Kata orang selalu ada kesempatan kedua di setiap kehidupan. Saya tidak mau percaya pada pencipta pemikiran macam itu. Saya punya pemikiran saya sendiri dan saya rasa memberikan kesempatan kedua sama dengan mencipta lubang sakit hati yang lebih dalam. Cukup satu kali saya terang-terangan di bohongi oleh orang yang saya anggap sahabat, karena itu saya sulit sekali untuk bisa percaya padanya lagi. Apalagi berbagi banyak hal. Maksudnya saya, mungkin berbagi hal selama itu menyenangkan, tapi tidak di saat saya terpuruk. Saya cukup sadar diri dengan keberadaan saya. Jadi saya sudah mendirikan dinding pembatas yang akan membuat saya tidak mempercayakan kisah tidak menarik saya padanya.
Mungkin itu yang disebut kecewa dan juga dendam.
Mungkin saya terlalu sensitif dan perasa, tapi sungguh ketika saya dikecewakan saya bisa membalasnya dan juga akan langsung membuat jarak kecil yang tidak tampak. Namun saya tau, lama-lama jarak itu akan membentuk jurang besar yang menjebloskan saya sendiri. Karena itu saya berusaha untuk menambal setiap jarak yang pernah saya buat. Mungkin saya tidak akan menambalnya dengan kata-kata maaf, atau justru mungkin itu yang akan saya lakukan.
Yang jelas, apabila kata maaf itu meluncur...saya tidak yakin itu semua karena benar kesalahan saya. Saya tidak minta dibohongi dan saya tidak minta dikecewakan.
SAya hanya mengharapkan satu hal, satu hal yang saya rasa cukup sederhana. Tolong jangan abaikan keberadaan saya. SAya bukan hantu yang transparan dan saya tidak sedang menggunakan jubah gaib milik Harry Potter. Dan jika saya tidak pantas menjadi seorang teman, katakan dan abaikan saya. Mungkin luka itu akan memerah dan perih, tapi saya tidak perlu terluka lagi oleh satu orang.
Saya benar-benar minta maaf...
No comments:
Post a Comment