Sunday, March 6, 2011

Jakarta Love Riot - The Musical Drama


Untuk pertama kalinya dalam hidup saya akhirnya menginjakkan kaki di Gedung Kesenian Jakarta. Pada tanggal 26 Februari 2011 kemarin, di tempat tersebut, dilangsungkan pementasan sebuah drama musikal berjudul Jakarta Love Riot. Merupakan salah satu pertunjukan persembahan Eki Dance Company bersama Kompas Gramedia, yang terselenggara selama seminggu penuh, dan berakhir di tanggal 27 Februari, bersamaan juga dengan berakhirnya Kompas Gramedia Fair yang diadakan di Senayan.

Acara dimulai pukul setengah 8 malam--begitulah yang ditulis dalam tiket undangan, tapi pukul setengah 7, saya sudah memarkirkan mobil di area parkir gedung tersebut. Terlalu awal memang, tapi saya tidak mau acara menonton drama musikal untuk pertama kalinya itu menjadi batal hanya karena terjebak macet, karena itulah saya memutuskan berangkat lebih cepat.

Sampai di sana, perut merongrong minta diisi. Bersama teman saya, kami pun menyebrangi jalan dan memutuskan makan di sebuah tempat steak (meski tadinya kami mau makan A&W yang berada di dalam kawasan Pasar Baru, tapi tidak jadi karena cukup jauh ditempuh dengan jalan kaki). Setidaknya steak ini bisa mengisi kekosongan perut untuk sementara.

Selesai makan, setengah delapan kurang sepuluh. Kami langsung kembali ke gedung pertunjukkan. Di pintu masuk, kami menunjukkan tiket undangan yang saya dapat dari kantor (hehehehe~~) dan kami pun dipersilahkan masuk, tapi ruang pertunjukkan masih ditutup. Butuh beberapa menit menunggu, baru kami bisa memasuki ruang pertunjukkan yang langsung membuat saya kagum (katroknya nggak bisa disembunyikan, hehehe~~). Ternyata pertunjukkan tak langsung dimulai. Semua penonton harus memenuhi tempat dahulu baru kemudian sebuah pengumuman berdengung di ruangan itu. Selama pertunjukkan berlangsung, para penonton tidak boleh memotret, merekam, atau membuat suara apa pun. Hanya beberapa rekan media yang boleh menggunakan kamera.

Dan, pertunjukkan pun dimulai setelah lampu padam.

Panggung langsung diisi dengan lima orang yang menari. Kostumnya unik sekali, menggunakan lilitan lampu yang bisa berubah warna. Keren sekali...

Selama pertunjukkan itu pun saya banyak tertawa, terutama begitu Sarah Sechan (saya kebagian Sarah Sechan, karena selain beliau, ada Cut Tari juga yang memerankan karakter yang sama) muncul ke panggung. She's totally awesome. Nggak jaim, nggak peduli apa-apa. Dia benar-benar all out dengan semua aksi "gila"nya. Mungkin bagian Sarah Sechan-lah yang paling membuat saya berkesan dengan drama itu. Selebihnya bukan berarti saya tidak menikmati keseluruhan acara. Justru saya sangat menikmatinya. Tiap koreo dari tari-tariannya, lighting yang menawan, tata panggung yang pas, setting yang setiap scene bisa berubah. Semuanya keren. Hanya saja, jika dilihat dari alur cerita, saya tidak terlalu terkesan. Katakanlah, inti ceritanya tak terlalu berbeda dengan apa yang sudah ada kebanyakan : cewek kaya berpacaran dengan cowok miskin (dalam Jakarta Love Riot, dikisahkan cowok miskin ini adalah penjual soto bernama Toto).

Tapi, saya cukup terhibur, kok.

Setidaknya, ini pertama kalinya saya menonton drama musikal dan saya tak merasa waktu bergerak lama. Tau-tau sudah selesai. Padahal saya masih mau lihat lagi.

7 comments:

Blog Kesetiaan Hati said...

hemmmm... asik yah?
maklum,saya juga belum pernah masuk GKJ,paling cuma lewat doang ho..ho..ho
kalo diundang gratis sih.. boleh juga tuh :P

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

asik ya?? kapan yah bisa ke sana??? hmmm....

Mulyani Adini said...

Kelihatannya asik ya..

mb blm pernah liat drama musikal..

Isti said...

bagus ya drama musikalnya? jadi pengen nonton sekali-kali

Aulawi Ahmad said...

wah gak ngajak2, pingin aku liat gitu secara live :)

EDSA's cominfo said...

hi there :)
have a nice day ^^

Zulfadhli's Family said...

Inget GKJ inget Opera Kecoa yang gw tonton kalo kaga salah 7 taun lalu :-)