantuan nenek itu, Eun Sung bisa bekerja di restorannya, tinggal di rumahnya, bahkan si nenek berjanji akan mencari Eun Woo untuk Eun Sung. Tapi, nenek itu ternyata adalah nenek dari Hwan yang tasnya pernah tertukar dengan Eun Sung. Hwan yang sombong selalu saja menuduh Eun Sung sebagai penipu.

Sang nenek yang berusaha keras memutar otak untuk mengubah sikap sombong dan angkuh Hwan itu, akhirnya menyuruh Eun Sung untuk membantunya. Dan, seperti yang bisa ditebak, mereka akhirnya jatuh cinta. Percintaan segi empat tak terelakkan antara Eun Sung, Hwan, Jun She dan Seung Mi. Namun, pengolahannya yang menarik membuat saya tidak sanggup berlama-lama menunggu tiap episodenya.

Apa ada yang merasa pernah melihat cerita dari drama yang kini sudah siaran langsung di Indosiar ini? Hehehehe, intinya sih, kalo nggak suka dengan Korea, bisa tonton versi Indonesianya yang sudah melewati proses per-lebay-an yaitu melalui sinetron Kejora Bintang.

Salam
(>.^)v