Tuesday, February 8, 2011

Tradisi Imlek Saya

Imlekan sudah berakhir.
Hohoho~
Akhirnya libur perayaan tahun baru cina kemarin itu, diisi dengan kumpul bersama keluarga besar dari Ibu saya. Tapi, agak-agaknya ada yang berbeda, kali ini bukan di rumah salah satu kerabat tetua, melainkan menyewa sebuah tempat makan kecil yang menyediakan makanan andalan berupa bakut, yang terletak di daerah Bumi Serpong Damai.

Kumpul keluarga yang sebanyak itu memang hanya akan terjadi dalam acara khusus. Salah satunya perayaan tahun baru ini. Semua keluarga, dari yang dikenal mau pun tidak, dari yang saya hapal betul apa panggilannya, sampai yang tidak, semuanya pun datang memenuhi tempat makan tersebut. Seperti perayaan tahun baru yang sudah-sudah, kami pun datang untuk makan siang bersama sambil menjaga silahturahmi sesama keluarga. Begitu datang, kita wajib mengepalkan kedua tangan di depan dada sambil mengucapkan "Giong Hi" ke semua keluarga.

Acara pun dimulai dengan obrol-obrol singkat, lalu ketika dirasa semua sanak saudara sudah berkumpul, acara makan pun dimulai dengan permulaan doa bersama yang dipimpin oleh salah seorang Pendeta, yang kebetulan juga merupakan keluarga saya.

Pada saat makan-makan seperti ini, yang tetua dan yang masih muda-muda duduk terpisah. Bukan apa-apa, tapi kan obrolannya pun tak akan nyambung jika yang muda dan oma opa bersatu, hehehehe~ Jadi, saya dan saudara yang seumuran pun duduk bersama di sebuah ruangan berpendingin udara. Sambil sesekali bercanda dan meledek salah satu sepupu saya, kami pun melahap makan siang dengan semangat. Maklummm, makanannya enakkk...

Nah, disela-sela makan siang itu, ritual yang tak boleh ketinggalan dari sebuah perayaan Imlek ini pun dilakukan. Bagi-bagi Angpao! Hohoho~~ Meski ada yang sudah membagikannya di awal kami datang, tapi ada juga yang membagikannya begitu semua saudara berkumpul yaitu saat makan siang.

Acara makan siang itu pun kemudian ditutup dengan ajang foto bersama. Dimulai dari tetua, sampai kemudian giliran cucu. Hihihi, pun acara itu masih ditambah dengan ajang narsisme (saya) yang benar-benar menjadi penghujung dari seluruh kegiatan tersebut. Sayang, fotonya belum dikirim oleh saudara saya, jadi tidak bisa berbagi pada teman-teman.

Dan terakhir, sekali lagi saya mengucapkan selamat tahun baru cina pada teman-teman yang merayakannya ^^
Angpao na lai? :P

14 comments:

yuiayumisakurai said...

gong xi fa chai ^_^

Yus Yulianto said...

gong xi fa chai ^_^

NOOR'S said...

Tiada yang lebih indah selain bercengkerama dan bersenda gurau bersama keluarga, Met Imlek ya Non...! sayangnya Bang Pendi ngga kebagian angpaonya nih...:). Angpao na lai ? hehehe

Aulawi Ahmad said...

nih bwa angpao utkmu, tp msh amplopnya doang hihihihi

Dwi Wahyu Arif N said...

mau dun angpaonya :D

Hennyyarica said...

ga jauh beda sama lebaran ya? dulu waktu masih kecil saya juga selalu diajak oma berkunjung ke rumah teman-temannya yang merayakan imlek. enak banget (makanannya) huehehe..belom lagi dapet angpao juga :)

Unknown said...

Hmmm Hari Raya selalu menyenangkan ya mbak..
kumpul sama keluarga..

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

angpaonya mana?? bagi dong... hahhaha

catatan kecilku said...

Bakut? Kok aku baru dengar ya nama itu..?

the others.... said...

gong xi fa chai..... (maaf telat)

jejak langkahku said...

Wah, acaranya menyenangkan sekali.

Ninda Rahadi said...

doh sayang kagak ade potonye padahal udah ngarep lihat2 foto disini

aishi lely said...

iyah setuju kata ninda mana foto2nya? kemarin saya juga blom sempat memotret lampion2 merah karena sebelom imlek hujan terusss...juga saat perayaan dengan pesta kembang api :(
kayaknya saya yg harus bilang angpao na lai? hihihi
selamat tahun baru ^^

Elsa said...

imlek...
aku suka sekali lihat banyak lampion merah tuh