Showing posts with label drama. Show all posts
Showing posts with label drama. Show all posts

Saturday, December 18, 2010

Taegukgi : The Brotherhood War


Kenapa harus ada perang?

Itu yang tercetus dalam benak saya sewaktu menonton film ini. Taegukgi, sebuah film Korea yang sebenarnya sudah beredar sangat lama, yaitu pada February 2004 dan kemudian muncul di USA pada bulan September di tahun yang sama. Sayangnya, saya baru bisa menonton film ini di penghujung tahun 2010 xD

Taegukgi merupakan film berlatarkan sejarah perang antara Korea Selatan dan Korea Utara. Melalui kisah ini, kita diajak masuk ke dua dimensi, yaitu tahun 2004 dan tahun 1950, dimana masa-masa itu masyarakat Korea Selatan (Seoul) dikejutkan dengan berita bahwa perang akan meledak.

Permulaan kisah dibuka dengan sebuah evakuasi jenazah tulang belulang oleh para tentara masa kini, yang menginginkan supaya jenazah tulang belulang tentara pada jaman perang meletus itu bisa disemayamkan dengan lebih pantas. Dari sana juga, tim evakuasi menemukan data bahwa seorang mantan tentara bernama Lee Jin Seok masih hidup. Dan, begitu dikonfirmasi, muncullah kakek tua yang memang mengaku bahwa dia benar-benar Lee Jin Seok. Dia masih hidup.

Lalu, scene berganti ke tahun 1950, Seoul. Diperlihatkan dua orang pria yang saling menyebutkan "semir sepatu" sebagai kode yang menunjukkan bahwa keduanya sangat akrab. Mereka adalah Lee Jin Tae (Jang Dong Gun) dan adiknya, Lee Ji Seok (Won Bin). Sampai suatu hari, Ji Seok datang ke tempat semir sepatu kakaknya itu dengan wajah cemas.
"Perang akan meletus." Begitulah berita yang dia bawa.

Masyarakat pun berbondong-bondong mengemasi barang masing-masing untuk mengungsi. Ji Seok dan Jin Tae pun tak ketinggalan. Bersama Ibu dan seorang tunangan Jin Tae yang bernama Young Shin, serta ketiga adiknya yang masih kecil-kecil, mereka segera mengungsi menuju daerah yang sekiranya aman. Tapi, di sana justru tentara Korea mengumbar pengumuman bahwa setiap pria yang berusia 18 - 30 tahun wajib bergabung untuk perang. Jin Seok yang masih berusia 18 tahun pun terpaksa ikut. Jin Tae yang tak suka adiknya ikut perang, berusaha melawan tentara itu, tetapi hasilnya nihil. Keduanya justru malah terjebak dan ikut ke dalam perang.

Pertumpahan darah, orang-orang mati dengan mudah, orang-orang sekarat, bom, kelaparan bahkan kehausan, langsung menjadi santapan Jin Seok dan Jin Tae sehari-hari selama di camp peperangan. Tapi, semangat Jin Tae untuk mengembalikan Jin Seok ke rumah dan sekolah lagi, tidak membuatnya gentar dan menyerah. Justru Jin Tae selalu berusaha menjadi tentara terbaik supaya bisa meminta kebebasan dari komandannya untuk memulangkan Jin Seok ke rumah. Sayangnya, Jin Seok sama sekali tidak menyukai ide Jin Tae. Dia ingin tetap bersama hyung-nya bahkan kalau memang mereka harus berada di camp peperangan terus. Semua itu membuat Jin Seok marah pada Jin Tae dan semakin membuat Jin Tae tak segan-segan mengambil resiko besar untuk menghancurkan lawan.

Tapi, larut dalam obsesinya untuk menjadi yang terbaik, membuat karakter Jin Tae yang penyayang itu perlahan berubah. Hingga Jin Seok sendiri menjadi benci dengan kakaknya itu.

Sampai suatu ketika Jin Seok ditahan dalam sebuah sel. Sementara Jin Tae terus berusaha membujuk komandannya untuk memulangkan Jin Seok. Ternyata saat itu musuh sudah semakin mendekat. Tiba-tiba bom meledak dan membakar hangus sel tempat Jin Seok dipenjara. Jin Tae pun tak peduli pada hujan peluru. Dia cuma mau menemukan Jin Seok dan menyelamatkan adiknya itu. Tapi, semua terlambat. Dia cuma bisa melihat api melahap habis sel tersebut. Dari sanalah, Jin Tae menduga Jin Seok telah mati. Dia pun marah pada sang komandan dan membunuh orang itu tanpa ampun.

Jin Tae tidak tahu kalau Jin Seok berhasil diselamatkan dan sedang menunggu kepulangannya ke rumah di sebuah pengungsian yang aman. Tapi, kemudian begitu dia mendengar berita bahwa Jin Tae tiba-tiba masuk ke dalam tim musuh, Jin Seok pun kembali ke medan perang guna bertemu dengan kakaknya.

Berhasilkah Jin Seok bertemu dengan Jin Tae?

Taegukgi ini merupakan salah satu film yang cukup sadis. Tidak. Bahkan sadis banget buat saya. Tak segan-segan diperlihatkannya gambar potongan tubuh yang pecah akibat bom meledak, orang yang bunuh diri dengan menembak kepala dan otaknya bercecer, lalu yang juga sadis banget adalah ketika Jin Tae membunuh si komandan.

Sedikit melirik, sebenarnya Taegukgi tak berbeda jauh dengan film punya Indonesia sendiri, yaitu Merah Putih. Sayangnya, apa yang saya lihat di Taegukgi tidak saya dapatkan di Merah Putih. Di sinilah perang itu sebenarnya tersaji dalam dimensi lain yang tak kita jangkau langsung. Dan, kalau nonton Taegukgi ini, siapin tissue aja. Kali-kali mendadak mata menjadi basah.


note : picture taken from wikipedia

Friday, December 3, 2010

My Girlfriend Is Gumiho!


Wah~ apa jadinya, ya, kalau punya pacar seekor rubah? Tapi, bukan cuma sekedar rubah, melainkan rubah berbuntut sembilan? Repot? Ngeri? Atau..., hmmm?

Tema inilah yang kemudian diangkat oleh Boo Song Chul, salah satu director milik Korea, menjadi sebuah kemasan drama seri yang menarik. Berdurasi satu jam untuk masing-masing episodenya yang secara keseluruhan ada 16 seri. Drama yang disiarkan melalui saluran SBS ini, ternyata memiliki alur cerita yang sangat sangat sangat memikat dan khas Korea sekali. Dengan memajang Lee Seung Gi dan Shin Min Ah sebagai pasangan inti dari cerita yang mengangkat unsur fantasy ini, tidak membuat saya berpikir bahwa drama ini "menjual" pemainnya. Karena memang drama yang mengasung genre fantasi, komedi dan romantis ini sangat layak untuk ditonton. Baik sebagai hiburan atau sarana untuk mengenal Korea lebih dalam lagi.

My Girlfriend Is Gumiho.
Begitulah judulnya. Kalau ada yang bertanya Gumiho itu apa, Gumiho adalah rubah berbuntut sembilan. Gumiho sering dikaitkan sebagai legenda masyarakat Korea yang mengatakan bahwa Gumiho akan mempertahankan hidupnya dengan menyantap hati manusia karena dianggap sebagai sumber dari jiwa seorang yang hidup. Di dalam drama ini, dikisahkan bahwa Gumiho ini sangat ingin menjadi manusia dan tinggal di dunia manusia. Tapi, ada syarat untuk memenuhi hal itu. Sang Gumiho harus menikah dengan seseorang yang benar-benar mencintainya. Gumiho pun mencari seorang kekasih dan menanti seorang suami sejak beratus-ratus tahun lalu, tapi tak seorang pun mau menjadi suaminya karena takut akan cerita-cerita mengerikan mengenai Gumiho. Dan, karena Gumiho tak kunjung mendapatkan suami, maka dia pun dikunci di dalam sebuah lukisan, oleh Three Mothers God.

Drama yang sering saya singkat dengan sebutan Gumiho ini, dibuka dengan adegan Cha Dae Woong (Lee Seung Gi) yang baru keluar dari kampusnya dan langsung ditemui oleh Mi Ho (Shin Min Ah). Berapa kali Dae Woong berusaha menghindar, Mi Ho terus saja nampak. Ya, karena Mi Ho adalah Gumiho yang sudah berhasil keluar dari lukisan berkat bantuan Cha Dae Woong sendiri. Lalu, scene pun mundur, menceritakan awal mula dan bagaimana Cha Dae Woong ini bisa bertemu dengan lukisan Gumiho dan mengeluarkannya dari sana.

Hutang budi pun berlanjut. Gumiho merasa memiliki kewajiban membalaskan kebaikan Cha Dae Woong dengan menolong cowok itu memberinya sebuah "kehidupan" melalui sebuah bead atau gusuri atau semacam kristal yang ada di dalam tubuh Gumiho, sewaktu Cha Dae Woong tergelincir dari tebing. Ajaib, Dae Woong pun tak merasakan sedikit pun rasa sakit meski jatuh dari bebatuan yang tinggi.

Dan, kisah pun terus bergulir. Dae Woong yang ketakutan dan merasa risih dengan kehadiran Gumiho, semula tidak percaya dengan semua kata-kata Gumiho tersebut. Dia pikir gadis itu gila menyebut dirinya dengan Gumiho. Tapi, ketika akhirnya Dae Woong melihat sendiri bagaimana gadis itu benar-benar memiliki bead dan bahkan 9 buntut, akhirnya dia percaya dan pasrah pada nasib yang membuatnya berada tak lebih satu meter pun dari Gumiho, yang kemudian diberi nama panggilan Mi Ho.

Tapi, justru bermula dari sana, perlahan perasaan Dae Woong berubah. Risih, marah, dan enggan yang semula bercokol berat di dadanya, perlahan pudar dan berganti dengan satu kata : cinta. Bahkan meski awalnya Dae Woong ingin memanfaatkan bead milik Mi Ho, pada akhirnya dia bisa berkata, "Aku tidak mencintaimu bukan karena tidak masalah untuk mencintaimu. Karena aku mencintaimu, segalanya jadi tidak masalah."

Dan, seperti kebanyakan drama lainnya, kisah cinta unik antara Dae Woong dan Mi Ho pun penuh intrik. Mulai dari kehadiran orang ketiga, hingga situasi dimana Mi Ho yang berusaha keras untuk bisa jadi manusia itu, ternyata harus berujung pada pengorbanan nyawa salah satu dari mereka. Semua itu seakan hadir untuk mencegah Mi Ho dan Dae Woong bersatu meraih kebahagiaan. Hingga akhirnya salah satu dari mereka pun harus siap menerima kenyataan bahwa akan ada yang "hilang" diantara keduanya.

Mi Ho atau Dae Woong yang harus mati?

Sedih, tangis, juga tawa heboh mengiringi saya saat menonton drama ini. Pemainnya berakting dengan emosi yang full sehingga saya bisa merasakan sakit dan bahagianya mereka. Alur ceritanya pun terasa padat, walau sedikit banyak saya merasa ada bagian yang terasa dipercepat, sementara yang lain seperti diperlambat. Pun, ada beberapa adegan yang agak maksa dan rasanya terlalu cepat untuk berganti ke adegan lain. Tapi, berkat emosi para tokoh, saya pun merasa sangat puas menonton drama ini. Ah iya, drama ini sangat kaya akan karakter. Bodoh, ceroboh, polos, egois, sombong, licik, ambisi, lebay dan rela berkorban digambarkan sangat detail di sini. Karakternya sangat manusiawi. Bahwa tak ada yang benar-benar jahat dan tak ada yang benar-benar baik.

My Girlfriend Is Gumiho memiliki rating yang cukup, tapi saya sungguh sangat menyukai setiap adegan di drama ini. Seperti tak ingin cepat-cepat menghabiskan seluruh serinya, tapi juga dikejar rasa penasaran. Bingung, ya, jadinya. Hakakakak~

Untuk mendownload keseluruh (16) episodenya bisa mencari di Indowebster.
Untuk mendownload ostnya bisa mencari di 4shared dan salah satunya adalah lagu yang berjudul Starting Now, I Love You yang dinyanyikan sendiri oleh pemainnya, Lee Seung Gi (Cha Dae Woong).

Jadi, ada yang mau coba pacaran sama rubah? Hihihihi~

Monday, November 29, 2010

Marathon : Kisah Seorang Penderita Autis


Penderita Autis bukanlah anak-anak tanpa bakat. Saya percaya bahwa mereka selalu punya 'sesuatu' yang bisa ditunjukkan pada banyak orang dari sekedar bahwa kenyataan mereka memiliki dunia sendiri yang berbeda dari kebanyakan orang.

Dan, lagi-lagi Korea menyentuh saya melalui karya mereka.

Sebuah film yang didistribusikan oleh cineline ini, mengangkat kisah nyata seorang penderita Autis bernama Bae-Hyong Jin. Kisah yang diceritakan secara visualisasi berdurasi 117 menit ini memberikan sebuah pelajaran tentang sisi dari seorang penderita Autis. Bukan untuk melecehkan, tetapi untuk memperlajari bagaimana sebenarnya penderita Autis itu. Dan, buat saya pribadi yang bisa dibilang awam dengan para penderita, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini. Ada hal yang semula tidak saya ketahui tentang Autis, kemudian saya pun menjadi paham bahwa anak Autis akan bersikap sebagaimana dia di didik. Mungkin, bisa dikatakan seperti itulah kurang lebihnya.

Film ini berjudul MARATHON.
Bercerita tentang seorang penderita Autis, bernama Cho Won, yang sangat menyukai berlari. Dia tinggal bersama Ibu dan seorang adik lelakinya yang normal. Semula, sang Ibu digambarkan pasrah dengan kondisi Cho Won yang lebih hiperaktif, cenderung sulit diatur dan senang dengan dunianya sendiri. Bahkan saking putus asanya, terutama ketika sang Ayah akhirnya meninggalkan keluarganya, Ibu Cho Won ini pun pernah melepaskan gandengan tangan Cho Won sewaktu di kebun binatang hingga Cho Won tersesat.
Tapi, seiring berjalannya waktu, sang Ibu pun berusaha tegar dan tetap mendidik Cho Won agar menjadi anak yang bisa dibanggakan. Salah satunya dengan mengikutsertakan Cho Won dalam kompetisi lari. Di sana, Cho Won merasa senang dan dia pun mendapatkan juara kedua. Sejak itulah, Cho Won pun dididik sang Ibu untuk mengikuti kompetisi marathon yang lebih besar dengan mencarikan seorang pelatih untuknya. Apalagi, Cho Won pun menyukai berlari. Setidaknya, setiap kali sang Ibu bertanya, "Cho Won, apa kamu suka berlari?" lalu Cho Won akan menjawab, "Iya, suka."

Dengan usaha keras sang Ibu mencarikan pelatih, akhirnya seorang mantan pelari pun mau mendidik Cho Won untuk siap terjun ke kompetisi marathon itu. Tapi, bermula dari sanalah, perlahan-lahan sang Ibu menyadari bahwa ada sedikit kesalahan dalam cara dia mengajar dan mendidik Cho Won. Bahwa ternyata, selama ini, dididikannya hanyalah untuk memuaskan keinginan sang Ibu, yaitu tidak malu memiliki anak meski dia seorang penderita Autis.

Meski pada akhirnya, sang Ibu pun benar-benar dibuat bangga oleh Cho Won karena prestasi berlarinya.

Kisah yang mengharu biru antara Ibu dan Anak ini bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih mengetahui bahwa mendidik anak Autis bukan berarti harus memaksakan kehendak pribadi saja. Bahwa penderita Autis pun harus dididik untuk peka dengan hal-hal yang diluar dugaan supaya mereka bisa benar-benar melebur dengan masyarakat luas secara utuh. Bahwa bukan untuk memuaskan keinginan pribadi, lantas anak bisa dijadikan alat.

Mereka manusia. Bukan boneka. Bahkan penderita Autis pun yang lebih spesial ketimbang kita.

Film Marathon sangat layak ditonton meski agak menye-menye sedikit, karena banyak pelajaran yang bisa dipetik, juga motivasi untuk menghadapi hidup ini dengan lebih baik.

Dan, tentunya tak lupa mengajak kita untuk bersyukur atas apa yang sudah ada di hidup kita.

picture taken from http://www.avistaz.com/wp-content/uploads/2007/10/malaton.jpg

Saturday, November 6, 2010

Coffee House : Kisah Si Penulis, Calon Penulis, dan Pemilik Penerbit


Wah, sudah lama sekali saya nggak membuat review soal drama yang saya tonton, ya?! Memang sejak ngantor, pekerjaan yang satu ini sedikit saya tinggalkan. Yah, tapi barang satu atau dua jam saya selalu mencoba untuk mencuri waktu supaya bisa menonton. Hehehe~

Dan, kali ini saya datang membawa review-an sebuah drama Korea yang berjudul Coffee House. Drama bergenre romantic comedy ini berhasil membuat saya cukup betah dalam menikmati alur ceritanya yang agak panjang dan lama, tapi harus muat untuk pengemasan 18 episode saja. Alasan pertama adalah pemainnya. Hehehe~ Ehhhh..., bukan si cowok--yang entahlah siapa itu, tapi sebut saja namanya adalah Eun Jong--seorang member dan ex-leader dari idol group berjudul T-ara.

Jadi, kisah Coffee House ini berkisah seputar kehidupan penulis, Lee Jin Soo (Kang Ji Hwan), yang membawa Kang Seung Yeon (Eun Jong) menjadi seorang sekretarisnya. Si Penulis perfeksionis ini mempunya kebiasaan-kebiasaan khusus yang sulit sekali dilakukan oleh Kang Seung Yeon sebagai sekretaris yang belum berpengalaman. Sementara itu Lee Jin Soo yang menjadi penulis pada sebuah penerbitan bernama GO Publishing ini, memiliki hubungan dekat dengan pemilik penerbitan itu, bernama Seo Eun Young (Park Si Yeon). Sampai suatu ketika, mantan tunangan Seo Eun Young, Han Ji Won (JunG Woon In) ini kembali hadir dalam kehidupannya.

Begitulah kira-kira basic dari kisah Coffee House yang ditayangkan melalui channel SBS ini.

Selanjutnya bisa ditebak kira-kira kemana cerita akan bergerak.

Cinta segiempat antara Lee Jin Soo, Seo Eun Young, Kang Seung Yon dan Han Ji Won mewarnai keseluruhan episode yang ada. Diselingi dengan adegan-adegan lucu dari Han Ji Won yang agak aneh, ada juga tingkah yang diluar nalar dari seorang Lee Jin Soo yang berlabel seorang penulis misteri terkenal di Korea. Semuanya mengisi kepadatan dari cerita Coffee House dengan satu benang merah yang ada : kopi.

Tapi sayangnya, tak ada resep membuat kopi enak yang bisa di sharing pada setiap episodenya. Cuma gambaran bahwa kopi yang diminum si tokoh itu terlihat enak sekali.

Dan, sebenarnya, kalau mau dipreteli, Coffee House memiliki jalinan cerita yang cukup rumit. Satu dan lain hal saling berhubungan tapi membuat cerita terasa lebih menarik kita ke dalam kehidupan komplikasi para tokohnya.

Hanya saja banyak yang tidak begitu suka dengan drama ini.

Oke, saya akui, kesan saya tidak begitu dalam terhadap ending ceritanya yang 'hanya begitu saja' tapi cukup banyak dijumpai di beberapa drama Korea yang saya tonton. Namun, bagi saya yang penikmat drama, rasanya Coffee House bisa menjadi alternatif hiburan yang menyenangkan. Dan, saya suka akting Eun Jung yang terlihat natural. Ini pertama kalinya doi main drama, kan? Hehehe~ Saya acungi jempol buat ex-leader yang satu ini.

Jadi, bagi teman-teman yang sedang seacrhing tontonan akhir pekan, mungkin Coffee House bisa masuk menjadi salah satu must watch drama list.

Sumber : http://www.koreandrama.org/?p=1898

Tuesday, May 4, 2010

My Boss My Hero

Seorang pria berusia 27 tahun, seorang anak yakuza, tampan, keren dan sangat kaya raya, tetapi bahkan tak mampu menjumlahkan angka hingga menghasilkan bilangan yang lebih besar dari 27! Bodoh sekali. Hingga akhirnya transaksi yang cukup besar dengan yakuza cina pun gagal. Lantas, sang Ayah pun marah dan kecewa, lalu menyuruhnya untuk kembali ke SMA, untuk belajar! Dari sanalah kisah seru, kocak, mengharukan dorama paling recommended sepanjang masa berjudul My Boss My Hero ini dimulai. Ya, sebuah petualangan Sakaki Makio yang menyamar menjadi murid biasa berusia 17 tahun, padahal wajahnya pun sudah uzur aka tak ada tanda-tanda masih berusia belia.



Sebenarnya dorama Jepang yang dimainkan oleh Nagase Tomoya ini sudah sangat lama (2006) tapi saya tak pernah bosan menontonnya hingga sekarang. Adegan-adegan komedinya yang dimainkan natural oleh Nagase, begitu mengocok perut. Tapi, bagi yang menyukai dorama romantis, agaknya dorama ini masih agak jauh dari kesan itu meski ada sedikit sentilan romantis yang tetap saja dibuat kocak. Intinya, dorama ini khusus untuk memutuskan urat tawa.

Sebenarnya, di youtube pun ada beberapa potongan episode yang sudah diberi subtitle, tapi tak lengkap. Saya tak tahu harus menonton dimana, tapi dorama lama ini DVD-nya sudah beredar. Jumlah episode hanya 10 dan kita bisa menangis sambil tertawa menonton dorama ini. Dan, karena tak bisa menemukan episode 1 yang ada subtitle sebagai teaser (yang versi beres), jadi saya masukkan adegan yang bikin saya ngakak saja.



OST dari dorama ini berjudul Sorafune, yang dinyanyikan oleh Tokio dengan vokalis Nagase Tomoya sendiri. Berikut cuplikan PV-nya.




Ahakakak...kocak banget kalo liat Sakaki Makio.

Friday, March 5, 2010

Semangat Belajar Karena Drama

by : Clara

Belajar? Malesssss~
Rata-rata pelajar yang ada pasti merasa males banget sama yang namanya belajar. Mereka lebih suka menghabiskan waktu untuk hang out atau ngobrol dengan teman. Itulah tujuan bersekolah. Bukan lagi untuk belajar. Tapi, apa jadinya kalau pihak sekolah juga membiarkan hal itu terjadi? Sudah bisa dibayangkan keadaan sekolahnya yang jauh dari kesan disiplin apalagi nilai ujian yang bagus. Lalu gimana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi? Ada perguruan tinggi yang menerima saja, sudah bagus. Tapi...gimana kalo pelajar-pelajar bodoh itu diyakinkan bisa masuk ke sebuah perguruan tinggi yang paling hebat?

Todai atau Tokyo Daigaku alias University of Tokyo. Reputasinya sangat menjanjikan. Universitas nomor 1 di Jepang, yang kalau mau masuk ke sana harus berjuang mati-matian belajar. Nggak jarang yang harus mengambil ujian masuk berkali-kali baru diterima. Momok yang cukup mengerikan. Orang yang pintar dan rajin pun belum tentu bisa masuk Todai, apalagi si pelajar-pelajar bodoh itu?

Tapi, Sakuragi sensei memberikan janji itu bagi Ryuzan Koukou (SMA Ryuzan). Dalam Dorama Dragon Zakura ini, Sakuragi sensei memberikan jaminan kalau pelajar-pelajar bodoh di sekolah tersebut, akan ada lima orang yang bisa menembus Todai. Gimana nggak semuanya tercengang? Ryuzan Koukou yang reputasinya terkenal hancur itu, bisa memiliki alumni yang akan menembus Todai? Anak-anaknya saja nggak pernah memperhatikan guru mengajar. Kadang datang terlambat sesuka hati. Mau bolos pun silahkan. Mau dandan di kelas dibolehkan. Mau baca komik atau tidur juga hayuk aja. Mau tampil urakan ala yankee pun dibolehkan. Yang jelas, mereka semua pemalas. Tidak mau belajar. Jadi gimana bisa lima orang bisa masuk Todai? Satu pun rasanya mustahil!

Dengan sistem belajar yang telah dibuat sedemikian teliti oleh Sakuragi sensei, enam orang siswa akhirnya mau mengikuti kelas khusus yang telah dibentuk oleh guru bersikap tegas dan dingin itu. Kata-kata yang keluar dari mulut Sakuragi mungkin kasar (dia paling sering ngatain BAKA aka BODOH) tapi, pada akhirnya justru semua itu menjadi picuan bagi mereka untuk membuktikan kalau mereka pada akhirnya juga BISA! Dengan pergaulannya yang luas, Sakuragi meminta bantuan pada beberapa rekannya yang pandai di bidang seperti matematika, science, bahasa inggris dan literature. Tehnik belajarnya pun berbeda dengan guru-guru kebanyakan. Misalnya untuk belajar matematika, bukan dengan cara yang membuat siswa tertekan, tapi coba dengan membuat siswa mencintai matematika itu sendiri. Maka, dibuatlah permainan ping pong matematika yang akan melatih kerja otak siswa untuk langsung memikirkan jawaban dari soal-soal sederhana. "Jika kamu tidak bisa menjawab soalnya dengan cepat, maka kamu akan kalah dari game ini!" Begitulah sekilas penuturan Sakuragi pada keenam siswanya.

Dorama Dragon Zakura ini memang merupakan dorama lama yang muncul sekitar tahun 2005. Tapi, menonton dorama ini mampu memicu semangat kita untuk belajar. Dorama ini benar-benar menyajikan semangat, pantang menyerah dan membuat kita benar-benar terpacu untuk BISA melakukan apa pun yang sebenarnya terasa mustahil.

Cast:

Abe Hiroshi as Sakuragi Kenji
Yamashita Tomohisa as Yajima Yusuke
Nagasawa Masami as Mizuno Naomi
Koike Teppei as Ogata Hideki
Aragaki Yui as Kosaka Yoshino
Nakao Akiyoshi as Okuno Ichiro
Saeko as Kobayashi Maki



Pendapat pribadi:

Nonton, deh. Pasti semangatnya akan benar-benar tertular. Kisah ini begitu sederhana, tapi emosi pemainnya yang keluar membuat saya yang menonton bisa menitikkan air mata sekaligus deg-degan tegang. Yang jelas, saya termotivasi buat belajar juga. Tapi...belajar apa ya? Hihihi....


credit : Dragon Zakura dramawiki

Friday, February 26, 2010

Code Blue Dorama

by : Clara

Dokter itu bukan Tuhan.
Satu pernyataan ini rasanya patut menjadi pegangan bagi siapapun yang merasa sedang berada dalam situasi dimana sedang mengandalkan kehebatan seorang dokter untuk menyelamatkan nyawa seorang manusia. Dia sama seperti kita, manusia yang juga punya kegagalan, kepayahan bahkan segala macam keterbatasan dalam dirinya.

Dokter juga punya perasaan.
Jangan menyalahkan dokter jika dia terlalu larut dalam perasaan pasiennya hingga menyebabkan kelalaian terjadi. Dia hanya orang biasa yang juga bisa terikat emosi dalam mengerjakan sesuatu. Dia juga punya masa lalu yang dijadikan cerminan saat dalam menghadapi pasiennya.

Karena Dokter juga seorang manusia. Dimana hitam putihnya manusia selalu ada kegagalan dan keberhasilan.

Menurut saya, hal-hal semacam itulah yang sebenarnya ingin dibahas dalam dorama yang ditayangkan tahun 2008 oleh stasiun Fuji TV ini. Code Blue. Dorama yang saya review kali ini adalah dorama sederhana yang mengangkat tema kemanusiaan disamping medical untuk dibahas. Atau menurut saya, dorama ini mencoba menceritakan ilmu kedokteran dari sudut pandang yang berbeda.



Review:
Judul : Code Blue - Emergency Lifesaving / Doctor Heli Kinkyuu Kyumei
Episode : 11 + Special
Theme Song : Mr Children - Hanabi
Genre : Medical (tapi menurut saya lebih ke kemanusiaan atau dorama)
Pemain : Yamashita Tomohisa, Toda Erika, Aragaki Yui, Asari Yosuke, dan Higa Manami.

Sinopsis:

Adalah mengenai sebuah rumah sakit bernama Shohoku Emergency Centre yang memiliki fasilitas sebuah helikopter dalam sebagai pelengkap ambulance dalam bertindak menangani kecelakaan-kecelakaan. Tujuannya supaya bisa mencapai tempat kejadian bencana dengan lebih cepat sehingga bisa menolong korban.

Sementara itu, diceritakan mengenai keempat dokter trainning yang masuk ke bagian Emergency Shohoku ini. Mereka bernama Aizawa Kousaku, Hiyama Mihoko, Shiraishi Megumi dan Fujikawa Kazuo. Keempatnya memiliki cita-cita yang sama yaitu bisa mengendarai helikopter tersebut karena sama-sama ingin memperjuangkan impiannya untuk bisa menyelamatkan nyawa orang.
Namun, dari ketiga orang itu, hanya Fujikawa Kazuo saja yang belum berhasil menaiki helikopter tersebut.

Disamping keempat dokter baru itu, beberapa dokter senior juga turut terlibat memberikan arahan bagi perkembangan ilmu lapangan (operasi) bagi para sang dokter baru. Arahan-arahan dan petunjuk yang mereka berikan, pada akhirnya membawa dokter-dokter baru ini menjadi dokter bagian Emergency yang sangat profesional dan mengutamakan tugasnya yaitu menyelamatkan manusia.

Isi dalam dorama ini kebanyakan hanya kombinasi yang pas dari tiap karakter yang memiliki problematika masing-masing.
Bagaimana Aizawa yang dingin bisa bertindak tegas sebagai seorang dokter bahkan hingga mengorbankan waktu untuk neneknya yang juga sakit?
Bagaimana seorang Shiraishi yang gugup saat pertama kali menghadapi pasiennya?
Bagaimana Hiyama gagal dalam misi helikopter pertamanya?
Bagaimana Fujikawa menerima penolakan dari dokter kepala yang menyuruhnya berhenti menjadi dokter saja, hanya karena karakternya yang penuh perasaan terhadap pasien?

Semuanya diramu dengan sangat pas, hingga tanpa saya sadari, saya banyak mengambil pelajaran dari dorama ini. Belum lagi, banyak adegan-adegan yang mampu membuat kita menitikkan air mata karena emosi yang dimainkan begitu menyentuh hati. Tetapi, disamping adegan yang menyentil hati, banyak juga adegan yang membuat (saya) ngilu, seperti adegan operasi pada bagian leher (pembedahan di leher dan darahnya muncrat kemana-mana), atau menggunakan suntikan besar untuk menaikkan tensi darah, dsb. Namanya juga dokter Emergency, selalu saja berhadapan dengan korban-korban kecelakaan.

Yang jelas, bagi yang suka medical, dorama ini juga patut ditonton, terlebih bagi pecinta Dorama Jepang (mengesampingkan Yama-Pi yang memang banyak digandrungi cewek-cewek). Dorama yang sesion ke 2 nya sedang berlangsung ini, patut diacungkan jempol karena kualitas ceritanya yang tidak biasa. Dan, mungkin dorama ini bisa dijadikan cerminan bagi para dokter (ada teman blogger yang dokter? hihihi) atau juga para calon dokter. Karena, saya berharap, dokter di Indonesia juga bisa mengataskan keselamatan pasiennya dan juga bertindak gesit.

Kalau ada yang mau download silahkan.
Kalau ada yang mau beli juga silahkan, mungkin bajakannya sudah tersedia hiahahaha~


Demikian reportase Clara dan Komputernya-yang-baru-sembuh-dari-sakit.

Monday, February 8, 2010

Hachiko Monogatari

by : Clara

Jepang bukan saja terkenal oleh yang namanya bunga Sakura atau gunung Fuji. Ada banyak sekali hal yang menarik yang menyorot nama negri asal Doraemon tersebut. Salah satu hal yang juga menjadi daya tarik tersendiri dari Jepang adalah mengenai sebuah patung anjing yang berdiri di depan stasiun Shibuya bernama Hachiko. Pembuatan patung Hachiko ini bukan berdasar semata-mata hanya untuk hiasan yang menjadi semacam ciri khas perfektur Shibuya, yang juga terkenal dengan gyaruu-nya (cewek-cewek yang senang sekali dengan fashion). Ada sebuah kisah tersembunyi yang membangun si Hachiko hingga berada di sana.

Hachiko itu sendiri merupakan jenis anjing khas Jepang yang sering disebut Akita dog atau dengan kanji 秋田犬. Tipe anjing dengan bulu tebal yang membuatnya tahan berada di bawah salju sekali pun dan memiliki mata yang meruncing di ujungnya sehingga tampak sedikit sipit dan tajam. Sementara Akita dog berkarakter sangat setia sehingga bisa sangat akrab dengan manusia.

Kisah Hachiko itu sendiri sudah cukup lama. Dia lahir di tahun 1923 di sebuah perfektur bernama Akita. Lalu seorang profesor bernama Ueno Hidesaburo ingin memeliharanya sehingga Hachiko pun dikirim dari Akita menuju Tokyo dari stasiun Odate, menuju stasiun Ueno. Sejak itu resmilah Hachiko dirawat oleh Ueno. Mereka tinggal di dekat stasiun Shibuya dan Hachiko hidup bersama 2 anjing lainnya milik profesor. Setiap hari Hachiko selalu mengantar profesor pergi bekerja dan akan kembali lagi pada petang untuk menjemput majikannya itu di depan stasiun. Suatu hari, profesor itu meninggal saat sedang bekerja sehingga ketika Hachiko menunggunya di depan stasiun, Hachiko tidak bertemu dengan profesor. Hachiko tidak tau kalau profesor sudah meninggal hingga akhirnya setiap hari Hachiko terus menunggu sang majikan hingga 9 tahun lamanya. Hachiko akhirnya meninggal pada tahun 1935 di usia 13 tahun. Dia meninggal di jembatan Inari dekat Sungai Shibuya. Hachiko tidak pernah pergi ke sana sebelumnya. Dan setelah diotopsi, ternyata Hachiko menderita filariasis (penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing).

Kini, kisah Hachiko kembali diangkat oleh Lasse Harllstorm menjadi sebuah film drama yang lebih modern. Dengan memasang Richard Gere dan Joan Allen sebagai pemeran utamanya, film ini sangat-sangat mengundang air mata.


Alur ceritanya sendiri tidak merubah sama sekali inti cerita dari sejarah Hachiko sendiri. Namun, karena semuanya dibuat oleh Holywood, tentu saja sedikit ada perubahan di sana sini. Dimulai dari seekor anjing Akita yang dibawa dari Jepang dalam sebuah kurungan kayu menuju Amerika. Sampai di sebuah stasiun, anjing itu dibawa dalam sebuah troli bersama kumpulan barang yang lain. Namun, karena anjing itu bergerak tidak betah, kurungannya pun terjatuh dan kayunya rusak hingga akhirnya dia bisa bebas dari kandang. Diantara puluhan orang yang berlalu-lalang, seperti sudah ditakdirkan anjing itu pun bertemu seorang kakek tua bernama Parker Wilson (Richard Gere). Mulanya Parker Wilson tidak mau mengajaknya pulang meskipun merasa kasihan pada si anak anjing yang tersesat. Dia meminta pertolongan petugas stasiun tapi orang itu menolak. Akhirnya Parker pun terpaksa membawanya ke rumah.

Sang istri ternyata tidak suka dengan kehadiran anjing itu. Parker pun terpaksa mencari orang yang mau merawatnya, tapi lagi-lagi tidak ada yang mau membantunya. Dia pun menemui seorang kerabatnya yang masih keturunan Jepang. Di sana parker diberitahu bahwa anjing kecil itu memiliki kalung dengan huruf kanji delapan (å…«) sehingga Parker pun mulai memanggilnya Hachi, yang juga berarti hati atau kokoro. Suatu ketika istrinya, Cate Wilson (Joan Allen) membuat sebuah iklan dengan foto si anjing. Namun, begitu melihat Parker sedang bermain-main dengan Hachi, hati Cate pun luluh. Dia memutuskan untuk membiarkan suaminya merawat Hachi.

Dan dari situlah, kisah Hachiko yang sebenarnya dimulai.

Kesan saya sewaktu menonton film ini tidak jauh-jauh dari satu kata, tersentuh. Hingga membuat saya nangis bombay. Sebenarnya, film berdurasi 1,5 jam ini tidak berbeda dengan kebanyakan drama yang lain. Malah mungkin ada beberapa adegan yang membosankan. Tapi, kekuatan pada sejarah Hachiko itulah yang membuat film ini sangat layak untuk ditonton. Kalau biasanya saya nonton film pake tereak-tereakkan, di film ini nyaris nggak ada yang seperti itu. Alur ceritanya berjalan begitu tenang namun menggoyahkan emosi. Pengiring lagu dalam film ini juga lembut, yaitu hanya sebuah dentingan piano.

Yang jelas saya pribadi sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton.


NOTE: maaf, ya. buat dua postingan yang ultah memang sengaja saya pasang untuk tidak dikomentari karena saya pikir cuma sekedar ucapan yang mungkin tidak begitu penting ...hehehehe ^________^v *pis*

credit: wikipedia

Salam
(>.^)v

Monday, January 25, 2010

Brilliant Legacy a.k.a Kejora Bintang

by : Clara

Kali ini saya mau review lagi drama yang juga bagus untuk ditonton. Judulnya Brilliant Legacy. Tapi, entah kenapa ada juga yang menyebutkan judulnya Shining Inheritance atau Beautiful Legacy. Salah satu drama Korea yang sudah masuk daftar licensed, sehingga harapan untuk bisa mendowloadnya agak tipis. Tapi, buat saya drama ini seru untuk dinikmati. Terdiri dari 28 episode saja dan masing-masing episodenya memakan waktu sekita 60 menit. Ditayangkan di stasiun SBS sekitar bulan april tahun 2009.






Pemainnya :


Han Hyo Joo as Go Eun Sung
Lee Seung Ki as Sun Woo Hwan
Bae Soo Bin as Park Jun Se
Moon Chae Won as Yoo Seung Mi





Kisahnya dibuka dengan Eun Sung yang baru pulang dari Amerika. Begitu turun dari pesawat, salah satu tasnya tertukar dengan seorang cowok bernama Hwan. Namun, keduanya tidak menyadari hingga mereka sampai di rumah masing-masing.

Permasalahan yang ada nggak jauh-jauh dari permasalahan dalam rumah tangga. Ayah Eun Sung mengalami kegagalan dalam sahamnya sehingga perusahaannya berujung bangkrut. Namun, sebuah kecelakaan menyebabkan Ayah Eun Sung dianggap telah meninggal. Eun Sung dan adiknya, Eun Woo yang autis, diusir dari rumah oleh Ibu tirinya dengan alasan tidak punya uang untuk membeli rumah yang besar untuk mereka tinggal. Ibu tirinya hanya membawa anak kandungnya, Seung Mi, untuk tinggal bersama. Ibu tiri Eun Sung serakah. Dia mencairkan uang asuransi suaminya itu untuk dikuasai sendiri, sementara dia membiarkan Eun Sung dan Eun Woo luntang-lantung di jalan. Sampai akhirnya, Eun Woo menghilang karena sengaja dibuang oleh si Ibu tiri ke luar kota, jauh dari Seoul.

Sementara itu, Eun Sung yang bertahan hidup sambil berusaha mencari Eun Woo, bertemu dengan Jun She, seorang cowok yang tampan dan baik hati (halah) yang banyak membantu Eun Sung. Mulai dari membantu mencarikan rumah hingga berusaha memasang pamflet agar Eun Woo bisa ditemukan.

Di sela-sela perjuangan hidup Eun Sung, dia pun bertemu dengan seorang nenek tua yang terluka dan ditolongnya. Tapi, ternyata nenek itu adalah orang tua yang kaya raya. Nenek itu punya perusahaan makanan sup sapi yang terkenal. Berkat bantuan nenek itu, Eun Sung bisa bekerja di restorannya, tinggal di rumahnya, bahkan si nenek berjanji akan mencari Eun Woo untuk Eun Sung. Tapi, nenek itu ternyata adalah nenek dari Hwan yang tasnya pernah tertukar dengan Eun Sung. Hwan yang sombong selalu saja menuduh Eun Sung sebagai penipu.

Sang nenek yang berusaha keras memutar otak untuk mengubah sikap sombong dan angkuh Hwan itu, akhirnya menyuruh Eun Sung untuk membantunya. Dan, seperti yang bisa ditebak, mereka akhirnya jatuh cinta. Percintaan segi empat tak terelakkan antara Eun Sung, Hwan, Jun She dan Seung Mi. Namun, pengolahannya yang menarik membuat saya tidak sanggup berlama-lama menunggu tiap episodenya.

Apa ada yang merasa pernah melihat cerita dari drama yang kini sudah siaran langsung di Indosiar ini? Hehehehe, intinya sih, kalo nggak suka dengan Korea, bisa tonton versi Indonesianya yang sudah melewati proses per-lebay-an yaitu melalui sinetron Kejora Bintang.

Salam
(>.^)v

Saturday, January 9, 2010

Tokyo Dogs The Series

by : Clara


Tahun 2009 kemarin, saya ingat, Jepang sedang menayangkan banyak banget drama berserinya. Saking banyaknya saya sampai bingung. Ada yang settingnya agak-agak jadul, ada yang keliatannya tentang bisnis, tapi ada juga yang menghibur (dalam artian ceritanya lucu dan cowoknya ganteng-ganteng). Dan diantara deretan drama yang beraneka macam genre itu, pilihan saya jatuh pada drama Tokyo Dogs. Karena itu, saya pun merasa pengin mereviewnya. Maaf ya, buat yang mungkin nggak begitu suka jejepangan, masalahnya saya sangattttt jarang sekali menonton drama buatan orang bule.



Oke, saya mulai reviewnya.



Judul : Tokyo Dogs
Pemain : Oguri Shun, Mizushima Hiro dan Yuriko Yoshitaka
Genre : Komedi, Detektif
Episode : 10 Episode
TV : Fuji TV


Drama ini berkisah tentang Takakura Sho (Oguri Shun) yang ayahnya terbunuh sewaktu dia masih kecil. Dari sana, muncullah cita-cita Sho untuk membongkar kedok pembunuh ayahnya. Sho pun bekerja sebagai detektif di New York tapi kemudian dipindahkan ke Tokyo karena sebuah alasan. Di Tokyo dia bekerja sama dengan Kudo Maruo (Mizushima Hiro) sebagai detektif di bagian investigasi. Keduanya memiliki sifat yang agak kurang sinkron. Sho memiliki sifat yang kaku, secara dia pernah sekolah di militer sehingga pakaian sehari-harinya pun selalu lengkap-kemeja, jas dan celana panjang. Sementara Maruo sendiri lebih ditampilkan sebagai karakter yang santai dan kadang selengekkan.


Cerita ini ringan. Meskipun genrenya detektif yang konon (kalau ingat Conan, apalagi Kindaichi) pasti mikirnya berat. Namun, dengan selingan joke yang hadir diantara Sho dan Marruo, serta sikap Mamanya Sho, kecil kisah ini terasa begitu segar untuk diikuti. Yah, kalau saya pribadi sih, terutama karena ada Oguri Shun, dong (*_*). Soalnya saya masih keki dengan penampilan Oguri Shun ketika dia membintangi serial Boy Before Flower versi Jepang (Hana Yori Dango).

Monday, December 14, 2009

IRIS

by : Clara


gambar diambil dari sini

Saatnya sekarang saya kembali me-review Korean Drama yang lain, yang sedang saya tonton.

Judulnya IRIS. Drama ini sudah tayang sekitar sembilan minggu di stasiun KBS dengan penayangannya setiap hari Rabu dan Kamis pukul 21.55. Tapi katanya (saya nggak nonton langsung) di tivi kabel Indonesia, channel yang sama--KBS, juga sudah bisa disaksikan. Tentunya dengan penambahan sub title inggris. Saya pribadi lebih memilih menonton via komputer (namanya juga pacarnya komputer :P).

Kalau DVD bajakannya di Indonesia, saya belom tau apa ada atau nggak. Harusnya sih ada, soalnya drama ini mendapat rating yang sangat bagus di Korea sana. Bahkan ada kabar yang mengatakan bahwa drama IRIS ini akan dibuat session duanya (semoga nggak berakhir seperti cinta firti yang sudah sampai session....berapa sih? lima ya?). Sayangnya Lee Byung Hun, pemeran utama dalam drama ini, konon katanya tidak akan bermain dalam serial berikutnya itu dikarenakan jadwal padatnya untuk bermain dalam sekuel G.I Joe. Saya sendiri belum melihat film itu....Penasaran banget, pengin liat Byung Hun sshi main bareng aktris Hollywood (kok telat banget ya saya ini XD).

Oke, sedikit dengan intro, langsung aja saya mulai dengan reviewnya.

Judul : IRIS
Pemain : Lee Byung Hun as Kim Hyun Joon, Kim Tae Hee as Choi Seung Hee, Jung Joon Ho as Jin Sa Woo, Kim Seung Woo as Park Chul Young, Kim So Yeon as Kim Sun Hwa dan T.O.P as Vick.

Sinopsis cerita:

IRIS berkisah mengenai sebuah organisasi rahasia yang menjadi tempat bernaungnya seorang pembunuh bayaran bernama Hyun Joon. Sementara itu Vick yang adalah pembunuh bayaran juga tapi dari organisasi berbeda, mengincar Hyun Joon dan mendapat tugas untuk membunuhnya.

Cerita dibuka dengan sebuah prolog yang seru, dimana Hyun Joon melaksanakan misinya untuk membunuh seorang petinggi Korea Utara yang sedang datang ke Budhapest. Hyun Joon berhasil membunuh targetnya (disebut EX atau dengan kata lain : target pembunuhan adalah orang penting), namun ternyata persembunyian Hyun Joon saat melakukan aksinya, diketahui oleh tim pengaman si orang penting tadi. Alhasil, terjadilah kejar-kejaran antara Hyun Joon dengan tim tersebut. Hyun Joon nyaris saja lolos, tapi sayangnya sempat tertembak di bagian perut kanan sebelum dia kembali lolos lagi. Namun tak lama, tim tersebut bisa menemukan Hyun Joon. Sayangnya ketika adegan Hyun Joon terjatuh karena letih dengan lukanya, langsung terpotong dan adegan kemudian beralih pada suasana kampus. Diceritakan bagaimana Hyun Joon bertemu dengan Seung He yang selanjutnya membawa Hyun Joon kepada organisasi rahasia tersebut bernama NSS. Tidak ketinggalan pula terjadi cinta segitiga antara Sa Wo, teman baik Hyun Joon dengan Seung He yang dipertemukan secara tidak sengaja melalui senior Sa Wo yang mengajaknya bertemu di sebuah cafe. Sa Wo pun akhirnya juga menjadi salah satu organisasi dari NSS ini.

Pendapat pribadi:

Saya yakin drama ini keren, kenapa? Karena pemainnya juga cukup terkenal ditambah lagi aktingnya memukau, sangat mendukung jalan cerita yang juga seru. Banyak adegan action plus lumuran darah karena kisah ini tak luput dari yang namanya senjata api. Meskipun kadang ketika masuk ke bagian romance nya saya sedikit kurang suka (lohhhh, biasanya paling suka adegan romantis?), tapi drama ini sangat saya anjurkan untuk ditonton. Terutama bagi pecinta darah, berantem, adu jotos, tembak-tembakan, kejar-kejaran (tapi nggak pake musik sambil nyanyi). Yang jelas ketegangannya bisa disamakan dengan saat nonton film action Hollywood, deh. Dan yang terpenting akan banyak misteri di dalam kisah drama ini yang membuat kita sebagai penonton penasaran.

Ngomong-ngomong, saya mau lanjut lagi ahhh, nonton drama ini ^^

Source: Drama Wiki



Tuesday, November 24, 2009

Last Friend

by : Clara

Yey, kali ini saya mau review dorama lagi. Soalnya mau nulis sesuatu, rasanya kok kebanyakan yang mau ditulis jadi bingung *cuih, hoek...* (jijay, kek kebanyakan ide aja, padahal sih otak pas-pasan lagi mentok). Tapi beneran, deh, belakangan kebanyakan mikir *kek orangtua* sampe saya bingung. Dan benar kata iklan, cewek itu emang bisa mikir semuanya sekaligus. Hahahha...
Saya kira hal itu cuma teori, kenyataannya justru terjadi pada saya sendiri.

Oke, mulai reviewnya.

Sebenarnya ini dorama agak lama, sih (sekitar awal taun punya) tapi karena waktu itu belun rajin blog, jadinya baru sekarang mengulasnya. Tapi tenang saja, dorama ini sangat bagus, jadi bisa dibilang wajib ditonton juga (read: beli bajakan atau donlod).


Judul: Last Friend
Genre: Japanesse Drama
Pemain: Ueno Juri, Nishikido Ryo, Nagasawa Masami, Eita, Mizukawa Asami.
Episode: 11 (hanya sebelas loh!)

Sinopsis:

Michiru Aida (Nagasawa Masami) yang sudah mempunyai pacar yaitu Oikawa Sosuke (Nishikido Ryo), akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama di apartemen Sosuke. Ternyata, ketika tinggal bersama dengan Sosuke, sifat asli cowok itu muncul. Sosuke suka banget marah-marah hingga main fisik, kemudian setelah melihat Michiru nangis, dia minta maaf. Tau kan? Dia punya semacam masalah dengan jiwanya. Apa sih istilahnya ya? *garuk-garuk kepala*

Suatu ketika, Michiru kembali bertemu dengan teman lamanya yang dulu begitu karib dengannya. Namanya Kishimoto Ruka (Ueno Juri). Michiru yang tertekan dengan keadaan dengan Sosuke, ditambah lagi dia mendapat bully dari rekan di tempat kerjanya--salon, kemudian memutuskan untuk pindah ke rumah Ruka, dimana dia tinggal bersama kedua temannya, Takigawa Eri (Mizukawa Asami) dan Mizushima Takeru (Eita). Sejak saat itulah hubungan Michiru dan Ruka kembali dekat. Eitsss... tapi kok nggak ada konflik? Justru itu. Justru saat Michiru dan Ruka tinggal bersama konflik sebenarnya baru dimulai. Dimana, Michiru sempat saya sangka menyukai Takeru, lalu Ruka cemburu, dll. Tapi...tapi ya, salah. Jadi yang sebenarnya konfliknya itu lebih pada batin Ruka yang tersiksa karena ternyata dia mencintai....Michiru! Iya, Ruka cinta Michiru. Ruka cewek. Michiru cewek. Hihihi, intinya Ruka 'sakit'. Tapi perasaan itu ditekannya terus, hingga Michiru nggak pernah tau. Belum lagi masalah bos Ruka yang naksir dia.

Pendapat priabdi:
Dorama ini kerennnnn!! Kenapa? soalnya pergulatan konflik tiap pemain tuh terasa hingga ke jantung. Hihihi, yang jelas berasa banget dengan konfliknya itu. Akting pemainnya juga kelas jempolan, dan nggak usah ragu-ragu lagi. Lalu permainan akting Ueno Juri sebagai Ruka, cewek tomboi yang lesbi itu, begitu menjiwai. Saya sih nggak bisa banyak omong, soalnya ini dorama emang membuat saya jatuh cinta. Cuma aja, Ryo-chan di dorama ini agak kurang 'beringas' dimana dia kan sadis-sadis gimana gitu, tapi kok ekspresi dinginnya masih sama seperti dia main di dorama one litre of tears. Tapi itu sih nggak terlalu masalah buat saya. Dia tetep sudah bermain dengan baik.

Nah, kalo berminat, bisa liat openingnya sekalian bareng lagunya yang keren banget dipersembahkan oleh Mbak Utada Hikaru yang judulnya Prisoner of Love.


credit :
dramawiki, youtube













Tuesday, November 17, 2009

You're Beautiful

by : Clara


Ahhh...pengin posting sesuatu yang berguna, tapi nggak ada ide.


Akhirnya saya mutusin untuk posting tentang review drama yang lagi saya tonton aja, deh. Meski belum selesai, sih, tapi saya rasa sejauh yang saya tonton, sih, udah cukup menghibur.



Postingan ini sama sekali bukan untuk cari duit, hehehe, murni untuk senang-senang saya, aja, kok. Malah lebih bagus, sih, kalo ada yang ikut nonton juga. Kira-kira DVD bajakannya udah keluar di toko belom, ya? *mikir dulu* Mudah-mudahan udah ada.



Eh, kenapa bajakan? Soalnya kalo original, keknya belom ada. Kalo pun ada dan masuk Indonesia, pasti kan harganya mahal banget! Ngeri belinya juga. Mending beli DVD originalnya Cinta Fitri aja deh, yang tebelnya kira-kira nyaingin serial kungfu jaman dahulu kala bangsanya White Snake Legend, Pendekar Harum, lalu Pendekar Burung Elang, atau pendekar-pendekar sakti lainnya. Tapi kalo Pendekar dari Gua Hantu keknya nggak ada DVD nya, deh.

Oke, masuk ke reviewan.

Judul : You're Beautiful



Pemain : Jang Geun Suk, Park Shin Ye, Lee Hong Ki (FT Island) dan Jung Yong Hwa

Sinopsis:


Drama ini berkisah tentang sebuah grup band bernama A.N.JELL yang dalam perjalanan karirnya ternyata menambah satu lagi anggotanya. Yaitu Go Mi Nam (Park Shin Ye). Tapi sodara-sodara, Go Mi Nam ini adalah perempuan! Iya, cewek! Dan sebenarnya dia adalah seorang biarawati yang terpaksa menjadi lelaki atas bujukan manager Go Mi Nam yang asli. Lalu kemanakah si Go Mi Nam yang asli? Hehe, saya juga belum tau. Yang jelas, katanya sih masih hidup. Dan percikan-percikan konflik dimulai dari sana, ketika secara resmi Go Mi Nam menjadi member dari A.N.JELL. Mulai dari perseteruan dengan Hwang Tae Kyung (Jang Geun Suk) yang perfeksionis, kesalahpahaman antara Go Mi Nam dengan Jeremy (Lee Hong Ki) sampai terakhir saya nonton, konfliknya sedang seru karena perasaan Go Mi Nam yang akhirnya jatuh cinta sama Hwang Tae Kyung! Kalau perasaan itu terus berlanjut, kan bisa ketahuan kalau dia perempuan! Gawat, kan?!

Pendapat pribadi:


Drama ini menghibur sekali! Paling nggak ditengah-tengah rasa penat saya, drama ini bisa menjadi solusi untuk keluar dari penat itu sendiri. Ada unsur comedy yang menyegarkan dan bisa bikin ketawa, tapi ada juga unsur romantisnya yang bisa bikin orang--khususnya cewek-cewek, menjerit meleleh karena sikap si cowok yang lembut banget!

Tetapi....iya ada tapinya, sayangnya gitu. Adegan-adegan dalam drama ini cukup banyak yang terasa LEBAY! Mungkin buat beberapa orang lebaynya itu bisa jadi lucu, tapi buat saya lebaynya terasa...lebay! *nggak jelas banget!*


Oh, ya, ada juga beberapa adegan yang rasanya menyentil-nyentil dikit otak kita si penonton, akan drama yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan dunia. Yup, 4 cowok tampan yang menamakan dirinya F4 alias Boy Before Flower. Tapi, sih, yahhh...buat saya masih bisa dimaafkan kok. Apalagi drama ini dilengkapi dengan fasilitas soundtrack yang sangat menunjang bagusnya. Easy listening banget.

Info tambahan:


Drama ini berdurasi 60 menitan, dan hanya akan ditayangkan sebanyak 16 episode.


Mudah-mudahan nggak nambah 1 episode kayak waktu BOF itu. Rencana 24 kok tiba-tiba jadi 25. Ehhh, apa kelebihan ya? Saya lupa.


Source: