
Kenapa harus ada perang?
Itu yang tercetus dalam benak saya sewaktu menonton film ini. Taegukgi, sebuah film Korea yang sebenarnya sudah beredar sangat lama, yaitu pada February 2004 dan kemudian muncul di USA pada bulan September di tahun yang sama. Sayangnya, saya baru bisa menonton film ini di penghujung tahun 2010 xD
Taegukgi merupakan film berlatarkan sejarah perang antara Korea Selatan dan Korea Utara. Melalui kisah ini, kita diajak masuk ke dua dimensi, yaitu tahun 2004 dan tahun 1950, dimana masa-masa itu masyarakat Korea Selatan (Seoul) dikejutkan dengan berita bahwa perang akan meledak.
Permulaan kisah dibuka dengan sebuah evakuasi jenazah tulang belulang oleh para tentara masa kini, yang menginginkan supaya jenazah tulang belulang tentara pada jaman perang meletus itu bisa disemayamkan dengan lebih pantas. Dari sana juga, tim evakuasi menemukan data bahwa seorang mantan tentara bernama Lee Jin Seok masih hidup. Dan, begitu dikonfirmasi, muncullah kakek tua yang memang mengaku bahwa dia benar-benar Lee Jin Seok. Dia masih hidup.
Lalu, scene berganti ke tahun 1950, Seoul. Diperlihatkan dua orang pria yang saling menyebutkan "semir sepatu" sebagai kode yang menunjukkan bahwa keduanya sangat akrab. Mereka adalah Lee Jin Tae (Jang Dong Gun) dan adiknya, Lee Ji Seok (Won Bin). Sampai suatu hari, Ji Seok datang ke tempat semir sepatu kakaknya itu dengan wajah cemas.
"Perang akan meletus." Begitulah berita yang dia bawa.
Masyarakat pun berbondong-bondong mengemasi barang masing-masing untuk mengungsi. Ji Seok dan Jin Tae pun tak ketinggalan. Bersama Ibu dan seorang tunangan Jin Tae yang bernama Young Shin, serta ketiga adiknya yang masih kecil-kecil, mereka segera mengungsi menuju daerah yang sekiranya aman. Tapi, di sana justru tentara Korea mengumbar pengumuman bahwa setiap pria yang berusia 18 - 30 tahun wajib bergabung untuk perang. Jin Seok yang masih berusia 18 tahun pun terpaksa ikut. Jin Tae yang tak suka adiknya ikut perang, berusaha melawan tentara itu, tetapi hasilnya nihil. Keduanya justru malah terjebak dan ikut ke dalam perang.
Pertumpahan darah, orang-orang mati dengan mudah, orang-orang sekarat, bom, kelaparan bahkan kehausan, langsung menjadi santapan Jin Seok dan Jin Tae sehari-hari selama di camp peperangan. Tapi, semangat Jin Tae untuk mengembalikan Jin Seok ke rumah dan sekolah lagi, tidak membuatnya gentar dan menyerah. Justru Jin Tae selalu berusaha menjadi tentara terbaik supaya bisa meminta kebebasan dari komandannya untuk memulangkan Jin Seok ke rumah. Sayangnya, Jin Seok sama sekali tidak menyukai ide Jin Tae. Dia ingin tetap bersama hyung-nya bahkan kalau memang mereka harus berada di camp peperangan terus. Semua itu membuat Jin Seok marah pada Jin Tae dan semakin membuat Jin Tae tak segan-segan mengambil resiko besar untuk menghancurkan lawan.
Tapi, larut dalam obsesinya untuk menjadi yang terbaik, membuat karakter Jin Tae yang penyayang itu perlahan berubah. Hingga Jin Seok sendiri menjadi benci dengan kakaknya itu.
Sampai suatu ketika Jin Seok ditahan dalam sebuah sel. Sementara Jin Tae terus berusaha membujuk komandannya untuk memulangkan Jin Seok. Ternyata saat itu musuh sudah semakin mendekat. Tiba-tiba bom meledak dan membakar hangus sel tempat Jin Seok dipenjara. Jin Tae pun tak peduli pada hujan peluru. Dia cuma mau menemukan Jin Seok dan menyelamatkan adiknya itu. Tapi, semua terlambat. Dia cuma bisa melihat api melahap habis sel tersebut. Dari sanalah, Jin Tae menduga Jin Seok telah mati. Dia pun marah pada sang komandan dan membunuh orang itu tanpa ampun.
Jin Tae tidak tahu kalau Jin Seok berhasil diselamatkan dan sedang menunggu kepulangannya ke rumah di sebuah pengungsian yang aman. Tapi, kemudian begitu dia mendengar berita bahwa Jin Tae tiba-tiba masuk ke dalam tim musuh, Jin Seok pun kembali ke medan perang guna bertemu dengan kakaknya.
Berhasilkah Jin Seok bertemu dengan Jin Tae?
Taegukgi ini merupakan salah satu film yang cukup sadis. Tidak. Bahkan sadis banget buat saya. Tak segan-segan diperlihatkannya gambar potongan tubuh yang pecah akibat bom meledak, orang yang bunuh diri dengan menembak kepala dan otaknya bercecer, lalu yang juga sadis banget adalah ketika Jin Tae membunuh si komandan.
Sedikit melirik, sebenarnya Taegukgi tak berbeda jauh dengan film punya Indonesia sendiri, yaitu Merah Putih. Sayangnya, apa yang saya lihat di Taegukgi tidak saya dapatkan di Merah Putih. Di sinilah perang itu sebenarnya tersaji dalam dimensi lain yang tak kita jangkau langsung. Dan, kalau nonton Taegukgi ini, siapin tissue aja. Kali-kali mendadak mata menjadi basah.