Sunday, December 14, 2008

Workshop Penulisan Buku-review

Sigh~

Berkat workshop ini, saya dan kawan sesama forum Indosiar, Idy_tea dan Angelic_rafael, janjian bertemu di sebuah mal. Kami bertemu, saling melempar senyum, saling sapa dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju tempat workshop diadakan. Kami semua datang dengan perasaan antusias, sambil berbagi cerita sedikit mengenai diri kami masing-masing. Bukan topik besar, tetapi sekedar bertanya kegiatan yang sedang dijalani dan...tak jauh-jauh pasti bertanya soal pengalaman menulis kami masing-masing.

Tidak terasa perjalanan itu menjadi lebih cepat. Melewati pasar yang menyapa kami dengan bau amis pun, rasanya begitu cepat. Kami pun tiba di tempat, dan juga dimana persimpangan itu dimulai.

Satu gedung, adalah tempat dimana workshop yang kami daftarkan berada, sementara di satu gedung lain, terdapat sebuah workshop juga yang konon sudah diketahui oleh Idy_tea tetapi terlambat, sehingga ia pun tidak me3ndaftar ke workshop tersebut.

Kami berdiri sambil menimang untuk mengintip barang sejenak siapa pembicara di workshop yang menjadi surprise kami ini.

WOW!! Antusias kami bahkan jauh lebih tinggi dibanding sebelum datang ke tempat itu. Bayangkan saja, Sita Karina dan Andrei Aksana menanti di gedung berwarna coklat itu, hendak membagi ilmu mereka dalam menulis novel! Siapa yang tak tergiur oleh nama 2 penulis besar itu?!

Tentu saja, kami pun tergiur!

Tapi tak ada pilihan. Kami sudah mendaftar pada workshop di seberang sana. Sehingga, setelah melakukan rundingan kecil, kami memutuskan untuk menuju tempat dimana kami seharusnya berada. Kaki-kaki kami melangkah ke gedung putih itu. Menukar kartu tanda pengenal, dan setelahnya melintasi lift dan anak-anak tangga, hingga akhirnya kami bisa sampai di aula, dimana workshop yang kami daftar itu berlangsung. Di tengah-tengah seminar, kami pun menyusup masuk dan duduk di bagian tengah.

Disinilah awal mula ide itu muncul.

Kebosanan melanda. Ternyata workshop yang satu ini bukanlah workshop yang pas untuk kami sebagai -sebut saja- penulis fiksi. Workshop ini tidak memberikan ilmu bagaimana kami bisa menggali ide segar untuk naskah bergenre romance, mistery, konyol atau horor yang mungkin akan lahir melalui tangan dan kepala salah satu dari kami. Alhasil, kami pun kembali menyusup keluar. Sempat terhadang petugas, tetapi kami berdalih hendak keluar sebentar, sementara saya berdalih akan mengikuti kuliah untuk sementara waktu.

Ini tidak bohong! Sungguh ada satu presentasi yang tidak bisa ditinggalkan, kecuali saya mau mendapat nilai buruk untuk mata kuliah wajib yang menjengkelkan itu!

Akhirnya, pukul 10 kaki kami malah mendarat di gedung coklat, tempat 2 penulis besar berada dan membagi ilmunya. Kami sempat ragu apakah bisa ikut workshop itu, sementara kami belum mendaftar.

Untunglah...pembayaran bisa dilakukan saat itu juga, dengan syarat mungkin kami tidak bisa mendapat sertifikat. Meski kecewa, tapi apalah artinya sertifikat dibanding ilmu yang akan kami dapat di dalam ruangan ber AC tersebut. Kami pun setuju dan setelah melakukan transaksi, kami bertiga diantar masuk ke dalam. Lalu duduk di sudut kanan, bagian belakang. Saat itu sedang berlangsung tanya jawab yang dibawakan oleh Boim Lebon dan Sita Karina.

Saya terkesan mendengar semua jawaban Sita Karina. Pantas saja ia menjadi penulis hebat. Sungguh membuat saya iri. Saya ingin seperti dia.

Acara yang menyenangkan itu, sungguh berbanding terbalik dengan workshop sebelumnya yang kami datangi. Di sana saya bisa mengantuk dan tidak bisa menangkap apa yang dikatakan si pembicara, sementara di tempat yang satunya, saya sangat antusias. Seolah otak saya mampu merekam semua jawaban Sita Karina, namun karena terlalu banyak kapasitasnya pun tidak muat.

Sangat disayangkan, seperti yang sudah saya katakan, saya harus kembali ke kampus. Presentasi resek itu membuat saya tak bisa berkutik, meski demi menyerap ilmu hal yang saya geluti. Sungguh, 2 jam yang telah saya sia-siakan. Menyedihkan sekali. Sungguh...

Sekembalinya saya dari kampus, Andrei Aksana sedang menjelaskan ilmu-ilmunya pada kami semua yang hadir. Awalnya saya tidak bisa begitu konsentrasi karena capek berjalan kaki. Tetapi lama-kelamaan, semakin mendengar cara Andrei memaparkan materi, saya seperti meneguk segelas kopi. Konsentrasi saya terkumul, semangat saya membara, dan semua materi saya usahakan supaya bisa terserap dengan baik.

Menjelang akhir acara, kami sudah mantab akan kembali ke workshop awal. Tak ada pilihan lain, karena sertifikat kami ada di sana. Kami, waktu itu tidak bisa mengharapkan sertifikat selain di tempat awal itu.

Tapi...ternyata, saat pembagian sertifikat di gedung coklat itu, kami mendapatkannya juga. Sertifikat mungil, simpel dan menarik. Kami terkejut tapi sekaligus senang. Bayangan 2 sertifikat dalam satu hari langsung memenuhi otak saya.

Jadi, intinya, seusai workshop menyenangkan itu, kami harus kembali ke workshop membosankan tadi. Untung ketika kami kembali ke sana, mereka tidak curiga meski saya membawa bungkusan makanan (makan siang dari workshop sebelumnya) dan kantong coklat berisi buku-buku gratisan dari workshop sebelumnya juga. Ternyata salah satu kawan forum kami ada di sana. Terjebak diantara kebosanan juga, sepertinya. Karena tak tahan hening mendengarkan (yang dari awal seminar, si pembicara selalu mengungkit segala sesuatu yang berhubungan dengan kelompok trubus seperti : tikus, hama, gulma, dll) akhirnya kami berempat saling berbagi cerita seru. Kami mungkin yang paling berisik karena tidak memperhatikan si pembicara yang membosankan itu.

nb : Maaf ya ^^ *bow*

Akhir kata, kami sangat senang ketika waktu workshop itu berakhir. Mengambil sertifikat dan kemudian buru-buru pulang. Rasanya lelah. Tapi saya tidak menyesal mengikuti 2 seminar itu. Saya rasa 2 sertifikat itu bisa berguna, meski hanya 1 workshop yang bisa memberikan saya ilmu.

pengalaman : kura2, angelic_rafale, idy_tea dan Amru ^^

No comments: