Kemarin saya sempat menonton acara Tatap Muka yang dipandu sama Om Farhan. Saya suka acara ini dan kalau ingat saya pasti menyempatkan diri untuk menontonnya. Soalnya dari perbincangan antara Om Farhan dengan bintang tamunya, saya serasa bisa mengenal begitu banyak profesi dan juga dari kalangan yang berbeda. Seperti misalnya, waktu itu Om Farhan pernah bertatap muka dengan penulis berbeda generasi, Gola Gong dan Raditya Dika. Sama-sama sukses tapi di periodenya masing-masing. Kalau saya nggak nonton, mana saya tau suksesnya Gola Gong dan ternyata beliau sekarang memiliki rumah kecil yang dijadikan tempat untuk belajar menulis bagi siapapun yang datang ke tempatnya. Aduh saya lupa namanya...maklum udah agak lama episode kali itu.
Nah, yang kemarin ini, Om Farhan menemui Didi Nini Towok. Tau kan seniman yang terkenal banget itu? Penari yang sangat luwes, bahkan saya aja kalah luwes (padahal waktu kecil saya juga jadi pernah ikutan nari.....Pendet bukan Ronggeng). Tau juga kah kalau Didi Nini Towok adalah seorang pencetus tari dwimuka? Itu tarian yang menggunakan dua topeng, satu di depan satu di belakang. Dan beliau bisa menarikan kedua karakter topeng tersebut dengan baik, padahal susah banget keliatannya. Bayangin aja, menari tapi tangan kita harus meliuk-liuk di balik punggung. Lentur lagi. Hebat ya!
Dari perbincangannya dengan Didi Nini Towok itu, saya mengetahui cross gender itu juga disebut-sebut sebagai salah satu topiknya.
Cross Gender. Kalau diterjemahkan melalui sederet.com cross artinya menyebrang, gender artinya jenis kelamin. Yang kalau disatukan menjadi jenis kelamin yang menyebrang. Iya, tubuhnya cowok gayanya cewek, atau sebaliknya. Kalau yang saya tangkep antara cross gender dengan bisexual itu beda. Kalau banci kan bener-bener sudah bertransformasi jadi cewek, kalau cross gender nggak seperti itu. Ehh, tapi ini cuma opini saya dan pendapat saya dari apa yang kemarin didiskusikan antara Didi Nini Towok dan Om Farhan, ya.
Dan fenomena cross gender juga cukup banyak ada di Indonesia. Dalam hal ini dikaitkan dengan budaya dan seni. Jangan bicara di luar itu, saya nggak tau dan nggak menemukan contoh dari perbincangan kemarin.
Sebut saja penari-penari dari keraton Jogjakarta pada jaman dahulu. Dikatakan oleh Didi Nini Towok sendiri, bahwa ada tarian yang seharusnya ditarikan oleh dua jenis kelamin, cewek dan cowok, namun ternyata hanya ditarikan oleh sekelompok cowok. Kenapa? Konon katanya waktu itu sedang maraknya penyebaran agama islam, sehingga penari wanita tidak diperkenankan. Karena ada beberapa adegan tari yang sedikit membutuhkan sentuhan-sentuhan antara cewek dan cowok. Dan itu tidak boleh dilakoni pada jaman itu. Sehingga keputusan untuk membiarkan penari cowok menjadi seorang cewek, dirasa yang paling tepat supaya tarian itu bisa tetap ada.
Lalu saya ingat. Cross gender dalam sebuah budaya bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi di Jepang (dan negara lain) juga ada. Sebut saja Noh atau Noogaku. Noh yang adalah sebuah teater juga dimainkan oleh cowok. Semuanya. Jadi ketika ada peran seorang wanita, maka dia akan memakai topeng wanita.
Menurut saya pribadi, cross gender bukanlah sesuatu yang harus dianggap aneh. Apalagi kalau dilihat dari segi seni dan bisa menyukseskan budaya yang memang bisa menjadi ciri khas sebuah Bangsa. Toh, kalau dipikir-pikir lagi, susah juga bisa memainkan dua karakter yang berbeda. Bayangkan, ketika mengenakan topeng laki-laki, dia harus bisa bergerak dengan bahu tegas dan langkah perkasa, namun di saat yang bersamaan, harus menjadi perempuan yang lemah lembut. Susah banget pastinya.
Mengutip salah satu sumber, Widaryanto:
Alasan utama yang sangat masuk akal dari cross-gender yang terjadi adalah
berkaitandengan sekuritas penyelenggaraan tarinya yang berkaitan dengan event
upacara di keraton.
Note:
Tulisan di atas murni hanya pemikiran saya berdasar acara Tatap Muka yang saya lihat kemarin. Dan beberapa sumber saya ambil dari sini dan sini. Yang terakhir, saya pusing soalnya kalau mau dibeberkan secara lengkap, permasalahan ini bakalan panjang dan saya ogah membuat skripsi untuk kedua kalinya *syndrome orang yang baru lulus*
28 comments:
Apakah aku pertama kali ini
Aku juga tdk berani berkomentar karena ulasannya top banget clara
apakah aku pernah ketemu ga yaaa sama orang cross gender,tapi kayanya pernah tapi susah membedakan,banci cross gender ga yaaa?
aku ada orang deket yang cross gender ini. dulu aku suka ngeri, tapi setelah terjadi sama orang deketku, aku malah jadi sangat pengertian... hehehehe
eh cross gender apa trans gender ya....????
Clara, gimana caranya buat kotak yang ada tulisan dalem nya gitu?
Jadi cantik deh postingannya.. ;)
Kasih tau ya Non!
Setuju sama komen Bang Munir, makin jago aja, nih neng geulis.. Mwah!
bsok klo qu jadi pnyanyi, mo pake rock ah :p
dari setiap susunan kata2 yg dirangkai membuat saya takut komentar....
jD ku hanya bisa bilang keren mabak...
Apa yg mau di comment ya.. mungkin banyak cross gender tanda2 hari mw kiamat,hehehe
Neng geulis,
ikon tanda kutip maksudnya ya?
yang kayak angka 99 entooo??
Caranya juga masih bingung, alnya udah pernah nyoba, tapi tampilannya ga secantik punyamu...
Malah jadi hancur postinganku... huks huks..
ada award ya, Clara. cek di http://just-fatamorgana.blogspot.com/2009/12/puisi-orang-batuk.html
aku sih setuju aja dg cross gender dlm bidang seni. daripada ditabukan karena saling bersentuhan, ya gak masalah deh penari cowok memerankan cewek. sip deh, kamu nambah pengetahuan bahasa/istilah buat kita2 nih.
Baru2 ini saya baru belajar ada mutasi gen yang menyebabkan syndrom klinefelter (sebuah kelainan gender)
hooo....saya jadi inget tontonan john pantau tadi sore, ada mas2 yg malemnya jadi banci jalan,ehhh...siang2 ditemukan sedang jadi kuli bangunan sambil nemplok semen ke tembok (tapi gayanya tetap lebay) hihihi...
manusia itu rupa2 ya.... :)
Kalo gak salah nama tempat Bang golagong itu rumah dunia.
Kayaknya tarian ini (cross gender)kalo di jepang pernah ada dalam adegan film last samurainya Tom Cruise deh.
Eniwei Mas Ninik Towok emang ahlinya.
ohhhh... maksudnya gitu ya mbak...? thanks dech atas tambahan ilmunya....
loh kok gag ketemuyah...aku juga ada ko disana...hehehehehe
cross gender memang banyak terjadi, tetapi jangan dilanjutkan.
perubahan psikologis ditakutkan mengarahkan kepada perubahan fisik yang sangat dimurkai Sang Pencipta.
hmm.. dalam segi budaya mungkin dia dipuji2, tp dri segi kehidupan sosial?
manusia kan ga hidup dalam satu segi
aku pernah nonton mbak... video soal seorang wanita yang dulunya cantiik banget terus mo operasi buat jadi cowok.. saat itu penampilannya udah cowok banget, operasinya dikit2 gt. baru nyadar pas ada fotonya semasa jadi cewek..
ada juga mbak yang agak aneh. aku baca dimajalah dia cewek, punya suami.. tapi terus mengalami perubahan perasaan ke suaminya.. ngga ada lagi cinta tapi cuma kyk teman aja.. nah dia suatu hari ziarah ke makam bung karno.. mimpi apa gt, bangun2 jadi cowok tapi bukan banci.. IYA ITU BENERAN. dan aku selalu bertanya2 sampe skrg.. kok bisaaa gt ya?
aq juga liat loh yang bertatap muka dengan didi nini thowok.... dan ibuku suka banget sama tuch orang makanya aq ikutan liat, yg jadi keherananku ialah keluwesan dia..... ^^
wuah, postingan yang sangat menarik. dari dulu sudah pernah dengar cross gender, tapi baru tau pejelasannya skr. thanks alot!
cros gender?aq baru ngerti ini clara.....wah-wah.....mesti banyak belajar nih aq......hehe
susah juga mau komentar. apapun, semoga yang terbaik dan tidak merugikan publik kayak koruptor :P
cross gender dalam peran di bidang seni dan budaya menurutku seh memang diperlukan.. nice post, clara.. :)
oh iya, aku ada sedikit tugas neh buat clara.. hehe.. peernya blum selesai malah ngasi tugas.. bisa diliat disini clar, Tell me what you read..
semoga sukses ya.. hihihi..
aduh, postingannya rada berat neh, tapi Shin-kun salut, keren... mantap :D...
cross gender sama dengan trans gender ga?
kalo trans gender itu apa bu?
wah postingannya bagus...
Post a Comment