Ketika ada pertanyaan mengenai bagaimana anda menggambarkan diri anda, otak saya langsung bekerja. Saya berusaha mencari kata yang tepat untuk benar-benar menggambarkan diri saya. Terus terang hal ini cukup sulit bagi saya, karena secara pribadi saya mungkin hampir tidak pernah melirik mengenai masalah saya adalah orang yang bagaimana. Ya, secara tidak langsung saya memang tidak pernah berusaha untuk mengenal lebih dekat siapa saya. Tetapi pertanyaan tersebut cukup membuat saya memutar otak dan berusaha untuk mengenal siapa diri saya lebih jauh lagi.
Namun, meskipun saya belum berusaha untuk mengenal diri lebih jauh, bukan berarti saya tidak bisa menggambarkan secara singkat mengenai diri saya. Paling tidak, ketika kita mengenal seseorang pun, kita bisa menilainya secara singkat melalui apa yang bisa kita lihat, bukan? Begitu pula dengan diri saya.
Jika saya mencoba menggambarkan diri saya, satu kata yang sempat terlintas begitu saja di kepala. Saya adalah orang yang senang menulis. Saya tidak mahir mengekspresikan apa yang saya rasa melalui sikap, tindakan maupun kata-kata secara langsung, tetapi saya merasa bahwa saya mampu melakukannya di atas kertas. Saya juga lebih menyukai sesuatu yang tenang, namun bukan berarti saya tidak pernah menyentuh keramaian. Hanya saja kenyamanan itu datang ketika saya sendiri, mendengarkan musik lembut, dan tidak ada satu pun orang berada di dekat saya. Maka saat itu pulalah pikiran saya akan terbang mencari imajinasi yang sesuai dengan lagu. Pada intinya saya termasuk wanita melankolis. Dan saya bangga dengan karakter tersebut.
Ini bukan masalah membanggakan diri sendiri atau yang lebih dikenal dengan ajang narsisme. Saya percaya semua orang tahu bahwa masing-masing mahluk Tuhan memiliki unsure positif dan negative, sebagai sebuah bentuk keseimbangan yang memang sudah seharusnya terjadi. Hanya saja, ketika saya menggambarkan diri saya sendiri, saya merasa harus memberikan sebuah unsure positif untuk bisa memajukan diri saya. Saya rasa itulah salah satu kegunaan pengenalan diri lebih jauh. Namun saya juga percaya, bahwa mengenal sifat negative dalam diri sendiri pun merupakan sebuah timbal balik untuk bisa menjadi sosok yang lebih mapan di masa mendatang. Ya, semua orang selalu belajar melalui kesalahannya sendiri, bukan?
No comments:
Post a Comment